FF/ ONESHOOT/ YOU ARE MY TYPE/ iKON


szrhges
Cast : Goo Junhoe
          Lee Haneul (OC)
          Kim Jinhwan
          Hwang Seulbi (OC)
          And other cast find by yourself
Genre : Romance, Comedy, School life
Author : hwanggrey ‘author freelance’
 
— cuap cuap dulu heheheh … udah sekian lama ngga nulis akhirnya nulis lagi :v yaudah lah gtu aja hehehe .. happy reading yaaw —
“Yaaa!!” Teriakan Haneul terdengar jelas pada laki-laki yang bersantai sambil memejamkan matanya dibawah pohon rindang halaman kampus
Langkahnya perlahan mendekati laki-laki itu “yaa! Goo June! Apa yang kau lakukan disini huhh ??” Tangan nya meraih earphone sehingga yang dipanggil pun sadar
“Yaaaa….!!!” Ucapnya
“Mwooo??!” 
“Kembalikan…”
“Yaaa.. Goo June , dengarkan aku.. Jika kau terus terusan malas seperti ini, bagaimana kau bisa lulus huhhh ?? Apa kau ingin menjadi mahasiswa abadi ??!”
“Aku hanya bersantai, bukan bermalas malasan .. Sudah , kembalikan earphone ku”
“Shireo…!!” Haneul memasukan earphone June ke tas nya.. June hanya mendengus
“Apa kau kesini hanya untuk menggangguku ??” 
Haneul mengeluarkan beberapa buku tulis dan duduk didepan June
“Ohh yaampun .. Kau ingin memberi ku tugas lagi ? Yaa… Kenapa kau tega sekali padakuuu ??” Lanjut June
“Ani … aku meminjamkan catatan ku untuk mu, seminggu yang lalu kau tidak masuk selama 4hari.. Banyak sekali yang harus dipelajari, aku tau kau sangat malas jadi ….”
“Sssstt.. Tunggu , kenapa kau tibatiba sebaik ini padaku ?” Tanya June dengan curiga “kau menyukaikuuu ??”
“Yaaa!!”
“Kkamjakkiyaa.. Eihhh.. Tak perlu berteriak”
“Sudahlah… Aku menyesal berbuat baik padamu..” 
Haneul mengemasi buku bukunya dan memasukan nya kembali 
“Hajima hajimaaa… Yaaa… Aku akan membacanyaaa …” Ucap June sambil memelas 
“Kau tidak pernah serius”
“Kali ini aku serius”
Haneul masih menatap June dengan kecurigaan “kau tidak percaya padaku ?” Tanya June
“Ani…”
“Haneul-aaaahh…” Rengek June
“Buat aku percaya padamu…” 
June terdiam sebentar , 
“Aaahh… Pada pelajaran seni nanti aku akan berkelompok dengan mu” 
“Itu tidak terlalu menguntungkan ku,.. Aku juga bisa bekerja sama dengan Seulbi”
“Haneul-aaahh kumohooonnn”
Haneul mendengus , raut wajah June terlihat seperti kucing yang memelas ingin diberi makan
“Ahh… Baiklah baiklah…” Haneul mengeluarkan buku bukunya tadi “berjanjilah padaku tidak membolos pelajaran etika lagi, jika nilai etikamu C maka kau akan di scors June-yaa” lanjut Haneul
“Ohh… Arraseo .. Gomawo , selalu mengingatkan ku”
“Aku pergi dulu…”
——
‘Yeoboseo?’
‘Ohh.. Haneul-ahh, temui aku di kaffe biasanya’
‘Ada apa ?’
‘Ada sesuatu ingin kubicarakan padamu’
‘Ohh arrasseo’
“June-yaa.. Kau pulang saja dulu , aku ada urusan” 
Haneul mengemasi barang nya setelah mengerjakam tugas bersama June di perpustakaan , sedangkan June terfokus pada games yang dimainkan nya
Haneul lagi-lagi hanya bisa menghela nafas… Dia berdiri daj meninggalkan June , beberapa detik kemudian June tersadar dan segera menyusul Haneul
“Kau pergi kemana?”
“Kaffe”
“Hanbin menelfonmu?”
Haneul meregangkan otot otot pundaknya “hmmm”
“Kalau begitu aku pulang dulu”
“Ckck dasar!”
—-
“Ada apa ?” Tanya Haneul memulai pembicaraan
“Aku ingin minta maaf” jawab Hanbin, sambil memegang jari Haneul
Haneul menjauhkan tangan nya dari jangkauan Hanbin
“Untuk apa ?” 
“Aku sangat menyesal”
“Kau ingin aku datang kesini untuk membahas ini ?” 
“Dengarkan aku dulu Haneul-ahh” 
“Hanbin-ah…” Haneul mendorong kotak kecil yang tadinya Hanbin berikan padanya “aku tidak bisa… Lakukanlah kegiatan yang membuatmu melupakan tentang kita”
Haneul berdiri dari tempat duduk nya
“Ah.. Terimakasih sudah mentraktirku, lain kali biar aku yang traktir”

Haneul berjalan perlahan , entah bagaimana bisa hubungan nya dengan Hanbin berakhir begitu saja hanya karena salah paham.
‘Yaa eodiseo ? Kenapa belum pulang ?’
‘Apa pedulimu ?’
‘Aku dirumah mu… Cepat pulang, jangan biarkan aku membeku diluar sini’
‘Kau kan tau password rumahku, kau bodoh atau—‘
‘Arrasseo arraseo .. Ahh , belikan aku hot chocolate yaa… Aaahh disini sangat dingin’
“Yaa.. Yaaa yaaaa!!!”
“Kenapa sifatnya sejak kecil tidak pernah berubaaahh?” Batin Haneul
—-
“Kau sudah datang? Kenapa tidak memencet bel dulu?”
“Yaa goo June , ini rumah ku.. Jadi buat apa aku permisi dirumah ku sendiri?”
“Ahhh kau benar” June melanjutkan acara menonton tv nya “ahh..hot chocolate ku.. manaaaa?”
“Aku punya susu coklat didalam kulkas , ambil dan hangatkan sendiri.. Aku lelah , aku mau tidur”
June pergi kedapur dan mengambil susu coklatnya dan menuangkan nya.
June berjalan menuju kamar Haneul 
“Yaa kau kenapa ?” Tanya nya .. Seakan June berbicara pada pintu , karena kamar Haneul yang tertutup rapat
“Lelah” jawab Haneul dengan suara parau
“Aku sedang memesan tteoppokki , kau tidak ingin makan bersama ku ?”
“Ani … Aku sangat lelahhh”
“Yaaa sudahlah kalau begitu”
—-

Pagi ini June terbangun diatas sofa dan selimut volcadot yang cukup hangat sehingga saat dia tertidur tidak merasa kedinginan. Dia melirik jam tangan miliknya ‘masih sangat pagi’ batinya
Ia melirik pintu kamar Haneul yang sedikit terbuka. Sisa makanan diatas meja pun sudah hilang entah kemana. ‘Dia pasti akan mengomeliku lagi’ batinya
June memasang headset nya mengingat earphone nya masih disita oleh Haneul dan kembali melanjutkan tidurnya.
Kring kring kring
Alarm milik Haneul berbunyi , tapi Haneul tidak terbangun . June yang merasa terganggu pun menghampiri kamar Haneul dan mematikan alarm nya.
“Yaaa… Alarm mu berbunyi , apa kau masih ingin tidur huh ?”
Haneul tidak menjawab , bahkan posisi tidurnya tidak perpindah sama sekali . June menyentuh pundak Haneul dengan telunjuknya dan mendorong pipi Haneul berusaha untuk membangunkanya.
“Omo!” Setelah memegang pipinya June terkejut
“Yaaa Lee Haneul… Yaaa… Bangunnnn” June menepuk pipi Haneul berkali kali
“Ottokhae ? Ottokhae ?”
‘Seulbi-ah’
‘Oh … Wae ?’
‘Haneul sakit … Ottokhae ?’
‘Mwo ?’ 
‘Panas nya tinggi , aku rasa dia demam’
‘Ohh.. Aku akan kesana, aah iyaa kau bisa mengompres kan ?’
‘Huh? Mengompres ?
‘Yaa… Masa kau tidak tau ck, rendam handuk kecil memakai air , peras lalu tempelkan pada kening Haneul , ahh hidupkan penghangat ruangan nya, selimuti Haneul dan pastikan posisi tidurnya nyaman… 30menit lagi aku akan kesana’
‘Ohh… Ohh arraseo’
June pun menjalankan arahan yang di beritau oleh Seulbi. Mulanya dia bingung air apa yang dia pakai , air dingin atau air panas . akhirnya dia menyampurkan keduanya sehingga airnya hangat. /maygadJune-_-/
June menghidupkan pemanas ruangan dan memakaikan Haneul jaket dan menyelimutinya. 
Dia mengambil kursi didekat meja belajar Haneul dan duduk disamping ranjang Haneul. Karena Haneul tidak bergerak juga sesekali June memeriksa napas nya. Telunjuknya mengulur didepan hidung Haneul dan memastikan dadanya naik turun ‘dia masih hidup…’ Batinya
Berkali kali June menyenggol lengan Haneul agar Haneul terbangun , tapi tidak ada reaksi dari Haneul.
“Na wasseoooo”
June beranjak dari duduknya dan menghampiri Seulbi
“Ohh kau sudah datang…”
“Hmm.. Aku akan mengurus Haneul , kalian siapkan makanan, aku dan Jinan oppa sudah membeli sarapan”
“Gomawo Seulbi-ahh”
“Yaa.. Bagaimana kau bisa menginap disini ? Kau sudah sering menginap disini ?” Tanya Jinan
“Huh ? Aku kan dan Haneul sudah berteman sejak kami lahir”
“Ck… Kau berteman sudah lama , tapi merawat teman sakit saja tidak tau ck…”
“Oppaaaa…..” Teriak Seulbi
Jinan berhenti memakan buburnya 
“Ohh… Waee ?” Balas Jinan dari dapur “kau bisa merapihkan ini semua kan ?” Tanya Jinan pada June
“Mwoo ?? Yaaa hyung…”
“Haneul sudah sadar tapi panas nya tidak turun juga, ottokhae ?” Tanya Seulbi
“Apa semalam kau pergi ?” Tanya Jinan pada Haneul
“O-ooh” jawab Haneul
Jinan memeriksa kening Haneul “apa kau duduk ditaman dan membiarkan dirimu sendiri kedinginan ??”
“N-ne ? Ohh…” Jawab Haneul ragu , bagaimana bisa Jinan tau
“Tidak usah heran.. Kau tau kan apa yang dipelajari dia dikampus” ucap Seulbi
“Ohh hyung kau paranormal” ucap June tibatiba
Mereka bertiga mengabaikan nya
“Yaa goo June kau teman macam apa tidak tau teman nya sedang sakit huh” omel Seulbi
“KemArin dia bilang lelah , aku kira dia baik baik saja dan langsung tidur”
“Kau tidak mengajaknya makan”
“Sudaaaaaaahhh… Tapi dia menolak dan ingin tidur cepat” 
“Sudahlah…”
“Ani.. Kenapa kalian seakan-akan menyalahkan aku ?”
“Geumanhae… Lanjutkan sarapanmu” Seulbi memakaikan jaket pada Haneul kembali “kajja kita kerumah sakit”
3hari kemudian
“Goo junhoe?
Dosen sedang mengabsen satu persatu “dimana goo junhoe? Dia sudah absen 2hari di mata kuliahku”
Haneul mengeluarkan ponselnya dan memberitau June secepatnya ‘yaa pabo! Kalau kau tidak masuk lagi kau akan mendapat C’
“Hadir saaaeemm!!”
Baru saja Haneul mengirimkan pesan, June sudah berada di depan pintu kelas dengan santainya
“Kau berniat untuk mengikuti pelajaran ku atau tidak huhh?”
“Maafkan saya”
“Kemana saja 2hari kau dalam mata kuliahku huh?!”
“Maaf saya tidak bisa menjelaskan, itu masalah pribadi saya”
Suasana kelas menegang.. Pak Jung menatap June dengan tajam seakan akan menusuk June dengan tongkat kecil yang dipegang nya
“Baiklah.. Duduk sana . sekali lagi kau absen atau terlambat jam pelajaran ku. Aku akan memberi mu D”
June membungkuk dan berjalan menuju tempat duduknya di paling pojok kanan belakang. June mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan masuk dari Haneul.


Setelah jam kuliah selesai, Haneul bergegas merapikan buku buku nya dan pergi ke perpustakaan. Tapi saat dia melihat June yg tertidur di bangku nya, Haneul hanya berdecak kagum (?) bagaimana bisa manusia malas seperti June diciptakan. Haneul meremas kertas yang tidak terpakai dan akan melemparnya pada June 
“Tidak usah melempariku kertas” June kembali duduk menyender pada kursinya
Haneul segera menyembunyikan kertas gumpalan nya itu
“Mwo ? Kertas apa ? Siapa yg ingin melemparimu?” Tanya Haneul
“Kau” June berdiri dan menghampiri Haneul “kenapa kau tidak melempariku dengan cintamu saja ?” June mengedipkan mata kirinya pada Haneul dan meninggalkan Haneul dikelas
“Mwo??!”
“Kenapa terdengar sangat menggelikan ?”
“Ada apa dengan makhluk itu?”
“Astagaa.. dia benar benar gila” 
Haneul menggerutu sendiri setelah melihat tingkah aneh June “apa apaan matanya itu huh ? Astagahh kurasa dia salah sarapan pagi ini” Haneul langsung bergegas pergi ke perpustakaan

“Ohh Seulbi-ah”
“Haneul-ah kau sudah sembuh ?”
“Hmm… Terima kasih sudah datang waktu itu”
“Eihh… tto tto , kau sudah mengatakan terima kasih berkali kali..”
“Seulbi…” Panggil Jinan dari belakang , Seulbi dan Haneul pun menoleh . Haneul mendengus setelah melihat June disebelah Jinan
“Ohh wae oppa?” Tanya Seulbi
“Ada yang ingin kutanyakan padamu .. Bisa bicara sebentar?”
Seulbi menoleh pada Haneul 
“kka… Aku tau meskipun satu kampus kalian jarang bertemu” ucap Haneul
Seulbi pun tersenyum “ohh.. Geurae” Jinan menghampiri Seulbi dan menggandeng tangan nya
“Ohh Haneul-ah kau sudah sembuh”
“Emm.. Gomawo sunbae” 
“Gwaenchana .. Ahh kami pergi dulu”
“Ohh…”
June yang sedari tadi menyender pada tembok pun berjalan mendekati Haneul
“Wae?” Tanya Haneul langsung
“Hanya ingin …” June menggandeng tangan Haneul seperti Jinan menggandeng tangan Seulbi “… Menggandeng tanganmu seperti ini”
“Kau …” Haneul berdecak heran “.. Ck ada apa dengan dirimu hari ini huh ?” 
“… Apa kau merasa bersalah tidak bisa merawatku saat aku sakit kemArin ?” 
“Yaa.. Aku hanya ingin menggandeng seperti ini .. Memangnya aneh?” Tanya June kesal
“Hhmm ck .. Tapi tidak biasanya kau seperti ini.. Aku jadi heran”
June pun terlihat gugup “sudahlah aku tidak ingin menggandeng mu lagi” 
June melepas gandengan tangan nya
“Kajja kita makan siang” ajak June dan berjalan didepan Haneul
“Ada apa dengan dia? Ckck sangat aneh” Haneul bergumam sendiri dan mengikuti June dari belakang
Berkali kali June melirik ke belakang memastikan kalau Haneul mengikutinya 
“Aishh.. Kau sangat lama..” June menarik lengan Haneul dan menggandeng nya skali lagi “…jangan bicara dan bertanya apapun” ucap June
“Haneul-ah…” Panggil Hanbin tiba tiba lalu menghampiri June dan Haneul , ekor matanya melirik tangan June dan Haneul yang berpegangan
” … Ku dengar , kau sedang sakit”
“Sudah tidak lagi, aku sudah sembuh”
“Kenapa kau tidak memberitau ku ?”
“Apakah harus ?” 
“Setidaknya biarkan aku membantumu saat kau butuh…”
“Dengarkan aku kim Hanbin…” Haneul mengeratkan genggaman tangan nya, June melirik Haneul “…kita berpisah bukan berarti aku menjadi lemah dan selalu membutuhkan mu, aku memiliki orang orang yang ku sayang yang slalu ada denganku”
Hanbin berdecak “ck .. Maksud mu pria ini ? Bukan kah kau sendiri yang bilang kalau–“
“Kalau apa ? Kalau dia kekanakan ? Sudahlah kim Hanbin aku jauh lebih mengenalnya dari pada dirimu”
“Aku ingin kau baik baik saja”
“Aku baik baik saja, jangan khawatirkan aku”
Haneul dan June pergi meninggalkan Hanbin sendiri.
“Huh ? Aku kekanakan ?” June melirik kearah Haneul
“Memang”
“Apa seperti ini kau bilang kekanakan ?” June memegang kedua pundak Haneul dan memeluknya tiba tiba
Haneul terkejut , matanya berkali kali berkedip “…bagaimana?” Tanya June
Haneul melepaskan pelukan nya “aneh.. Yaa.. Ada apa sih dengan dirimu hari ini ? Kenapa kau tiba tiba sok romantis padaku ?”
“Kau sedang jatuh cinta ?”
“Ahh.. Kau mendapatkan uang jajan tambahan ?”
“Atau ..”
“Bisa kau berhenti menerka yang tidak tidak ?” Tanya June dengan serius
“Ohh.. Ohh” Haneul mengusap kedua lengan nya “nada bicara mu membuatku merinding”
“Ah.. Aku tidak bisa melakukan nyaa…” Ucap June tiba tiba , dia mengacak rambutnya sendiri
Tangan Haneul mengulur dan ikut mengacak rambut June 
“Apa yang kau lakukan ?” Tanya June
“Membantumu ?”
“Yaa!!!”
“Mianhhhh….” Teriak Haneul lalu berlari dari June
“Yaa!! Kemari kau” June menyusul Haneul yang berlari
Jelas saja Haneul cepat ditangkap oleh June . June memiliki kaki yang panjang dan dapat berlari cepat
June balik mengacak rambut Haneul , Haneul menggelitiki perut June . terus saja seperti itu, mereka bercanda tanpa memperdulikan siapa yang melihat.
Kali ini June dan Haneul duduk di bangku taman sambil menikmati minuman dan beberapa roti yang mereka beli tadi
“Kau ada masalah dengan Hanbin ?” Tanya June 
“Ani… Kurasa dia saja yang.. Ah sudahlah lupakan” Haneul meminum kembali latte nya “kau sendiri ?”
“Aku ? Memangnya aku kenapa ?”
“Ani .. Kau bersikap manis padaku hari ini , aku sudah menanyakan nya berkali kali..” Haneul menarik tangan June yang sedang menggenggam minumanya dan mencicipinya “kenapa tidak kau jawab?”
“Aku.. Aku hanya ingin menjadi teman yang baik untukmu saja” June mengambil roti yang akan dimakan Haneul
“Sshh ck..” Haneul menyumpal mulut June dengan beberapa potongan roti “perbaiki kehadiran mu selama kuliah, jadi aku bisa jujur jika ditanyai oleh ibumu”
“Yaa!!” June tidak dapat berteriak bahkan untuk berbicara pun tidak bisa karena mulutnya tersumpal dengan roti roti
“Mwoo?! Mwoo ?!” 
“Junhoe sunbaee…” Seorang mahasiswi dengan tampilan feminim dan manis berdiri tepat di depan June “..aku baru saja pergi kesebuah toko dan melihat sebuah syall bagus, ku kira itu cocok jika dipakai oleh sunbae..” June hanya diam melongo sambil memegang kotak sedang berwarna abu abu itu 
“.. O-ohh.. Gomawo Arin-ah” ucap June “.. Ahh geurae .. Aku pergi dulu” ucapnya sambil membungkuk lalu pergi
“Woohh.. ‘Junhoe sunbae’.. Wuahahaha” tawa Haneul “..sunbae macam apa dirimu? Ohh daebak wahaha” 
“Yaa.. Diam kau” June membuka kotak itu dan melihat syall yang cukup tebal dan terlihat bagus “untuk apa dia memberiku ini ? Apa aku terlihat seperti gelandangan yang kedinginan ?” Tanya June
“Mwo?! Hahaha … Pasti dia menyukaimuu, ahh aku lupa kalau kau makhluk yang tidak peka”ucap Haneul sambil menepuk nepuk pundak June
Haneul sedang berjalan melewati lobby kampus sambil memeriksa kembali catatanya, dia tampak serius, headset nya hanya dipakai sebelah ditelingga kirinya
“Eonnie!!” Panggil seseorang dari belakang Haneul . Haneul berhenti dan menoleh kebelakang
“Apa kau memanggilku ?” Tanya Haneul
Orang itu adalah gadis yang menemui junhoe disaat itu ‘Arin’
“Hmm.. Bolehkan aku memanggil mu eonnie ?” Tanya dia dengan logat yang ‘manis’
Haneul melepas headsetnya dan memasukan buku catatan nya
“Yaa… Boleh…saja sih , tapi ada apa yaa kau memanggilku ?” Tanya Haneul penuh kecurigaan
“Ani… Hanya saja , eonnie sangat dekat dengan junhoe sunbae, aku rasa ini aneh , aku merasa sangat iri melihat kedekatan kalian–“
“Kau menyukainya ?” Pertanyaan Haneul membuat Arin berhenti bicara dan menatapnya diam, Haneul menghela nafas “aku memang sangat dekat dengan junhoe, kalau kau menyukainya silahkan saja, aku tidak akan mengganggu mu untuk mendekatinya” ucap Haneul
“Benarkah ?” Tanya Arin dengan antusias
Haneul hanya tersenyum 
“Kalau begitu .. Apa eonnie mau membantuku agar bisa lebih dekat dengan junhoe sunbae ?”
Haneul terkejut “huh ?” Haneul melirik ke sekitar menandakan kalau dia kebingungan “hmm bagaimana yaa.. Kau tau.. June itu orang nya bukan tipe orang yang mau dijodohkan, dia akan jatuh cinta dengan sendirinya kalau orang itu menarik dihadapan nya.. Jadi aku rasa aku tidak bisa…” Ucap Haneul dengan nada menyesal
Arin terlihat menghela nafasnya tanda kalau dia juga kecewa “Kalau begitu… apa eonnie mau membantuku untuk mencari tau seperti apa tipe yang disukai junhoe sunbae ?”
“Mungkin kalau yang itu aku bisa…” Haneul menepuk pundak Arin “akan kuusahakan untuk membantumu”
“Jinjja ? Gomawo eonniee…” Arin memegang kedua tangan Haneul dan tersenyum senang
‘June-ya kau dimana?’
‘Dikantin.. Ada apa?’
‘Kau sudah menyelesaikan lirik mu apa belum huh ?’
‘Ini sambil ku kerjakan’
‘Baguslah… Aku akan kesana’
“Na wasseoooooo….” Haneul datang tepat dikursi depan June
“Pesan sendiri jangan meminta punyaku…” Ucap June dengan serius
“Aiguuuuu… Aku memiliki teman yang sangat pelit ck.. Tanpa kau bilang pun aku sudah memesan sendiri” Haneul melirik June yang sedang mencoret coret bukunya “kau sedang serius mengerjakan nya ?”
“Kau bisa lihat sendiri kan..”
Haneul hanya berdecak dan menghela nafas bagaimana perempuan secantik Arin bisa jatuh cinta pada manusia kaku seperti June
Tak lama kemudian pesanan Haneul pun datang … Sepenglihatan Haneul yang dilakukan June hanyalah menulis lalu mencoret kembali menulis lalu mencoretnya lagi “kenapa menulis lirik susah seperti ini ?” Geram June
Haneul hanya meliriknya aneh “yaa Haneul-ah… Apa lirikmu sudah selesai ?”
Haneul menyeruput mienya “hampir, wae ?” 
“Bisa kau bantu aku ?”
Haneul menghentikan kegiatan makanya “apa ? Bantu seperti apa ?”
“Berikan aku imajinasi yang bagus”
“Yaa.. Kau terlalu banyak tidur sehingga tidak dapat berimajinasi.. Kerjakan sendiri”
“Aku akan membelikan mu moccha float..”
“Itu tidak mempan goo June, aku bisa membelinya sendiri”
“Ayoolaaah Haneul-aaaahh”
Haneul menyerah dengan rengekan June yang menggelikan itu , Haneul merebut buku dan menulis beberapa kata disana 
“Apa ini ?” Tanya June terhadap tulisan Haneul
“Itu tema yang aku pilihkan untuk isi dari lirikmu nanti.. Kau harus mempunyai satu tema dimana kau bisa fokus pada lirikmu nanti”
“Lalu ?”
“Ohh gooJuneee… Tentukan tema mu dan pikirkan tentang apa saja yang berkaitan”
“Baiklah akan kucoba…” June kembali menulis kata perkata yang dirangkai menjadi kalimat.. Dan Haneul melanjutkan acara makanya
Sesaat kemudian ada pesan masuk pada ponsel Haneul
— eonnie.. Ini aku, Arin. Bagaimana ? Apa eonnie sudah tau tipe gadis yang disukai June sunbae ?” —
‘Dia mendapat nomerku darimana ?’ Batin Haneul
— akan kutanyakan padanya nanti, dia sedang sibuk mengerjakan tugasnya —
“June-yaa…” Panggil Haneul
“Hmmm ..?” June masih terfokus pada bukunya
“Seperti apa wanita yang memungkinkan untuk mu jatuh cinta ?”
June menghentikan gerakan pena nya dan menatap Haneul
“Kenapa kau tiba tiba bertanya ?” 
Haneul menyeruput minumanya
“Ani.. Kan kalau kau menulis lirik tentang wanita idelmu, kurasa itu dapat menjadi salah satu pilihan–“
“Ahh kau benar!”
June kembali menulis liriknya, Haneul hanya tertawa geli melihatnya
­­­­—–
Hari hari pun berlalu, penilaian untuk mata kuliah tambahan (menulis lirik dan menyanyikanya) sudah berlalu. June dan Haneul sama sama mendapatkan B+ , dan Arin pun berhasil dekat dengan June , walaupun June belum menampakan hal hal ketertarikan pada Arin. Sedangkan Haneul dia sedang terfokus pada list liburan nya kali ini. Dia berniat akan keliling eropa bersama Seulbi, mereka berdua sudah merencanakan nya sejak libur musim panas lalu.
Haneul sedang menunggu Seulbi di dalam caffe dimana mereka biasa bertemu, tapi bukan sosok Seulbi yang datang namun ‘Kim Hanbin’
“Kau disini ?” Tanya Hanbin basa basi
“Kau dapat melihat dengan jelas” jawab Haneul
“Apa yang kau lakukan disini ?”
“Menunggu seseorang” Haneul mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Seulbi agar datang lebih cepat
“apa orang itu goo junhoe ?” Tanya Hanbin
Tling …
Pintu caffe terbuka, sosok tegap dengan blezer panjang berwarna coklat melambaikan tangan nya pada Haneul. Haneul hanya bisa melongo dan terdiam ‘kenapa .. Bisaaa … ?’ Batin nya
“Jadi benar kau menunggunya” ucap Hanbin, namun dia tak lekas pergi juga dari kursinya
“Sudah menunggu lama ?” Tanya June pada Haneul 
“Uhh-huh??” Haneul tampak bingung dengan situasi, dia mengecek pesan yang dikirimnya melihat apa benar dia mengirim pada Seulbi . dan benar saja dia mengirimkan pesan pada orang yang bernama ‘JU-NE’ pada ponselnya “ani … Baru saja..” Jawab Haneul
“Apa aku mengganggu kalian jika aku tetap disini ?” Tanya Hanbin dengan basabasi nya lagi
June melirik Hanbin dengan heran , June menarik kursi dan duduk disebelah Haneul
“Kau sudah memesan ?” Tanya June pada Haneul, Haneul menggeleng “kenapa tidak pergi memesan?” June melanjutkan pertanyaan nya dan membuat Haneul sadar , setidak nya dia bisa pergi memesan dan tidak berbicara dengan Hanbin, akhirnya pun Haneul pergi sebentar untuk memesan.
“Apa kau masih menyukai Haneul ?” Tanya June pada Hanbin
“Sepertinya… Aku masih belum bisa melupakan nya” jawab Hanbin
“Lalu kenapa kau menduakan nya begitu saja dan membuat nya sakit hati?”
“Apa aku harus berbagi cerita denganmu ?”
“June-yaa…” Panggil Seulbi dari depan pintu , Seulbi menghampiri June dan di susul Jinan di belakangnya
“Kau .. Kenapa kau disini ?” Tanya Seulbi pada Hanbin
“Memangnya aku tidak boleh datang kesini ?” 
“Sshh.. Ckck terserah kau lah.. Dimana Haneul ?” 
“Sedang memesan” ucap June 
“Ohh hyung!!” Seulbi menoleh kearah Hanbin dan Jinan bergantian
“Hanbin-ah” ucap Jinan
“Kalian-saling-kenal?” Tanya Seulbi 
“Hanbin teman ku di tempat kursus”
“Tapi oppa tidak pernah bercerita kalau oppa berteman dengan dia”
“Jadi ini kekasihmu hyung?”
Jinan memandang Seulbi “hmm” jawabnya 
“Aiguuu… Hyung hahaha .. Dia gadis SMP yang pernah aku ceritakan padamu”
“Yaaa!!” Teriak Seulbi “yaa kim Hanbin berhentilah bicara”
“Kau harus sabar menghadapinya hyung” ucap Hanbin pada Jinan .
Sedangkan Jinan dan June hanya bingung melihat sikap keduanya 
“Pergilah .. Kau tidak diundang disini” ucap Seulbi sambil mendorong Hanbin
“Baiklah.. Aku akan pergi, sampaikan salam ku pada Haneul”
“Tidak akan,.. Sudah sana pergi”
Setelah Hanbin pergi , Jinan duduk didepan June dan Seulbi duduk disebelah Jinan . “ahh iyaa aku pergi memesan” ucap Seulbi
“Kau kenapa disini ?” Tanya Jinan pada June
“Aku sedang berada disekitar sini, dan tiba tiba Haneul mengsms ku”
“Apa kalian berpacaran ?”
“Mwo ?” June memainkan tissue kering yang tersedia diatas meja “apa menurut hyung itu mungkin?”
“Mungkin saja bila kalian sama sama suka”
Tak lama kemudian Haneul dan Seulbi datang disusul pesanan yang dibawakan pelayan
Baru saja Seulbi duduk dan ingin menyeruput minuman nya “jadi kau mantan kekasih Hanbin ?” Seulbi menoleh kearah Jinan “uh-huhh?”
“Daebaaak… Bagaimana bisa Hanbin memacari kalian berdua ?” Kagum Jinan
“Oppa… Bukan seperti itu” sangkal Seulbi
“Iyaa bukan seperti itu” bela Haneul
“Aishh.. Kim Hanbin sialan” gumam Seulbi 
“Seulbi berpacaran dengan habin saat smp , aku dan Seulbi baru saling kenal saat kami sma” jelas Haneul
“Sudahlah.. Makan saja makan” ucap June, Haneul melirik June dan menyuapinya dengan roti utuh
“Tto tto tto .. Kenapa kau doyan sekali menyumpal mulutku dengan roti ?”
“Oppa percaya padaku kan ?”
Jinan hanya tersenyum “aku hanya menggodamu, aku tidak peduli siapa orang dimasa lalu mu” Jinan mengusap rambut Seulbi
Haneul yang melihat itupun menoleh kearah June sehingga June berhenti memakan steak nya “mwoo?!” Tanya June
“Kau juga tidak ingin mengusap rambutku ?” 
“Ani” June melanjutkan makan nya 
“Kalau begitu biar aku yang mengusap rambutmu” bukanya mengusap tapi memberantakan tatanan rambut June , itu yang dilakukan Haneul. Canda dan tawa menghiasi meja mereka tanpa memperdulikan bahkan melupakan kejadian sebelumnya.
—-
Tiba saat yang ditunggu tunggu Arin. Akhirnya June mengajak nya untuk dinner berdua di weekend ini. Mereka bertemu di restaurant yang sudah mereka sepakati untuk bertemu. 
June sudah tiba lebih dulu, selang 15menit kemudian Arin datang dan tampak cantik. Penampilan nya sangat menggambarkan Arin yang sesungguhnya , bukan Arin yang berubah akhir akhir ini
“Sunbae .. Maaf , sudah menunggu lama ?” Tanya Arin
“Tidak, duduklah… Mau pesan apa ?” Tawar June , June dan Arin membuka buka daftar menu makanan 
Setelah memesan, suasana cukup canggung untuk mereka 
“Ekhmm ..” June berdehem “… Kau terlihat cantik seperti biasanya” ucap June
“N-nee ? Gomawo sunbae” 
“Apa rencana mu setelah ini ?”
“Maksud sunbae ?”
“Liburan semester kali ini…”
“Aahh… Aku belum menentukan akan kemana, bagaimana dengan sunbae ?”
“Aku ? Aku rasa akan menyusul seseorang atau pergi bersamanya” ucap June , Arin tersipu malu
Pesanan mereka pun datang .. Mereka makan bersama dan suasana tidak secanggung awal tadi
“Sunbaee…”
“Hmmm…?”
“Boleh aku memanggil sunbae oppa ?”
June berhenti memotong steak nya dan melihat Arin 
“Oppa ?” June tersenyum “tentu saja”
Arin tersenyum dan melanjutkan makan nya 
“Arin-ah…” June melihat ke arah Arin lagi “ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu…”
“Mwonde ?
 
 
Haneul sedang memakan kripik kentang nya, dia menunggu June pulang. Haneul berada dirumah June sejak tadi sore. Karena ada beberapa bagian rumah Haneul yang harus direnovasi memakan 3-4 hari , jadi selama itu Haneul berada di rumah June.
“Kurasa malam ini berhasil..” Gumam Haneul, dia mengetik pesan dan mengirimkan nya pada June ‘yaa.. Bawakan aku tteopokki, jangan protess!’
Selang beberapa menit kemudian ponsel Haneul berbunyi ‘Arin’
Arin menelfon Haneul
“Ohh.. Arin-ahh, bagaimanaa ? Apa yang kau lakukan dengan June?”
“Gomawo eonnie … Gomawo” 
“Ohh ? Kalian … Jinjja ? Chukhae”
“Hmmm… Chukhae juga untukmu eonnie”
“Mwo ? Kenapa untuk ku?”
“Ahh eonnie .. Aku tutup dulu telfon nya”
“Ohh…”
“Aaasssaaaaa…. Goo June kau harus mentraktirku seminggu ini”
Haneul memindah channel tv dengan penuh semangat dan memakan kripik nya. 
Tling
Suara pintu terbuka, June datang dan membawa tteopokki pesanan Haneul
Haneul berdiri dari posisi nyaman nya “kau pulang ?…” Haneul menghampiri June yang berjalan ke arah dapur “… Waahh kau benar benar membelikan ku tteopokki.. Gomawoo” Haneul membawa tteopokki nya ke ruang tengah dan memakan nya sambil menonton tv
“Ohh iyaa bagaimana tadi acaramu ?” Tanya Haneul
“Acara apa ? Hanya makan malam biasa” jawab June dan duduk disebelah Haneul
“Cerita cerita .. Apa yang kau lakukan dengan Arin”
June hanya menghela nafas dan menyenderkan dirinya pada sofa empuknya itu
“Tidak ada yang perlu diceritakan” ucap June
“Ayolaaah…” Haneul memakan satu persatu tteopokki nya “aku rasa hari ini Arin sangat bahagia”
“Dia tidak bahagia”
“Maksudmu?” Haneul menoleh ke arah June 
“Aku hanya makan malam dengan dia… Dan mengatakan sesuatu pada dia”
“Sesuatu .. Apa itu apaaaa ?” Haneul meletakan tteopokki nya dan fokus pada June
June menegak kan tubuhnya dan menatap Haneul
“Aku bilang kalau aku suka pada…” June memandang Haneul yang terlihat antusias menanti ceritanya “…dirimu”
Haneul terdiam sejenak
“Heuhhh? Maksud mu?” Tanya Haneul tidak mengerti
“Aku bilang pada Arin kalau aku menyukaimu dan aku minta maaf padanya kalau aku tidak bisa menganggap nya lebih dari hobae atau teman”
“Goo junhoe kau gilaaa!” 
“Aku hanya mengatakan yang sebenarnyaa” bela June
“Kau tidak tau betapa Arin sangat menyukai mu dan mencintaimu!”
“Dan kau tidak pernah tau betapa aku rela menunggumu dan tetap tertarik pada mu jatuh cinta padamu setiap hari.. Kau tidak pernah menyadArinya kaan?! Karena yang kau pikir kan hanya Kim Hanbin sialan itu”
“Aku tidak mengerti maksudmu sungguh” Haneul berdiri dan membelakangi June
 
Flashback
“Arin-ah…” June melihat ke arah Arin lagi “ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu…”
“Mwonde ?”
“Arin-ah aku minta maaf…” Arin menatap June dengan serius 
“Ada apa oppa ? Kenapa kau meminta maaf?”
“Aku tidak bisa suka padamu, aku sangat berterima kasih padamu karena sudah menyukai ku.. Aku tidak berniat untuk menyakitimu, tapi aku minta pengertian mu, kalau perasaan ku tidak bisa dipaksakan”
Arin memandang June, dia memang kecewa tapi dia tidak menampakan rasa kekecewaan nya. Sebaliknya dia tersenyum “tidak apa oppa, aku mengerti..” Arin melanjutkan makan nya “..ahh, oppa.. Siapa gadis beruntung itu ? Yang membuatmu jatuh cinta dan menciptakan lirik lagu seromantis itu”
June menatap Arin “Lee Haneul”
 
 
June berdiri dan menarik lengan Haneul sehingga Haneul melihat ke arahnya
“Apa masih kurang jelas ?” Tanya June “gadis yang aku tulis jelas pada lirik ku adalah dirimu!” Lanjut June
“Mwo? Kenapa ? Bukan kah kau menyukai Arin ? Dia sesuai dengan tipe yang kau maksud”
“Apa kau tidak merasa Arin akhir akhir ini berubah ? Dia sudah tidak memakai dress dan mini skirt lagi, penampilan nya persis sama dengan mu, seakan akan dia ingin menjadi dirimu yang kedua”
“Kau bahkan memperhatikan dia! Kau menyukainya .. Berhentilah bercanda Goo Junhoe!”
“AKU SERIUSSS!” Bentak June “Aku memperhatikan perubahan nya karena itu membuatku bingung! Boleh saja dia memakai sesuatu yang sama sepertimu.. Tapi bagimu Hanya ada SATU Haneul yang aku kenal, dan itu KAU!!”
Haneul tidak tau harus berkata apa lagi dia hanya terdiam dan menatap June, tatapan June terlihat sangat serius tidak terlihat ada kebohongan pada matanya.
“Maafkan aku June-yaa” ucap Haneul
“Aku mencintaimu Lee Haneul” ucap June sambil memegang kedua bahu Haneul
“Aku bingung dengan semua ini.. Sungguh aku tidak pernah menyangka kalau kau seperti ini”
Haneul menunduk dan menggelengkan kepalanya
“Aku benar benar serius Haneul-ah… Aku menyukai mu” ucap June lagi
“Kenapa tidak sejak dulu?” Tanya Haneul
“Maksudmu?” 
Haneul memeluk June dan June membalasnya dengan pelukan eratnya
“Kau memang pria bodoh! Badan mu saja yang tinggi tapi otakmu tidak!” Ucap Haneul dalam pelukan June
“Yaaa…!”
“Aku juga menyukaimu… Kau yang bodoh membuatku bisa berpacaran dengan Hanbin.. Jika saja kau datang pada pesta taun baru saat itu mungkin aku dan Hanbin tidak pernah berpacaran” jelas Haneul sambil memukul mukul punggung June
“Aku datang saat itu… Tapi aku melihatmu berdua dengan Hanbin, jadi aku membuang bunga ku yang tadinya untuk mu…” Jelas June juga “…yaa tapi kalau kau tidak menyukai Hanbin kenapa kau menerimanya?”
Haneul melepas pelukan nya dan menatap June “entah.. Aku hanya bingung saja, aku diam dan dia langsung memakaikan aku cincin”
“Sudahlah.. Aku muak dan tidak mau mendengarnya” ucap June berpura pura marah
“Yaaa.. Kau tidak lucu jika bersikap seperti itu, menggelikan..” Ledek Haneul
“Jadi bagaimana ?” Tanya June
“Apanya?” Haneul berbalik bertanya
“Kita-berpacaran?” 
“Maumu ?”
“Tentu sajaaaaaa…..!!!!”
Haneul tersenyum dan mencubit lengan June, June memegang kedua pipi Haneul dan memandang nya seakan bertanya ‘bagaimana denganmu?’
Haneul menganggukan kepalanya dan tersenyum, June memeluk Haneul
“Assaaaa… Liburan semester ini aku akan ikut dengan mu ke Eropa”
“Mwoo??! Kau tau darimana aku akan ke Eropa?”
“Jinan hyung”
“Ckck.. Hwang Seulbi, anak itu…” Gumam Haneul “…ani, kau tidak boleh mengganggu liburan ku dengan Seulbi”
“Yaaa!! Aku tidak akan membiarkan wanitaku di godai pria Eropa sana , atau justru wanitaku yang menggodaku pria eropa”
“Mwoo ? ‘Wanitaku?’ Itu terdengar menggelikan June”
“Kau memang milikku .. Mulai dari beberapa saat yang lalu” June memeluk Haneul semakin erat “saranghae Haneul-ah” ucap June 
“Nado sa-rang-hae Goo Junhoe” balas Haneul
June mengecup puncak kepala Haneul. setelah itu mereka bercanda dan tertawa bersama.
 
END
gimanaaa ?? baper ngga ?/ehh :v hope you like it readers and wait for my next fanfiction :)) thanksseuuu

Continue reading

FF/ THE SECRET OF STUDENTS/ BTS-GFRIEND/ pt.1 S2


16-03-27-05-54-08-046_deco

Author    : swooners (candyrong)

Tittle        : The Secret Of Students Pt-1 (season 2)

Genre      : Friendship, Comedy, Family, Romance, School Life

Rating     : General

Cast         :

  • All member of BTS
  • Choi Hyujoung (OMG) as  Yoongi’s Partner
  • Jung Yerin (Gfriend)     as  Taehyung’s new friend
  • Choi Yuju (Gfriend)     as  Jimin’s new love
  • Kim Sowon (Gfriend)     as  Taehyung’s twin sister & Jin’s first Love
  • Lee Halla (The Ark)    as  Jungkook’s old friend
  • Jung Yein (Lovelyz)      as  Jungkook’s first love
  • Hwang SinB (Gfriend)     as  Hoseok’s first love

 

Other Cast :

  • Xi Luhan as  Luhan Ssaem
  • Heo Gayoon as  Gayoon Ssaem
  • Yong Junhyung as Junhyung Ssaem
  • Lee Gikwang as  Gikwang Ssaem

 

Nb           : maapin aku baru balik dengan ff gaje ini, tadinya aku mau bikin oneshoot aja karna takut didesak mulu sama temen gue buat lanjutin ini, tapi niat awal kayaknya gagal karna cerita ini sesingkat-singkagnya nyampe 3 chap. mungkin di season 2 ini comedynya agak kurang sih karna bawaan hidup aku sekarang (?) wkwkwk lupain, intinya aku ga suka SIDER oke!! Aku selalu stalkin comment kalian dari dunia manapun hihihi (si author mulai gaje kan) apa pun comment kalian aku bakal nanggepinnya postive okeee, btw buat cast yang lainnya ga aku sebutin karna takut kalian sliweran bacanya tp yang terpenting alurnya yaaaa.

Pringatan terakhir cast hanya milik Tuhan Yang Maha Esa dan cerita hanya milik author semata ciaaaaaaaah. JANGAN  SIDER  YHAAA~. Gamau lama-lama ayo kita langsung saja!!

Oiya jungkook masih bimbang milih Halla apa yein tapi aku maunya dia sama eunha tapi karna cast kebanyakan member Gfriend ntar ga greget. Vote di comment sekalian ya pilih jungkook x halla apa jungkook x yein atau Jungkook x eunha. TERIMAKASIH  READERS

Continue reading

FF/ DARK BLUE DREAMCATCHER/ BTS-BANGTAN/ pt. 8


PicsArt_1455445456391

Author : AL lee

Title : DARK BLUE DREAMCATCHER

Cast :

  • Jang Woo Ren (OC)
  • Min Yoongi
  • Jung Hoseok
  • Park Jimin
  • Kim Soekjin
  • Kim Namjoon
  • ect

Genre : School life, romance, comedy(?), sad(?)

Author pov

“AAAAAA!” gadis itu berteriak sekencang-kencangnya karena merasakan ada sesuatu yang menggerayangi paha mulusnya yang terbuka karena dia memakai celana pendek saat ini.

Gadis itu segera berdiri. Yoongi juga ikut berdiri, laki-laki itu nampak kesal karena Wooren berteriak dengan keras di depan wajahnya.

“Aish, YA! Apa sih yang kau lakukan?! Kenapa kau berteriak seperti itu?”

Nafas Wooren sedikit tersengal karena berteriak tadi. Matanya menelusuri tempat yang tadi didudukinya , bahkan dia mengedarkan pandangannya ke kaki-kaki dan kolong sofa, juga ke tempat yang tadi Yoongi duduki.

“Hooh! Igo!” gadis itu menunjuk sesuatu, “Aigoo… kau jorok sekali Min Yoongi! Ada kecoa di apartemenmu, iiuh!”

Yoongi melihat ke arah yang ku tunjuk, dia sepertinya terkejut. Kecoa itu bergerak cepat ke arah Wooren, sontak gadis itu berteriak dan tanpa dia sadari dia memeluk Yoongi dengan erat dari samping. Seperti tidak peduli pada ketakutan yang sedang gadis itu rasakan Yoongi malah nampak menikmatinya. Yoongi tersenyum menatap gadis yang sedang memeluknya sambil melihat kecoa yang ada di lantai apartemannya. Gadis itu tidak menyadari sikap Yoongi karena terus memperhatikan gerak-gerik kecoa itu. Wooren sangat benci pada hewan cokelat berkaki enam dengan bulu-bulu halus dai kakinya itu, hewan itu teramat sangat menjijikan baginya.

Wooren menoleh ke arah laki-laki yang lehernya sedang terkalungi oleh tanagnnya itu. Melihat laki-laki itu tersenyum seketika ekspresi wajah Wooren berubah. Dia menyadari tingkah laki-laki itu, tapi sepertinya dia belum menyadari posisinya saat ini. Masih dalam posisi Wooren yang mengalungkan tangannya ke leher Yoongi, Yoongi melingkarkan kedua tangannya memeluk pinggang ramping gadis itu sambil tetap tersenyum padanya. Sekarang mereka jadi saling berhadapan.

“Lebih baik seperti ini. Ini adalah posisi yang tepat untuk berciuman.”

Mata gadis itu hampir keluar karena memelototi Yoongi. Tapi laki-laki itu malah mendekatkan wajahnya ke awajah gadis di hadapannya.

“YA! Kau ini masih saja berusaha menciumku di saat seperti ini?!” gadis itu melepaskan tangannya dari leher Yoongi

Dia mendorong tubuh Yoongi agar menjauh darinya. Tapi laki-laki itu malah mengencangkan pelukannya pada pinggang Wooren, bahkan dia menarik tubuh gadis itu agar lebih mendekat dengannya.

“HUUAAA!” gadis melompat-lompat dan berhasil melepaskan dirinya dari Yoongi

Sebenarnya gadis itu melompat karena dia merasakan kaki-kai kecil yang merayap di kakinya, apa lagi kalau bukan kecoa yang tadi?

“Haaa Yoongi, usir kecoa itu dari apartemenmu! Kalau perlu bunuh saja diaaa…”

Yoongi tertawa melihat tingkah gadis yang biasanya terlihat dingin itu. Yoongi benar-benar tak percaya gadis itu bisa seperti ini hanya karena seekor kecoa. Yoongi segera mengambil sapu dan saupan sampah lalu menyaup kecoa itu dan membawanya keluar.

Cukup lama Yoongi berada di luar. Gadis itu segera ke kamar mandi untuk mencuci kaki dan juga pahanya yang tadi sempat dirayapi kecoa itu. Setelah selasai mencucuinya dia tak lupa mengeringkan pahanya dengan handuk kecil yang ada di kamar mandi. Gadis itupun keluar dari kamar mandi denga wajah kesalnya. Ya, dia masih kesal setengah mati dengan kecoa itu. Dan bahkan Yoongi masih sempat-sempatnya berusaha menciumnya di saat seperti itu.

“Aku sudah mengeluarkannya dari apartemenku, aku juga sudah menyemprotnya dengan cairan pembasmi serangga. Sekarang dia sudah mati.”

“Baiklah. Sana kau cuci tanganmu!”

“Kenapa itu harus? Akukan tidak menyentuhnya.”

“Tetap saja itu jorok, kecoa itu sangat menjijikan. Cepat cuci tanganmu!”

“Arraso… arraso.”

Setelah selesai mencuci tangannya Yoongi keluar dari kamar mandi dan menghampiri Wooren yang sekarang duduk di sofa. Wajahnya masih menampakkan kekesalan. Dia duduk di samping gadis yang sedang terdiam itu.

“Sekarang sudah tidak ada pengganggu. Jadi bisakah kita melanjutkannya?”

Dengan cepat Wooren menoleh ke arah Yoongi dan memberikan death glarenya. Yoongi hanya terkekeh melihatnya.

“Jangan menunjukkan wajah seperti itu… lebih baik kau bersikap manis dan menggemaskan seperti tadi, itu jauh lebih baik.”

“Diamlah!” kata Wooren dingin lalu kembali menghadapkan kepalanya ke depan

“Woorenie, kenapa tadi bibirmu memerah? Tadi bibirmu juga merah saat kita bertemu di jalan dekat rumah mu.”

“Molla.”

“Hey… jawaban macam apa itu? Apa kau marah lagi denganku?”

Gadis itu menoleh “Marah lagi? memangnya aku pernah memaafkanmu sampai kau berkata seperti itu, seolah-olah aku sudah memafkan kesalahanmu sebelumnya yang membuatku marah?”

Yoongi terdiam.

“Oh ya, jangan memanggilku seperti itu, seolah-olah kau adalah orang yang sangat dekat denganku.”

Laki-laki itu menghembuskan nafasnya yang terdengar berat “Baiklah aku minta maaf. Aku minta maaf atas semua kesalahan yang telah ku perbuat padamu.

“Tidak mau. Tidak akan.” Gadis itu berucap santai tanpa mengalihkan pandangannya

“Kau harus memaafkanku kalau tidak…”

Wooren menoleh menatap Yoongi, “Kalau tidak apa?”

“Kalau tidak… kalau tidak aku akan….”

Yoongi menangkupkan kedua tangannya ke wajah Wooren. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Wooren sambil menatap bibir dan mata gadis itu bergantian. Gadis itu hanya terdiam, tidak seperti biasanya yang akan menjauhkan tubuhnya. Tapi gadis itu memberikan tatapan tajamnya pada Yoongi, seolah mengatakan ‘Kau berani melakukannya?’. Entah mengapa melihat tatapan Wooren yang seperti itu membuatnya mengurungkan niatnya. Dia melepaskan tanagnnya dari wajah gadis itu lalu menjauhkan tubuhnya, kembali ke posisi awal.

“Berhentilah berusaha menciumku Min Yoongi.” Ucap Wooren dengan dingin

Laki-laki itu hanya terdiam dan tak berani menatapnya.

“Aku memaafkanmu.” Mendengar itu sontak Yoongi menoleh menatap gadis di sampingnya itu, dia tersenyum. Menunjukkan senyum manisnya yang tak pernah iya tunjukka pada orang lain.

*****

Woo Ren pov

Hari ini aku kembali masuk ke sekolah dan kembali menjalani rutinitasku. Aku melangkahkan kakiku di lorong sekolah pagi ini. Hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Mungkin aku akan terus berangkat pagi, karena aku pikir jika berankat lebih pagi tentu sekolah belum ramai dan aku bisa dengan tenang mengganti bajuku dan tanpa harus takut jika guru sudah masuk ke dalam kelas.

“Wooren!” aku menoleh. Ku lihat Hoseok berlari-lari kecil menghampiriku, aku memutar bola mataku dengan malas lalu kembali berjalan

“Yak, kenapa kau terus berjalan? Akukan sudah memanggilmu.” Aku hanya diam

“Kau kenapa? Apa kau marah lagi padaku?”

“Apa aku terlihat seperti orang yang sedang marah?”

“Omo… kau itu jutek sekali jadi perempuan. Kau itu cantik, tapi kalau sedingin ini siapa namja yang berani mendekatimu?”

“Ada. Pasti ada. Tapi hanya namja yang baenar-benar menyukaiku yang akan berani jika aku bersikap sedingin ini. tidak mungkinkan namja yang hanya setengah-setengah menyukaiku berani? Pasti dia sudah mengurunkan niatnya terlebih dulu.” Kataku tanpa menatapnya

Entah ada angin apa dia malah tersenyum sambil menatapku. “Bagaimana dengan Min Yoongi?”

Aku mendengus mendengarnya. Apa-apaan ini? yang benar saja. Ya… itu pengecualian. Orang yang semena-mena seperti dia tentu saja akan melakukan apapun yang dia mau, terlebih dia anak dari pemilik sekolah elit ini, dia semakin bertindak seenak jidatnya.

“Baiklah tidak mungkin dia. Apa kau percaya kalau orang itu adalah aku?”

Aku menoleh. Tidak bisakah dia diam? Hah, sepertinya aku salah sudah memaafkannya. Lihat saja, sekarang dia kembali berdikap menyebalkan seperti itu. mungkin setelah ini aku akan kembali menjadi bahan bully-annya. Aku tak menjawabnya dan kembali meluruskan pandanganku. Dia tertawa.

Saat sampai di lantai dua dan hendak menaiki eskalator ke lantai tiga aku tak sengaja melihat Soekjin sunbae sedang berjalan ke arahku. Dia juga melihat ke arahku. Soekjin sunbae melihat ke arah Hoseok yang ada di sebelahku sekilas lalu kembali menatapku. Saat kami hendak berpapasan dia menghentikan langkahnya.

“Bisa kita bicara sebentar?”

@Rooftop

“Apa kau sudah sarapan?” dia membalikkan tubuhnya menghadapku ketika kami sudah sampai di dekat tembok pembatas

“Langsung pada intinya saja sunbae, sebentar lagi bel pelajaran akan berbunyi.”

Dia tersenyum, “Arraso.”

Entah mengapa dia terlihat sangat tampan. Senyumnya begitu manis. Yang ku lihat selama ini dia adalah laki-laki yang baik hati, tidak banyak bicara, penyabar, murah senyum. Dia itu kebalikan dari MinYoongi. Kenapa dia betah menjadi sahabat manusia sok keren itu? Yoongi beruntung memiliki sahabat seperti dia.

“Aku tau ini bukan urusanku, dan tidak seharusnya aku mencampunrinya. Tapi aku hanya ingin mengatakan padamu kalau Yoongi merasa bersalah telah memperlakukanmu sesuai kehendaknya.”

Oh… lihat gaya bicaranya itu, dia sangat sopan. Perempuan mana yang tak akan jatuh hati jika diperlakukan seperti ini. Point baru, dia adalah laki-laki yang sopan dan sikapnya manis.

“Iya. Dia sudah mengatakannya dan sudah meminta maaf padaku.” Kali ini aku berbicara dengan lembut, membalas perlakuan sopannya padaku

“Oh jinjja?”

“Hm. Ne.”

Dia tersenyum lega. Kenapa dia tersenyum seperti itu?

“Aku pikir dia tidak akan melakukannya. Seperti yang kau tau, dia itu selalu memaksakan kehendaknya bahkan dia tidak peduli sekalipun itu salah. Tapi sebenarnya Suga itu orang yang baik.”

Dia berbicara dengan senyumnya yang terus menghiasi wajahnya. Ah dia itu seperti malaikat. Suga? Soekjin sunbae menyebutnya dengan sebutan itu? Ya, semua murid di sekolah ini tau julukannya itu. Kenapa Yoongi tidak punya sifat seperti dia? Pasti dia akan sangat menawan. Eh! Apa sih yang aku pikirkan? Kenapa aku jadi membayangkan orang itu? Lupakan, lupakan.

“Wooren, aku rasa… Dia jatuh cinta padamu.”

Apa?! Aku salah dengar atau dia yang salah berbicara? Laki-laki sok keren itu… dia… jatuh cinta padaku? Yang benar saja. Hey ayolah, apa ini drama? Omo omo, shock sekali mendengarnya.

“Nde?”

“Hm.” Soekjin sunbae memasukkan kedua tangannya ke saku celananya

“Suga banyak berubah sejak mengenalmu. Kau tahu? Dia itu sangat tidak suka dengan sosok Cool girl, karena baginya gadis itu sudah merebut perhatian publik darinya terlebih dengan sikap dingin gadis bermasker itu, dia terlihat sangat angkuh, dia bilang begitu. Awalnya dia membuat pernyataan sepihaknya itu tak berniat sampai sejauh ini, tapi dia bilang ada sesuatu yang tumbuh tanpa dia sadari.”

Sesuatu yang tumbuh tanpa disadari? Apa itu cinta? Aku hanya terdiam tak tahu harus bagaimana menanggapinya.

*****

Kenapa gyojangnim memanggilku? Apa ini karena Min Yoongi lagi? Aish kenapa orang itu selalu berulah… kenapa dia tidak membiarkanku menjalani hariku dengan tenang sehari saja? Dia itu mengganggu sekali. Tapi kira-kira ada masalah apa sampai gyojangnim memanggilku? Begitu sampai di depan ruang kepala sekolah aku membuka pintunya.

“Oh Wooren, masuklah.”

Aku menutup pintu lalu membungkukkan badanku memberi hormat pada beliau. Aku berjalan menghampiri beliau yang sedang duduk di sofa. Aku begitu terkejut melihat Min Yoongi yang sedang duduk dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya, wajahnya sangat tidak bersahabat.

“Duduklah.” Gyojangnim mempersilahkan ku untuk duduk

Yoongi menoleh ke arahku saat aku sudah terduduk di sebelahnya. Kami memang duduk di sofa yang sama, tapi kami duduk berjauhan. Dia duduk di sudut sofa sebelah kanan sedangkan aku duduk di sofa sebelah kiri. Aku membalas tatapannya tapi dia malah mengalihkan pandangannya, dasar!

“Aigoo kenapa kalian duduk berjauhan seperti itu? Ayo, saling berdekatan.”

Tak ada satupun dari kami yang menjawabnya. Aku hanya tersenyum pada gyojangnim sedangkan anaknya itu memandang ke arah lain, tidak sopan sekali dia.

“Ada apa gyojangnim memanggil kami ke sini?” yoongi berbicara masih dengan gayanya yang sok keren itu

“Aku memanggil kalian bukan sebagai kepala sekolah sekolah ini tapi sebagai eomma-mu Yoongi-ya.”

“Sebagai… eomma Yoongi?” aku mengulang perkataan gyojangnim

Beliau tersenyum menatapku lalu menganggukkan kepalanya. Beliau orang yang sangat ramah dan baik hati, kenapa anaknya seperti itu? Oh iya, itu karena dia merasa kurang diperhatikan, sama sepertiku.

“Apa kalian sedang bertengkar? Ada masalah apa di dalam hubungan kalian saat ini.”

“Ya! Eomma! Apa kau memanggil kami ke sini untuk membicarakan masalah seperti ini? Ini bukan urusanmu.”

“Apa yang baru saja kau lakukan? Nyonya Min adalah eomma-mu, seharusnya kau tidak berkata seperti itu padanya.” Aku menatapnya dengan kesal

“Gwenchana Wooren, gwenchana.” Nyonya Min berusaha menenangkanku

“Yoongi-ya, kau sudah besar. Eomma harap kau bisa menyelesaikan masalahmu sendiri dan jangan bersikap kekanakan. Wooren gadis yang baik jadi kau juga harus bersikap baik padanya. Kau jangan sampai melepaskan gadis seperti dia atau kau akan menyesal. Eomma hanya ingin mengatakan itu padamu.”

“Aku sudah tau.” Yoongi beralih menatapku, “Aku tak akan melepaskannya.”

Boya? Apa maksudnya itu? Hah… dia mulai lagi. Tapi aku jadi teringat perkataan Seokjin sunbae tadi pagi. Apa dia benar-benar menyukaiku? Nyonya Min tersenyum ketika mendengar perkataan dari anaknya itu. Sungguh, aku tidak mengerti dengan kedua anak dan ibu ini.

“Apa sudah selesai? Kajja Wooren!” dia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekatiku dan menarik tanagnku untuk keluar dari ruang kepala sekolah.

“Kau tidak apa-apa?” tanyanya ketika kami sudah keluar dari ruang kepala sekolah dan berjalan bersedelahan

“Tidak apa-apa apanya? Memangnya aku kenapa?”

“Yang dikatakan eomma-ku, kau jangan mengambil hati.”

“Hm.”

Keningku berkerut ketika melihat ada sebuah plester kecil di sudut bibir kanannya, kenapa aku baru menyadarinya? Dan setelah ku perhatikan ada lebam di dahinya tapi hampir tak terlihat karena tertutupi poninya.

“Sunbae…” dia tidak menoleh, “Min Yoongi!” kali ini dia menoleh

“Apa ada sesuatu yang terjadi padamu?” eh kenapa aku jadi mempedulikannya?

Keningnya berkerut, “Memang kenapa?”

“Wajahmu…” dia memalingkan wajahnya, sepertinya dia tidaak ingin aku melihatnya. “Gwenchana, tidak ada apa-apa.”

Aku mengangkat tangan kananku dan mengarahkannya ke kekepalanya. Aku menyingkirkan helaian-helain rambut poninya dan membuatnya lebih terbuka untuk memastikan seauatu berwarna merah kebiruan yang ada di dahinya adalah lebam. Dia menoleh menatapku. Benar, itu adalah lebam. Yoongi memgang tanganku dan menurunkannya perlahan.

“Apa kau berkelahi?”

“Kau sudah makan? Ayo kita ke kantin bersama.” Kenapa dia tidak mau mengatakannya? Bahkan dia tidak menjawab pertanyaanku. Sebenarnya ada apa? Apa yang ia sembunyakan dariku?

“Dasar maniak.” Gumamku pelan tapi masih bisa di dengarnya, karena itu dia menoleh menatapku tajam

“Oh, Wooren!” aku menoleh ketika ada seseorang yang memanggilku, Yoongi juga ikut menoleh

Ternyata Minah. Tunggu! Kenapa dia bersama Namjoon? Sepertinya laki-laki berlesung pipi yang mengecap dirinya sebagai raper itu benar-benar ingin mengejar cintanya Minah, dia selalu mengikuti kemanapun gadis itu pergi, dia selalu menemani gadis itu. Mereka menghampiriku.

“Ayeong sunbae.” Minah menundukkan kepalanya sekilas pada Yoongi

“Apa kalian mau ke kantin juga?” tanya Minah padaku dan Yoongi

“Nde.” Jawab Yoongi dengan wajah datarnya

“Ah kalau begitu kita ke kantin bersama saja.”

Namjoon hanya diam. Aku tahu sepertinya dia tidak suka karena keberadaanku dan Yoongi pasti akan mengganggu kesempatannya untuk berdua dengan gadis yang disukainya itu. Aku mengalihkan pandanganku pada Yoongi di sebelahku, dia sedang memperhatikan Minah dan Namjoon dengan intens. Sedangkan Minah hanya tersenyum tipis karena diperhatikan seperti itu.

“Apa kalian pasangan?” pertanyaan itu keluar dari mulut Yoongi begitu saja tanpa dosa

“M-m-mwo?” Minah tergagap. Dia menatap Namjoon di sebelahnya, begitu juga Namjoon. “Ah… an…”

“Kenapa kalian kaku seperti itu?” belum smpat Minah menyelesaikan perkataannya Yoongi terlebih dulu memotongnya

“Nde?”

Yoongi merangkulku tanpa dosa. Matanya terus tertuju pada kedua orang yang ada di hadapannya itu. “Apa kalian pasangan baru? Kalian terlihat sangat kaku.”

“Aniyo…kami… kami hanya…”

“Mereka teman dekat.” Aku menyela perkataan Minah. Aku membantunya menjawab pertanyaan Yoongi yang tak bisa dijawabnya itu. sepertinya dia takut dan serba salah untuk menjawab pertanyaan semacam itu. “Sangat dekat.” Lanjutku sambil tersenyum pada Namjoon. Dia sepertinya mengerti, dia membalas senyumku. “Yasudah ayo kita ke kantin.” Aku melangkahkan kakiku, begitu juga Yoongi, karena tangannya ada di pundakku. Ya!? Di pundakku? Aku menoleh menatapnya dengan kesal. Dia juga menoleh, menatapku dengan polos. Aish orang ini.

Sesampainya di kantin kami berempat duduk di dekat jendela, ini adalah tempat yang biasa ditempati oleh aku dan Minah. Aku duduk berhadapan dengan Minah. Yah… aku tidak mau selera makanku terganggu jika yang duduk di hadapanku adalah Yoongi. Dan laki-laki yang ku sebutkan tadi itu duduk di sampingku. Tak lama makanan kami datang. Aku langsung menyantapnya.

“Jin!” Yoongi sedikit berteriak

Aku mengangkat kepalaku dan melihat Soekjin sunbae yang sedang berjalan sendirian tak jauh dari tempat kami. Dia berjalan ke arah kami karena panggilan sahabatnya barusan.

“Ke sini, makanlah bersama kami.” Yoongi memberi isyarat agar Soekjin sunbae duduk di sebelahnya

Soekjin sunbae memperhatikan kami satu per satu. Dan saat pandangannya tertuju pada Minah, gadis itu malah menundukkan kepalanya. Kenapa sih dia? Aku jadi ingat waktu itu Minah menanyakan tentang Seokjin sunbae padaku. Apa dia menyukainya? Tapi bagaimana dengan Namjoon? Ku pikir Minah juga menyukainya, entahlah…

*****

Hoseok pov

Sudah setengah jam aku berkutat dengan soal fisika di hadapanku ini. Apa Lee ssaem tidak salah? Ia menyuruh kami mengerjakan lima puluh soal dan harus dikumpulkan hari ini juga, mana waktunya hanya satu jam. Yang ada di fikiranku hanyalah pulang, aku ingin pulang. Ku lihat jam dinding di atas papan tulis, tiga puluh menit lagi bel berakhirnya pelajaran hari ini akan berbunti, karena itulah aku tak bisa fokus mengerjakan soal yang rumit ini.

“Hey, coba lihat Wooren! Bukankah dia terlihat seperti Cool girl?”

Aku menoleh ke arah asal suara itu. Il sook dan Hyunjae berbisik-bisik sambil memperhatikan Wooren. Aku mengalihkan pandanganku pada gadis yang duduk di sampingku. Dia terfokus pada soal-soal di hadapannya.

“Iya, kau benar juga. Tapi… apa mungkin dia adalah Cool girl?”

Aku terdiam memikirkan sesuatu. Kembali ku lihat gadis di sampingku. Headset putih yang terpasang di telinganya terlihat begitu jelas karena dia mengikat rambutnya menjadi satu tanpa poni. Tadi aku sempat melihatnya mengikat rambutnya, aku juga mendengar gumamannya pada dirinya sendiri kalau dia sedikit gerah dan akan lebih berkonsentrasi mengerjakan soal-soal itu dengan mengikat rambutnya.

“Entahlah. Tapi coba kau lihat saja itu, dia sangat mirip. Coba kau banyangkan jika sebagian wajahnya tertutup masker hitam sehingga hanya bagian mata dan keningnya saja yang terlihat.”

Aku menarik ikat rambut yang dipaki Wooren. Dia menoleh padaku, dia terlihat sangat kesal. Tak tahu harus bagaimana aku hanya tersenyum padanya, menunjukka deretan gigi-gigiku.

“Kau mulai lagi? Jangan menggangguku. Kembalikan!”

“Shireo.”

“Omo. Mwoyoso?” dia sepertinya ingin menertawai tingkahku yang sok imut barusan.

Tanpa aba-aba dia merebut ikat rambutnya dari tanganku. Dia memegang rambutnya lalu menyatukan semua helainya untuk mengikatnya kembali. Aku memegang tangannya, mencegahnya mengikat rambutnya lagi. Dia menatapku dengan kening yang berkerut.

“Jangan mengikat rambutmu.”

“Wae?”

Bagaimana aku mengatakan padanya kalau Il sook dan Hyunjae sedang membicarakannya yang terlihat seperti Cool girl? Bagaimana aku menjelaskan padanya untuk tidak mengikat rambutnya, dan jika dia tetap mengikatnya mungkin saja bukan hanya Il sook dan Hyunjae yang menyadarinya, tapi mungkin seisi kelas juga akan menyadarinya.

“Karena… Karena kau terlihat cantik jika membiarkan rambutmu terurai.”

Dia mengernyit, sedetik kemudian dia tertawa. Saat dia lengah seperti itu aku segera merebut kembali ikat rambutnya dan mamasukkannya ke dalam saku jas sekolahku. Aku tak peduli ketika dia memprotes ku dan menyuruhku mengembalikannya.

*****

Author pov

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan santai menuju toilet sekolah. Tanpa dia sadari ada yang menguntitnya dari balik tembok yang tadi sempat ia lewati. Gadis itupun masuk ke dalam toilet. Dia masuk ke dalam salah satu kamar mandi yang ada disana lalu mengganti setelan bajunya dan tak lupa mengikat rambutnya. Gadis itu sedikit tersentak ketika mendengar decitan sepatu. Setelah menjernihkan pikirannya dari hal-hal negatif yang mungkin terjadi dia kembali pada kesibukannya.

Gadis itu dari kamar mandi dan berjalan ke arah cermin besar di hadapannya. Dia mengambil masker dari dalam tasnya lalu memakainya. Saat bersiap-siap keluar dia mendengar suara dari luar toilet. Suara laki-laki, sepertinya tidak hanya satu.

“Kenapa dia belum keluar juga? Aku tak sabar melihatnya. Apa dia tau kalau kita mengikutinya? Kita masuk saja lalu memastikannya!”

Wooren terkesiap mendengar pembicaraan laki-laki itu. Jantungnya memburu, berdetak tak beratur.

“Jangan! Sabarlah dan jangan berisik, dia bisa tau kalau kita sedang menunggunya di sini.”

“Ya, baiklah. Tapi apa kau yakin dia ke sini? Bagaimana kalau ternyata dia tidak ada di dalam? Ah aku sudah tidak sabar, Ayo kita masuk saja dan melihatnya apa dia ada di dalam atau tidak.”

“Aah kau ini. Yasudah ayo kita buka pintunya dalam hitungan ketiga.”

Gadis itu terdiam. Dia tak bisa berkutik. Wooren tak tahu apa yang harus ia lakukan. Keringat dingin mulai mengalir di dahinya. Dia benar-benar takut dan tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini.

“Hana…dul…”

Tiba-tiba saja ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang. Wooren menjerit tapi suaranya tak bisa terdengar karena mulutnya yang dibekap oleh orang yang ada di belakangnya yang entah siapa itu. Rasa takutnya semakin menjadi-jadi, bahkan lebih takut dibanding dua orang laki-laki yang berusaha masuk ke dalam toilet dan akan menemukannya. Orang itu menyeret Wooren masuk ke dalam salah satu kamar mandi lalu menutup pintunya.

“Set!”

BRAKK

-TBC-

FF/ OMO!/ BTS-BANGTAN/ pt. 2


AUTHOR: NatanielGema

Title : OMO! Part 2

Genre : romance, sad , school life , comedy *maybe

Cast

  • Jung Sang In ( you) *nama karang author
  • Jessica (Jessica jung)
  • Park Eun Mun (your bestfriend) *nama karangan author
  • Jeon Jungkook a.k.a Jungkook
  • Min Yongi a.k.a Suga
  • Yesung
  • Namjoon a.k.a Rapmons
  • Taemin (shinee)

Other

  • Member BTS
  • Member Super Junior

Cerita ini original fantasy otak Author, ! Hati-hati banyak TYPO!. Heheheh terima kasih udah baca ff amburadul ku ini….. eeh iya yg kemaren lupa aku kasih genrenya maaf ya…

Oh iya kalau ada yang mau kasih masukan … kirim aja ke inbox fb ku : nataniel Exolita gema ucihiha ………. Terima kasih

Continue reading