FF/ ROMANCE HIGH SCHOOL/ BTS-BANGTAN/ pt. 23

Author: AlvianyHwang

Title: ROMANCE HIGH SCHOOL pt.23

Cast:

+ Hwang Tae Ri

+ Min Yoon Gi (BTS’s Suga)

+ Jung Ho Seok (BTS’s JHOPE)

+ Choi Hwe Ji

+ Park Ji Min (BTS’s Jimin)

+ Yoo Eun Bi                 

+ Kim Seok Jin (BTS’s Jin)

+ Jeon Jung Kook (BTS’s Jungkook)

+ Park Se Ra          

+ Kim Tae Hyung (BTS’s V)

Length: CHAPTER

Genre: Romance, NC, school, love-comedy

Yoo Eun Bi avatar

***

From: Taeri

Ini mungkin pertanyaan terakhir, aku tidak akan bertanya lagi.

Apa kau tidak mau mengantar Jungkook ke bandara?

Dia bilang dia akan menunggu balasanmu 30menit, jika kau tidak membalas dia akan pergi.

 

Eunbi menatap kosong layar ponselnya. Dia terdiam selama beberapa menit hingga akhirnya ia mematikan layar ponselnya dan membenamkan wajahnya pada bantal yang terus ia peluk seerat mungkin dari semalam.

Jungkook. Jeon Jungkook.

Bayangan lelaki itu seperti tak bisa ia lepaskan dari pikirannya. Padahal ia terus berusaha membungkam mulutnya untuk meneriakan kalimat sakral itu.

jika “ia mencintainya”,

tapi otak dan hatinya seperti menjerit. Menjerit mengatakan hal itu. Eunbi menjauhkan bantal yang membenamkan wajahnya. Tanpa sadar ia sudah bisa merasakan wajahnya yang sudah dibanjiri oleh airmata. Dadanya juga terasa sesak jika harus mengingat Jungkook akan pergi meninggalkannya.

Ia menatap ponselnya sekali lagi. Tersirat keinginannya untuk membalas pesan Taeri dan berlari secepat mungkin ke tempat Jungkook menunggunya. Tapi ketika ia mengingat bagaimana keadaan Jungkook sebelumnya membuat gerakan tangannya untuk meraih ponsel terhenti. Tangan Eunbi bergetar. tidak hanya tangannya, seluruh tubuhnya bergetar hebat.

Ia menggigit bibirnya, seperti berusaha menahan agar airmatanya tidak terjatuh lagi.

Ia bahkan meremas selimut di kasurnya agar semua penderitaannya pergi seiring rasa sakit pada tangan dan bibirnya yang mulai memerah.

Eunbi menjatuhkan tubuhnya kekasur.

Gagal.

Gadis itu mengisak keras. Ia menutup wajahnya sendiri dengan tangannya. Jemarinya terus berusaha mengusap airmatanya yang terus terjatuh, tapi hal itu seperti tidak berguna karena airmatanya terus terjatuh tanpa bisa Ia hentikan.

Eunbi membenci ini. ia benci jika harus menangis untuk sesuatu atau seseorang yang harus ia relakan pergi dari hidupnya apapun yang terjadi.

*

Taeri melirik jam di ponselnya. Waktu berjalan dan sudah akan mencapai 30menit dari waktu yang ia berikan pada Eunbi untuk menghubunginya.

Taeri menatap Jungkook yang duduk di sampingnya. Lelaki itu masih tetap menggunakan kursi rodanya. Ia menundukan kepalanya. Tatapan lelaki itu tampak kosong menatap ke arah layar ponselnya yang mati.

Taeri mengalihkan perhartiannya. Ia menatap sekitar bandara yang terlihat ramai.

“pacarmu itu.”

Taeri menoleh kearah Jungkook ketika ia mendengar suara lelaki itu mulai terdengar. Suaranya terdengar serak dari biasanya. Bahkan terdengar berat dari biasanya.

“apa pacarmu tidak menemanimu disini?” Jungkook masih terus menatap layar ponselnya yang mati ketika menanyakan hal itu pada Taeri.

Taeri terdiam menatap Jungkook. Ia jadi mengingat Yoongi yang sejak tadi pagi sulit untuk ia hubungi.

“hmm. tidak tahu. Mungkin dia sibuk mempersiapkan pertandingannya nanti malam.” Taeri kembali menatap kearah pemandangan sekitar bandara.

“dia hari ini akan bertanding?” tanya Jungkook lagi, kembali tanpa menatap Taeri.

“yup. Tepatnya nanti malam.” Jawab Taeri. ia juga tidak menatap Jungkook. Ia menatap lurus kedepan, perhatiannya terkadang terpecah. Seperti melihat orang asing yang lewat didepannya atau sekelompok orang yang terlihat seperti keluarga sedang memasang senyuman bahagia memasuki pintu masuk penerbangan.

“pertandingan di malam hari? Aku baru tahu hal seperti itu.”

“tidak tahu. Mungkin karena jadwal pertandingan seleksi yang menumpuk.”

“aku kira kau hanya mencari alasan agar aku tidak merasa bersalah padamu karena sudah merelakan waktumu untuk melihat pertandingan pacarmu di pagi hari.”

Taeri menoleh menatap Jungkook. Lelaki itu masih menunduk, tapi Taeri bisa melihat bibir lelaki itu tertarik untuk membentuk senyum yang ia yakin dipaksakannya untuk keluar.

“tch. Ya, jika memang seperti itu. aku pasti lebih memilih untuk menonton pertandingan Yoongi ketimbang menemanimu menunggu perempuan yang bahkan tidak pantas untukmu.”

Jungkook tersenyum mendengar ucapan Taeri.

“ah. Koreksi. Yang benar kau yang tidak pantas untuknya. Eunbi terlalu baik untukmu.” Ucap Taeri dengan enteng. Ia melirik sedikit kearah Jungkook yang terlihat tersenyum.

Taeri ikut tersenyum ketika tersadar senyum lelaki itu sudah lebih terlihat tulus daripada sebelumnya.

“hah. Oke. Ini sudah 30menit lebih berjalan. Baiklah. aku akan mulai pergi. Ibuku juga pasti sudah lelah menunggu di dalam.” Jungkook mengangkat kepalanya dan menunjukan senyumnya. Lelaki itu tampak berusaha terlihat bersemangat. Wajahnya juga terlihat cerah daripada sebelumnya.

Taeri mengangguk dan membalas senyum Jungkook. Ia beranjak dan membantu Jungkook mendorong kursi rodanya untuk memasuki pintu keberangkatan.

“aku yakin kau bisa menemukan perempuan yang pantas untukmu di sana.” Ucap Taeri tetap mendorong kursi roda Jungkook.

Jungkook tertawa kecil. “jadi maksudmu aku akan mendapatkan gadis California?”

“bisa dibilang seperti itu. bukankah mereka lebih seksi daripada Eunbi?”

“apa aku terlihat seperti lelaki yang menyukai perempuan yang seksi?”

Sekarang gantian Taeri yang tertawa mendengar ucapan Jungkook. Ia menatap Jungkook dari belakang. Hingga ia berhenti ketika mereka sudah mencapai depan pintu keberangkatan.

“kau bisa mendorong kursi sendiri selama masuk kedalam kan?”

“kau tidak ikut masuk? Ibumu dan Chansung-Hyung ada di dalam.”

Taeri menggeleng. Ia tersenyum menatap Jungkook. “aku harus pergi ketempat Eunbi. aku yakin dia butuh hiburanku.”

Jungkook tersenyum mendengar ucapan Taeri. “apa dia membutuhkan hiburan?”

Taeri mengangguk mantap. “sangat membutuhkan.” Ucapnya seraya memamerkan cengirannya.

Jungkook tersenyum. Mereka berdua terdiam cukup lama. Taeri menunduk sebentar dan menatap sepupunya itu lagi.

“menyedihkan juga. kita akhirnya bisa berbicara akrab ketika kau sudah mau pergi meninggalkan korea.”

Jungkook menaikan satu alisnya dengan tatapan menggoda Taeri.

“jadi apa kau pikir kau akan kesepian selama aku tidak ada?”

“kau mau ku tinju?”

Jungkook tertawa lepas melihat ekspresi Taeri yang bisa berubah secepat itu.

Tiba-tiba ponsel Jungkook bergetar dan tampak nama ibunya tertera di layar ponsel itu.

“ibu sudah menghubungiku. Pasti dia sudah khawatir. Baiklah. selamat tinggal, Hwang Taeri. kuharap kau bahagia dengan pacarmu yg berandal itu.”

“dia sudah bukan berandal dan lagipula, kau harus ingat penyebutan noona jika berbicara denganku. Jungkook pabo.”

Jungkook kembali tertawa.

“baiklah. selamat tinggal, noona.” Jungkook mulai berbalik dan memainkan setiran kursi rodanya agar berjalan masuk kedalam pintu keberangkatan. Jungkook berhenti sebentar. tanpa menatap kearah Taeri ia terdiam. Taeri menatap lelaki itu. menunggu ia mengatakan sesuatu.

“sampaikan selamat tinggalku pada Eunbi noona.” Ucap lelaki itu. suaranya kembali terdengar serak. Ia seperti menahan tangisnya.

Taeri memejamkan matanya dan tersenyum.

“hmm. oke.” Jawabnya pelan.

Jungkook pun kembali menjalankan kursi rodanya. Hingga sosok lelaki itu mulai hilang melewati pintu keberangkatan.

**

Sera berjalan kearah Vending machine seraya menatap langit sore yang tampak indah dengan warna oranyenya. Angin di musim panas pun mulai terasa tidak panas lagi ketika malam sudah mulai mau menunjukan batang hidungnya.

Kini gadis itu harus menghilangkan rasa kantuknya ketika harus berada di stadion untuk pertandingan penyisihan yang akan di lakukan di malam hari. Tapi ia masih tetap berusaha menunjukan wajah penuh semangatnya meskipun di sisi lain ia sudah sangat lelah dengan semua jadwal tim basket yang padat.

Sera mulai memasukan beberapa lembar uang ke dalam Vending machine. Ia akan membeli kaleng minuman pesanan semua anggota tim.

“ah. Kau Park Sera?”

Sera menoleh kearah sosok yang memanggil namanya. Ia menatap gadis yang tampak tersenyum kearahnya.

“ah, kau…. Choi Hweji..?” Sera menunjuk kearah Hweji yang tampak membawa tas tangan serta kantung yang terlihat seperti bekal.

“syukurlah kau mengingat namaku.” Hweji tersenyum dan berjalan lebih dekat kearah Sera.

“bagaimana mungkin aku lupa dengan pacar Jimin?” Sera tertawa menatap Hweji yang juga ikut tertawa. Hweji mulai membantu Sera untuk memasuki beberapa kaleng minuman di dalam kantung plastik.

“ah terimakasih.”

“tidak masalah. Tampaknya aku datang lebih cepat dari jadwal bertanding.” Ucap Hweji masih tetap  membantu Sera memasuki kaleng minuman kedalam kantung plastik.

“bukankah itu bagus? Kau jadi bisa berbicara dulu dengan Jimin?” sera tersenyum menatap Hweji. Hweji membalas senyuman Sera tanpa mengatakan apapun.

Kedua gadis itu tak mengatakan apa-apa dan tetap melakukan kegiatan memasuki kaleng minuman yang keluar dari vending machine kedalam plastik.

Hingga akhirnya kegiatan mereka selesai. Total terdapat 3 plastik untuk membawa kaleng minuman yang sangat banyak. Bahkan vending machine tampak setengah kosong karena banyaknya minuman yang harus mereka ambil.

“biar kubantu membawa satu kantung plastik.” Tawar Hweji tersenyum menatap Sera dan menunjuk kantung plastik yang ia maksud.

“ani ani. Biar aku yang melakukannya.”

Tiba-tiba terdengar suara lain terdengar diantara mereka saat itu juga sosok tangan dengan cepat meraih kantung plastik yang tadi Hweji maksud.

“Taeri?! kau sudah datang?”

Hweji menatap Taeri terkejut ketika gadis itu sudah berdiri diantara mereka dan memasang cengiran khasnya.

“hari ini aku harus mengomeli Yoongi oppa sebelum pertandingan karena lelaki itu sulit kuhubungi dari pagi.” Taeri mengembungkan pipinya memasang wajah kesalnya hingga akhirnya gadis itu tersenyum lagi. Sera menatap Taeri ketika gadis itu mengatakan hal yang membuatnya tertegun, tapi entah kenapa ia tak bisa mengucapkan apa yang ingin ia katakan.

“baiklah. ayo kita ke venue pertandingan. Aku harus memilih tempat yang nyaman untuk duduk.” Hweji tersenyum dan menunjukan muka lelahnya yang tak bisa ia sembunyikan.

“tentu.” Taeri mulai berjalan ketika Sera dan Hweji juga berjalan. Untung saja jarak Vending machine dari venue pertandingan tidak terbilang jauh.

“Eunbi tidak ikut?” tanya Hweji menatap Taeri. ekspresi gadis itu tampak khawatir. Sebenarnya ia sudah ingin bertanya dari awal Taeri muncul, tapi ia ragu untuk melakukannya.

“dia ingin sendiri dulu untuk saat ini. aku maklumi hal itu. sebaiknya kita memberi waktu untuknya menyendiri.” Ucap Taeri tetap menatap lurus kedepan.

“dia tidak mengantar Jungkook di bandara?”

Taeri menggelengkan kepalanya dengan helaan nafas berat. Hweji sudah mengetahui apa maksud dari tingkah Taeri.

Sera hanya diam mendengarkan pembicaraan dua gadis itu. tapi ia mengingat nama gadis yang dibicarakan oleh Taeri dan Hweji. Meskipun ia penasaran dengan apa yang terjadi tapi ia tetap berusaha untuk diam tanpa mencampuri urusan mereka.

Akhirnya mereka sampai di depan stadion dan mulai memasuki venue pertandingan. Tampak anggota tim basket dari sekolah mereka berlatih untuk sekedar pemanasan atau  berlatih memasuki bola basket ke dalam ring.

Bangku penonton bahkan sebagian terisi. Jumlah penonton tampak lumayan mengingat ini hanya pertandingan penyisihan yang dilaksanakan pada malam hari.

Sebelum menuju ke bangku penonton dan mencari tempat duduk Taeri menatap sekitar arena pertandingan untuk mencari sosok Yoongi. tapi tampang lelaki yang selalu terlihat tidak bersahabat itu tampak tak terlihat.

“ah, mianhae. aku tadi seharusnya mengatakan ini padamu. Sudah beberapa kali Yoongi Sunbae tidak mengikuti latihan dan sejak tadi ia juga tidak terlihat sama sekali.” Ucap Sera setelah tadi memberikan plastik berisi minuman kepada anggota tim basket yang sudah tampak kehausan.

“apa?” Taeri menatap Sera tidak percaya. Tapi Sera tidak mungkin mengatakan kebohongan di saat seperti ini.

Taeri menatap kearah pelatih yang tampak tidak bisa menyembunyikan ekspresi gusarnya. Pasti lelaki itu juga khawatir karena Yoongi belum juga datang.

Hingga tatapan pelatih bertemu dengan Taeri. lelaki itu menatap gadis itu sebentar dan lalu mendekatinya.

“kau pacar Yoongi kan? Apa kau tahu kabar lelaki itu sekarang?” tanya pelatih dengan ekspresi gusar yang tampak masih terlihat dari wajah tegasnya.

Taeri menggeleng dengan ekspresi yang juga terlihat bingung. “aku bahkan tidak bisa menghubungi Yoongi oppa sejak pagi.”

“tch. Kemana anak bodoh itu???” Pelatih tampak menahan emosinya. Jujur itu terlihat menakutkan bagi Taeri. pelatih seperti akan siap menghajar Yoongi jika lelaki itu muncul di hadapannya. Pelatih menatap Taeri yang terus menunduk tanpa mau menatap kearahnya.

“baiklah. terimakasih. Aku harap dia akan menghubungimu dan memberitahumu alasan mengapa dia belum tiba sampai sekarang.” Ucap Pelatih kini dengan nada yang mulai datar seperti biasanya.

“n-ne. aku akan menghubungi Yoongi oppa sekali lagi.” Ucap Taeri berusaha menatap pelatih dengan keberanian yang ia kumpulkan.

“sera. kau juga harus mencari Taehyung. Bocah itu juga tadi pergi entah kemana dan sampai sekarang belum kembali.” Ucap pelatih. Sera menjawab perintah Pelatih dengan cepat sebelum lelaki itu pergi meninggalkan mereka berdua untuk kembali kearah anggota tim yang membutuhkan penanganannya.

“kemana perginya si rambut kemoceng itu??? dia selalu membuat masalah di saat yang penting.” Gumam Sera tampak kesal dan menatap sekitar. Sera menatap Taeri yang berusaha mengeluarkan ponsel dari tas tangannya. Sera tersenyum dan menyentuh pundak Taeri. taeri menoleh kearahnya.

“jika alasanmu terlihat gugup tadi karena takut dengan pelatih kau tidak perlu merasa setakut itu. pelatih kami sebenarnya orang yang baik, tapi dia terlihat tidak bisa menunjukan sikapnya dengan benar. Bahkan jika sebenarnya ia terlihat selalu memarahi Yoongi sunbae sebenarnya dia sangat sayang dengan sunbae.”  Ucap Sera tersenyum berusaha membuat Taeri lebih tenang. Taeri menatap Sera. tadinya ia ingin menanyakan apa ia mengetahui apa hubungan pelatih dengan Yoongi tapi ia putuskan untuk mengurungkan niatnya itu. ia membalas senyum Sera dan berusaha membuatnya lebih tenang.

“baiklah. aku akan pergi sementara untuk mencari Taehyung. Kau bisa mulai mencari bangku yang nyaman.” Sera menepuk pundak Taeri sekali lagi.

Taeri mengangguk seraya tersenyum. “ku harap kau bisa cepat menemukan si rambut kemoceng itu.”

*

Taeri tak bisa berhenti mengamati layar ponselnya usai ia terus memborbardir pesan untuk Yoongi serta menelpon lelaki itu. tapi tetap tak ada jawaban dari lelaki itu padahal sambungan tidak terputus sama sekali. Taeri menggigit bibirnya. tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Pertandingan akan segera di mulai dan Yoongi adalah kapten dari tim.

“dia masih tidak bisa di hubungi?” Hweji yang baru saja kembali usai berbicara dengan Jimin duduk di sampingnya menatap gadis itu khawatir.

Taeri menggeleng pelan. Ia menundukan kepalanya dan meremas ponselnya.

“arghhh apa yang dia lakukan sih??? Apa dia tidak sadar dengan posisinya???” Taeri mengacak rambutnya dengan teriakan yang tertahan.

“Jimin pun juga tidak bisa menghubungi dia. apa mungkin—terjadi—sesua—“

“arghhh tidak tidak tidak. Jangan katakan hal yang negatif Hweji. Jangan.”

Hweji menutup mulutnya spontan lalu mengangguk mengerti apa yang Taeri katakan.

Dari kejauhan tampak Taehyung yang berjalan memasuki venue dengan Sera. lelaki yang kini terlihat berambut dark brown itu tampak meminum minuman kalengnya dengan ekspresi santai. Ketika ia sedikit berbicara dengan Sera dan Sera yang akhirnya pergi meninggalkannya sembari membawa handuk yang Taehyung bawa tadi, Taehyung menatap Taeri dan Hweji. Ia pun berjalan mendekati keduanya.

“yo.” Taehyung menendang pelan kaki Taeri untuk menyapa gadis yang kembali menunduk dan mengacak rambutnya. Taehyung menatap Taeri bingung. Tak biasanya gadis itu tidak mengamuk ketika ia menendang kakinya atau menimpuknya dengan bola basket, oke itu memang bukan hal yang baik untuk sekedar menyapa, apalagi menyapa perempuan. Tapi Taehyung memang tidak pernah melihat Taeri sebagai perempuan.

“apa yang terjadi padanya?” tanya Taehyung kembali menyeruput kaleng minumnya seraya menatap Hweji.

“dia—“

“APA KAU TIDAK MENYADARI PENYEBAB KEGELISAHANKU?? KAU TIDAK SADAR?? DARI TADI KAU DISINI DAN KAU TIDAK SADAR???” belum sempat Hweji membalas pertanyaan Taehyung, Taeri sudah berteriak –meskipun ia masih menahan frekuensi suaranya—ia berdiri dan melotot kesal kearah Taehyung.

“loh? Memangnya aku tahu? Dari tadi aku di luar untuk mencari angin. Dan aku baru saja memasuki venue sejak kau datang kesini.”

“TAPI PASTI KAU SUDAH TAHU SIAPA DI TIM MU YANG BELUM DATANG KAN??”

“Hoseok? ah tadi dia baru datang. Baru saja mengganti bajunya—“

“KIM TAEHYUNG KU HARAP KAU MATI SAJA!!”

“oke sudah cukup Taeri. kau lupa? Taehyung itu lelaki paling tidak peka di kelas kita.” Hweji menahan tangan Taeri agar gadis itu sedikit lebih tenang. Karena sadar Hweji yang menahannya akhirnya Taeri mau kembali duduk dan menetralkan emosinya. Taehyung masih tidak menyadari apa yang salah dari perkiraannya.

Sera berjalan kearah mereka dan terlihat bingung dengan keadaan yang terjadi diantara mereka. tapi karena tidak mau mencampuri urusan diantara mereka, Sera menatap Taeri. melihat gadis itu yang kembali berkutat pada ponselnya. Sepertinya untuk kembali menghubungi Yoongi.

“uhm. Taeri. tadi baru saja Yoongi sunbae menghubungi pelatih. Dia bilang dia akan sedikit terlambat karena ada sesuatu yang mendesak. Jadi kita akan memulai pertandingan tanpa dia untuk sementara.” Sera menatap Taeri.

Taeri terdiam mendengar apa yang Sera katakan. Ia masih tetap dalam posisinya. Ia tampak terpaku.

“ah! Aku mengerti sekarang apa penyebab Taeri terlihat marah.” Taehyung menganggukan kepalanya. “harusnya kau bilang hal itu langsung. Dengan begitu—“

Sebelum Taehyung menyelesaikan kata-katanya Taeri tiba-tiba beranjak dan menendang kotak minuman di dekatnya dengan kesal. sontak Taehyung dan Sera terkejut melihat apa yang di lakukan gadis itu. hanya Hweji yang bersikap biasa melihatnya.

Tanpa mengucapkan apapun Taeri berjalan meninggalkan mereka untuk keluar dari venue. Ia bahkan tidak menyadari Hoseok yang berjalan tepat di depannya dan lelaki itu yang menatapnya. Hoseok berdiri terdiam menatap punggung Taeri. lelaki itu tampak sedikit khawatir dengan sikap Taeri.

“dia kenapa? Apa aku salah berbicara lagi?” Taehyung menunjuk dirinya sendiri. Kini ia tampak sedikit kesal.

Hweji menghela nafasnya. Sera pun juga tampaknya mulai mengerti kenapa Taeri bersikap seperti itu.

Hweji menatap Taehyung yang masih saja tidak mengerti.

“ya, Kim Taehyung. Ku beri tahu, jika wanita yang memiliki pacar dan tanpa sebab pacarnya itu tidak ada kabar bahkan tidak muncul di hadapannya, lalu wanita itu menghubungi pacarnya setengah mati hingga mengorbankan waktunya. Lalu pacarnya malah menghubungi orang lain. Apa menurutmu mereka akan bersikap biasa saja?” ucap Hweji dengan sepelan mungkin agar Taehyung bisa mengerti apa yang dia maksud.

Taehyung terdiam. Ia menggaruk kepalanya. Lelaki berambut kemoceng itu sepertinya sudah mengerti dengan apa yang terjadi.

Sera berjalan mendekatinya seraya melipat tangannya. Tanpa aba-aba gadis itu menjitak kepala Taehyung hingga lelaki itu meringis.

“y-ya! Kenapa kau memukulku? Kau mau ku serangya?” ujar Taehyung dengan nada kesal masih mengelus kepalanya yang terasa sakit karena jitakan.

“heh? Kau pikir aku mau di serang dengan lelaki yang tidak mengerti perasaan perempuan?” balas Sera dengan nada dingin yang sempat membuat Hweji terkejut. Ia tidak pernah melihat Sera dan bahkan tak tahu gadis yang terlihat kalem serta baik hati itu bisa bersikap kasar dan tegas pada Taehyung.

*

Taeri melangkah tanpa tujuan kearah luar venue. Ia menghentakan kakinya kesal.

“lelaki sial. Kenapa semua pesan dan panggilanku tidak dijawab? Kenapa malah menghubungi orang lain?? Apa susahnya menjawab panggilanku? Apa susahnya menjawab pesanku meski cuman kata-kata singkat??” gumam Taeri kesal terus berjalan dengan hentakan keras. Ketika melihat batu kerikil sedikit besar di depannya dengan penuh emosi ia menendang batu itu hingga melambung tinggi. Saking tingginya batu itu melambung.

PLETAK

Batu yang berukuran sedikit besar itu mengenai kepala seseorang hingga orang yang terkena batu itu berjongkok meringis memegang kepalanya. Seseorang yang ternyata lelaki itu menyebut sumpah serapah dan memungut batu kerikil itu.

Taeri terpaku melihat sosok lelaki itu yang begitu tinggi.  Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Gadis itu tak bisa mengatupkan mulutnya karena saking terkejutnya.

Lelaki itu menoleh kebelakang dan menyadari tidak ada siapapun yang berada di sekitarnya selain Taeri karena semua sudah pasti berada di dalam Venue.

Lelaki itu mendekati Taeri dengan langkah menghentak penuh kemarahan. Dilihat dari penampilannya, kelihatannya lelaki itu juga pemain basket. Ia memakai jersey timnya dan membawa tas besar di punggungnya. Tubuh lelaki itu terlihat tinggi. Mungkin sekitar 185cm atau mungkin lebih.

Lelaki itu sudah berdiri di hadapan Taeri dan menatap gadis itu dengan dingin. Ia mengangkat kerikil di tangannya.

“boleh aku tahu apa alasanmu melemparku dengan kerikil?”

“a-aku—“

“apa aku punya salah denganmu?”

“i-itu—“

“apa kita pernah berurusan sebelumnya???”

“b-b-bukan—“

“HAH??!!!”

Refleks Taeri menutupi kepalanya dan menunduk ketakutan ketika lelaki itu berteriak keras. Lelaki itu seperti siap memukulnya. Tapi pada nyatanya lelaki itu masih terus menahan emosinya karena Taeri wanita, mungkin jika lelaki ia sudah akan menghajarnya tanpa berpikir lagi.

“kau—“

“apa kau punya masalah dengan pacarku, Hansol?”

Lelaki itu berhenti berbicara ketika terdengar suara lain yang begitu Taeri kenal. Taeri menoleh dan mendapati sosok Yoongi yang berdiri di hadapan mereka.

Mata Taeri melotot lebar melihat Yoongi. bukan. Bukan karena ia marah karena Yoongi. tapi karena penampilan Yoongi yang begitu membuatnya terkejut sekaligus tidak mengenali lelaki itu. rambut Yoongi yang bewarna pale blonde. Ya, itu masalah warna rambutnya. Apa yang terjadi? Apa lelaki itu di racuni oleh Taehyung?

Penampilannya semakin membuat lelaki itu terlihat liar. Apalagi ekspresi tak bersahabat yang Yoongi pasang semakin buruk ketika melihat lelaki yang ada di hadapan Taeri.

Hansol –nama lelaki yang berdiri dihadapan Taeri—menatap Yoongi dan tersenyum sinis.

“hoooh? Jadi gadis ini pacarmu?” Hansol menatap Taeri yang masih terlihat bingung dengan keadaan di sekitarnya.

Yoongi berjalan kearah Taeri dan menarik lengan gadis itu kasar. Membuat gadis itu berdiri tepat di belakangnya masih tetap menggenggam tangan gadis itu seerat mungkin.

Hansol tertawa kecil melihat adegan di hadapannya. Tampang sinisnya begitu menakutkan bagi Taeri meskipun gadis itu akui jika ia melihatnya lagi wajah Hansol terlihat tampan.

“berarti aku menemukan mangsa yang tepatkan?” ucap Hansol dengan nada yang tidak bisa Taeri artikan. Lelaki itu menatap Taeri dengan senyuman sinis hingga membuat bulu kuduk Taeri berdiri. Ia meremas tangan Yoongi. seakan mengartikan rasa takutnya.

“jika kau berani melakukan sesuatu aku akan membuat wajahmu hancur.” Ucap Yoongi dengan tatapan tak kalah sinis.

“woopsie~ tenang saja. Kita disini bukan untuk melakukan hal itu. disini aku akan menantangmu dengan basket.” Hansol memasukan kedua tangannya kedalam kantong jaketnya. Menatap Yoongi dan lalu menarik satu sudut bibirnya.

Yoongi mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

Saat itu juga Hoseok berjalan kearah mereka ketika tadinya lelaki itu hanya melihat dari kejauhan. entah mengapa kakinya terdorong untuk mendekati mereka. hingga langkah lelaki itu terhenti menyadari siapa yang berdiri di depan Taeri dan Yoongi.

Hansol menyadari sosok Hoseok yang berdiri di belakang Taeri dan Yoongi. dan tersenyum sinis kepadanya juga. ia kembali menatap Yoongi.

“aku menantangmu Min Yoongi. jika di pertandingan nanti kau menang, aku tidak akan mengganggu hubunganmu dengan pacarmu itu.

Tapi… jika aku yang menang, aku akan membawa pacarmu dank au harus memutuskan hubunganmu dengannya.”

TBC

RHS comebackkkk :’D

Maaf ya RHS sempet ngalamin molor update yang lamaaaa banget. Itu karena banyak alasan yang buat aku belum bisa lanjutin lagi. Tapi untuk chapter ini sebagai pertanda RHS kembali dalam status “normal update” untungnya semenjak aku sudah kembali ke jalur fangirling ku aku udah ga ngalamin yang namanya writerblock. Ada yang masih nungguin RHS?

Dan entah kenapa kok ceritanya aku buat jadi complicated gini ya :’D tapi aku tetap akan buat RHS  tamat ga lebih dari 30 chapt kok.

Siapakah Hansol? Oiya hansol disini yang aku maksud itu Hansol dari SMROOKIES ya. Karena hansol masuk jadi cast –entah akan jadi cast yang berperan lama atau enggak—jadi mungkin nantinya member SMROOKIES lainnya akan muncul juga sebagai cast pembantu(?)

Siapa disini yang suka SMROOKIES? YEY //abaikan

Baiklah terimakasih buat para readers yang masih setia menanti RHS.  Maaf jika terlalu pendek dan ga sebanding sama waktu update yang lamaaa banget, tapi aku usahain kesananya update RHS ga akan telat parah kok :”

Salam sayang, AlvianyHwang uwu //plak