FF/ MASK OF VENDETTA/ BTS-GOT7-BAP-WINNER-INFINITE/ pt. 2


A Storyline Present By:

blackorchid28 (ex:elsakim)

Mask of Vendetta

(Chapter 2 :Trouble)

Main Cast:

BTS’s Kim Tae Hyung

Got7’s Park Jin Young

BAP’s Jung Dae Hyun

EXO’s Park Chan Yeol

Winner’s Song Min Ho

Infinite’s Nam Woo Hyun

 

OC :

Song Min Ah

Ma Hae Rin

Aiko Asano

Special Cast in This Chapter:

A-Pink’s Jung Eun Ji. OC Kim Ji Soo.

Genre: Horror, Thriller, Fantasy, Supernatural, Romance, School-life.

Rating: PG 17| Duration: Chaptered

Disclaimer : OC dan Alur milik author, Cast yang lain milik emak dan agencynya masing masing (except Kim Tae Tae is mine xP).Tolong hargain author, no siders no plagiarism. Happy Reading ^-^

.

mask-of-vendetta-poster-by-echaminswag - Chapter 2

Artposter by echaminswag, thanks for this awesome poster<333

.

2nd Chapter – Trouble

***

Hae Rin berjalan dengan lesu, dia menuju kelasnya tanpa disadari bukannya masuk kedalamnya tapi ia malah menabrak kusen pintu yang membuat dahinya harus mencium kusen berwarna coklat tersebut.

Semua orang menertawakannya, “aishh berisik!!”omelnya frustasi sambil berjalan dengan malas kebangkunya. Ia meletakan kepalanya dimejanya kemudian memejamkan matanya.

“Ma Hae Rin!”panggil seseorang dari depan kelas.

ne?”

“ikut ke ruangan saya sebentar.”

“ne.”ucapnya lesu.

Dengan langkah malas dia mengikuti guru tersebut ke ruang BK. Disana terdapat seorang siswa lainnya.Hae Rin melongo ketika melihat wajah siswa tersebut.

Siswa yang menabraknya kemarin.

“silahkan duduk ms. Ma.”Hae Rin mengangguk kemudian dia duduk disamping siswa lelaki itu.

“kau pasti sudah dengar beritanya dari kepala sekolah kan, Ms. Ma? Saya sangat khawatir dengan nilai sejarahmu.Jadi untuk itu, saya meminta dia untuk membantumu.Perkenalkan, dia Jung Dae Hyun.Siswa kelas 3 – 1.Jung Dae Hyun ini Ma Hae Rin kelas 1 – 3.kau bisa mengajarnya saat pulang sekolah setiap hari. Kurasa cukup kalian boleh keluar.”

Dengan santainya Dae Hyun keluar ruangan tersebut sementara Hae Rin dengan ragu mengintili Dae Hyun dari belakang.

Merasa diikuti Dae Hyung berbalik yang membuat Hae Rin sedikit terlonjak.“apa maumu?”

Dengan ragu Hae Rin mengulurkan tangan sebelah kanannya, “a-aku Ma Hae Rin sunbae.”

Siswa bermarga Jung itu hanya menatap tangan itu, “Jung Dae Hyun.”sahutnya tanpa menerima uluran tangan Hae Rin, ia malah kembali berjalan. Hae Rin mendengus pelan, dia menjabat tangannya sendiri dengan kemudian kembali mengintili Dae Hyun.

Dae Hyun berhenti yang membuat Hae Rin mau tidak mau menabrak punggungnya.“pelajaran dimulai pada saat bel pulang berbunyi sampai pukul 9 malam. Kutunggu diperpustakaan, jangan terlambat atau tidak jangan harap kau mendapat nilai bagus.”

“dan satu lagi.”Dae Hyun berbalik yang membuat Hae Rin terlonjak dan sedikit menjauhkan kepalanya.“jangan dekat dekat denganku. Radius 1 meter.”baru saja Dae Hyun hendak berbalik, Hae Rin menyentuh lengannya dengan cepat lelaki berpipi tirus itu menghempaskannya.

“jangan sentuh aku tanpa seizinku. Mengerti?”Hae Rin mengangkat kedua tangannya seolah dia adalah tersangka.Hae Rin mengangguk mengerti kemudian Dae Hyun pergi meninggalkannya.

Dia mencium ketiaknya sendiri, “apa aku bau?”

“Ma Hae Rin!!”

Hae Rin menoleh kesumber suara saat mendengar namanya disebut. “ohJisoo-ya, ada apa?”

“Min Ah, Rin.Min Ah.”siswi bernametag Jisoo itu berbicara tergagap sambil mengatur deru nafasnya yang memburu.

“ada apa dengan uri Minnie?”

“Min Ah, ia dibawa kekantor polisi sekarang.”

MWO?!!”

***

Min Ah meremas ujung roknya kencang. Saat ini ia sedang berada diruang introgasi. Didepannya terlihat seorang lelaki tengah membaca data dengan map berwarna kuning tersebut.

“baiklah nak, mari kita mulai. Harap jujur, jika tidak masalah akan semakin rumit.”Min Ah mengangguk pelan.

“menurut laporan anda dan korban memiliki hubungan yang kurang baik. Apakah benar?”aku mengangguk.

“kemarin korban melempari anda dengan kerikil lalu anda berteriak dan mengatakan bahwa anda akan membunuhnya. Apakah benar?”Min Ah kembali mengangguk.

“peristiwa pembunuhan terjadi sekitar pukul 5 – 7 sore. Dimanakah anda saat itu?”

“aku berada dirumah.”

Lelaki itu memijit keningnya, “buktikan padaku jika kau berada dirumah pada pukul 5 – 7 sore.Kuberi waktu 3 hari.Kau boleh pulang, nak.”

Min Ah mengangguk.Ia berjalan keluar ruangan itu. rasanya tidak bisa dipercaya, Kim Ki Bum, siswa yang selalu mengganggunya kini telah meninggalkan dunia ini.

2 hal yang harus ia cari tahu, siapa pembunuh sebenarnya dan siapa yang menuduhnya membunuh Key.

***

Hae Rin berjalan mondar mandir. Fikirannya tidak fokus, ia meremas boneka Minnie Mousenya. Sementara Tae Hyung hanya menatapnya bosan sambil membaca komik one piece favoritenya.

Melihat sikap Tae Hyung yang biasa saja Hae Rin mendengus sebal, ia menarik kelopak mata Tae Hyung sambil menatapnya tajam, sementara yang ditatap hanya menggaduh kesakitan sambil memegangi matanya. “yya!”

yya Kim Tae Tae, apa kau tidak khawatir pada Minnie? Bagaimana jika ia kenapa napa?”

Tae Hyung menatap Hae Rin malas, ia kembali membaca komiknya. “aku khawatir.”

“heol, bagaimana khawatir memiliki ekspresi seperti itu. dasar bodoh.”

“yyak, bukankah kau harus ke perpustakaan?”

Hae Rin melotot lebar, ia menjitak kepalanya sendiri lalu nyengir bodoh. “ahh benar, aku ada kelas. Baiklah aku pergi dulu, dahh.”Hae Rin melongos pergi dari kelas Tae Hyung.saat 3 langkah dari kelas Tae Hyung ia berfikir kembali, “tunggu, dari mana dia tahu aku harus keperpustakaan?”

Hae Rin menyipitkan matanya, lalu menaikan bahunya tidak peduli. Dengan cepat ia berlari menuju keperpustakaan membawa ransel pinknya, jangan lupakan giant lollipop dan boneka Minnie Mousenya tentunya.

Setelah sampai didepan perpustakaan dengan kegaduhan khasnya ia berlari menabrak beberapa meja yang berada didalam sana.

Untung saja perpustakaan sangat sepi jadi ia tidak perlu mendengar ocehan beberapa pengunjung perpustakaan karena kegaduhannya. Lagipula jam sudah menunjukan pukul 6, murid dan penjaga perpustakaan sudah pulang tentunya.

Hae Rin meneguk salivanya ketika melihat Dae Hyun tengah sibuk membaca buku.Dae Hyun menatap arlojinya, “terlambat 1 jam 20 menit 12 detik.”ucapnya seraya menutup buku tebalnya.

Hae Rin hanya nyengir bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “mianhae sunbae, tadi-”

“aku tidak ingin dengar alasanmu. Lebih baik kau belajar sendiri.”Dae Hyun membanting buku tebal itu ke atas meja. Dengan sengaja bahunya menyenggol Hae Rin saat ia beranjak pergi.

Hae Rin menghembuskan nafasnya pelan, ia menggit ujung bibir atasnya. dia berbalik kemudian mengejar Dae Hyun yang sudah pergi agak jauh. “sunbae, tunggu aku.”teriaknya menggema dilorong sekolah tersebut.

Sepertinya lelaki berpipi tirus itu tidak mengidahkan panggilan yeoja satu ini.Dengan sekuat tenanga Hae Rin kaki yang bisa dibilang kurang dari rata rata itu belari mengejar Dae Hyun yang berjalan agak cepat.

Dengan usahanya ia bisa mencapai lengan lelaki itu lalu menariknya, “hosh hoshh, sunbae kenapa tidak berhenti?”

Lelaki itu menatap tangannya yang disentuh Hae Rin, “kau ingat peraturan yang kukatakan tentang tidak menyentuhku tanpa seizinku?”

Hae Rin nyengir bodoh, dengan perlahan ia melepaskan pegangannya pada Dae Hyun. “sunbae jangan seperti ini, ayo kita belajar.”

“aku akan bilang pada Kim songsaeng bahwa aku merasa keberatan mengajarmu jadi kau bisa mencari guru lain.”

Tampaknya Hae Rin tidak menyerah begitu saja, ia merentangkan kedua tangannya didepan Dae Hyun seolah menjadi tembok untuk menghalanginya menuju ruangan Kim Songsaeng.

Ia menempelkan kedua telapak tangannya, memohon, “kumohon sunbae, jangan seperti ini. Aku janji tidak akan telat lagi.Please”ucapnya dengan aegyo terbaiknya.

bukannya merasa gemas, Dae Hyun malah menatap gadis itu jijik. Dia mengalihkan pandangannya, “tidak.”

“hmm begini saja, akan ada kompetensi sejarah akhir bulan nanti. Bagaimana jika kita bersaing?Jika aku menang sunbae harus bersedia menjadi guruku.Bagaimana?”

Dae Hyun menaikan sebelah alisnya, “dan jika kau kalah?”

Hae Rin berfikir sejenak, “j-jika kalah maka aku akan menuruti 3 permintaan sunbae.Bagaimana?”

Dae Hyun nampak berfikir sampai akhirnya seulas senyum terpampang dibibir kissable-nya yang membuat Hae Rin harus mengakui bahwa lelaki itu sangat tampan jika tersenyum walau hanya sedikit.

“kurasa bukan kesepakatan yang buruk.”

“tapi, sampai kompetensi nanti, kita harus belajar bersama, oke?”

Dae Hyun mengerinyitkan dahinya, “bukankah itu peluang untukmu?”

Hae Rin nyengir bodoh, dia menjitak kepalanya sendiri. “geundae, sunbae jauh lebih pintar daripada aku. Memberikan sedikit ilmu yang sunbae punya tidak akan merubah segalanya kan?”

Dae Hyun hanya bisa geleng geleng kepala saat melihat gadis didepannya mengedipkan matanya sok imut, “kau kenapa?cacingan?”

Hae Rin mencibir pelan, “joah, aku setuju. Pembelajaran dimulai besok dan jangan terlambat lagi ny. Ma.Jika terlambat jangan harap aku mau mengajarimu.”ucapnya dingin seraya pergi meninggalkan Hae Rin.

Senyum Hae Rin mengembang, “GOMAWO SUNBAE, AKU TIDAK AKAN TERLAMBAT LAGI. AKU JANJI, AKU AKAN BELAJAR SEBAIK MUNGKIN.”teriaknya pada Dae Hyun yang mulai menjauh.

Hae Rin memeluk dirinya sendiri, “terimakasih tuhan.”gumamnya senang.

***

Min Ah PoV

Aku berjalan dikoridor sekolah.Bisik bisik para siswa maupun siswi serta merta menemaniku sepagi ini.

Ugh, sial. Apa harus mereka membicarakanku tepat ditelingaku sekarang?? Apa mereka tidak memiliki sopan santun sedikitpun? Dimana tata krama mereka?

Dengan cepat aku berjalan dengan cepat menuju ruang kelas 2 – 1.Mencari sosok yang benar benar membuatku kefikiran dari tadi pagi.

Brukk.

Awww..

Kuelus bokongku yang sukses mencium lantai.Benar saja hal yang kutakutkanpun terjadi. 3 siswa itu menertawaiku, sepertinya aku akan dibully habis habisan sekarang.

Kutatap orang –yang dengan sengaja – menyandungku, dia bersama kedua teman lainnya menatapku sambil melipat tangannya didepan dada angkuh.

“upss, sorry. Sepertinya salah satu kakiku yang melakukannya.”

Aku mendengus remeh, aku bangkit lalu membersihkan rokku yang sedikit kusut akibat ulah mereka. “apa ini? Aku bersyukur saat tahu Kim Ki Bum telah mati karena tidak ada lagi orang yang menyandungku, tapi mungkin aku salah karena sekarang sudah ada yang menggantikannya.”

what?! Beraninya kau..”

Aku menggenggam erat tangan gadis itu ketika ia hendak melayangkan tamparannya padaku, kuremas tangannya sampai memerah lalu menghempaskannya kasar. Kutatap gadis itu dengan tajam, “dengar ya, aku tidak membunuh kekasihmu itu, Jung Eun Ji.Jadi enyahlah kau dariku!”

Dengan sengaja aku menyenggol bahunya saat beranjak pergi.“kau benar benar..”

“Song Min Ah.”baru selangkah dua langkah, seseorang dengan suara yang kukenali memanggilku dari arah berlawanan. Aku tersenyum miris, aku berbalik dan menatap Park Jin Young yang tengah menatapku dengan tatapan khawatirnya.

Kutatap Jin Young sunbae dan Eun Ji yang tengah mengangkat sebelah sepatunya bergantian, aku berani bertaruh bahwa tadi ia hendak melemparku dengan sepatu wedges 30 cmnya itu.

“bisa kita bicara?”pintanya dengan tegas.

Aku hanya diam menatapnya, dengan sedikit kasar dia menghampiriku lalu menarik tanganku untuk mengikutinya.

Dia membawaku ke taman belakang, dia melepaskan genggamannya padaku lalu menatapku. “apa kau yang melakukannya, Song Min Ah?”

“bukan aku.”

“kenapa tidak mengaku??!! Jelaskan padaku apa yang terjadi sebenarnya.”

Aku terhenyak ketika melihat Jin Young sunbae membentakku dengan tatapan tidak seperti biasanya, sebisa mungkin aku memasang ekspresi yang sering kugunakan sehari hari, wajah datar.

“aku tidak melakukan apapun. Aku tidak membunuh siapapun.”ucapku serak.

“jelaskan padaku Song Min Ah!”

“aku benar benar tidak apa apa jika semua orang tidak mempercayaiku. Tapi untukmu sunbae, bisakah kau mempercayaiku? Aku tidak peduli bagaimana orang berfikir tentangku diluar sana. Bagiku, jika sunbae mempercayaiku lebih dari cukup.”ucapku dengan suara bergetar.

Bodoh. Kenapa airmataku terus terjatuh? Kerja bagus Song Min Ah, untuk pertama kalinya seseorang melihat airmatamu. Benar benar menyedihkan.

Aku terus menatap manik mata Jin Young sunbae yang tengah menatapku tertegun. Dengan senyum terpaksa aku menghapus airmataku yang baru saja turun dari mataku. Dengan cepat aku meninggalkan Jin Young sunbae yang masih mematung.

Song Min Ah, kenapa kau bisa selemah ini pada orang yang kau sukai? Mana sifat tangguhmu?

Untuk kesekian kalinya, aku benar benar kecewa padanya. bagaimanapun juga cinta bisa membuat seseorang lemah, kan?

Entah kemana kaki kaki ini melaju, aku terus berjalan ke hamparan padang rumput berbukit belakang sekolahku. Aku benar benar ingin sendiri.

Aku duduk dengan tenang sambil menikmati angin pagi yang berhembus. Cuaca saat ini sangat bagus tapi tidak bagiku. Sampai seseorang yang tak kuharapkan menghampiriku, Kim Tae Hyung.

Dia duduk disebelahku sambil menatapku dengan cengiran khasnya. “woah, mendengar kasus pembunuhan disekolah membuatku lapar. Bagaimana jika kita ke kedai ramyun? Traktir aku ya?”

Aku menatapnya dengan wajah kesal, bagaimana bisa dia masih memikirkan perutnya lantaran disekolah terjadi pembunuhan. Dia bersikap seolah tidak terjadi apa apa sekarang.

Dan lagi, aku benar benar tidak habis fikir dengan Kim Tae Hyung, kenapa dia sangat tidak modal? Apa ia benar benar seorang pengemis? Ck.

“aku sedang tidak mood berurusan denganmu, Kim Tae Hyung.”

“yaa, kajjaaa. Aku lapar sampai benar benar hampir mati. ayolahh.”merasa tak dihiraukan lelaki itu berpindah tempat kedepan Min Ah. Gadis yang lebih pendek darinya itu sedikit menjauhkan kepalanya ketika menyadari wajahnya sangat dekat dengan Tae Hyung.

Min Ah yang kaget langsung memukul kepala Tae Hyung brutal, “yakk Kim Tae Hyung byuntae!! Menjauhlah!!”

“aw aw, hentikan apa kau seorang wanita? Isi tanganmu otot semua ya? Demi kerang ajaib ini sangat sakit Song Min Ah.”

mwo??? Yak Kim Tae Hyung, mau mati ya?”

“ya ya ya, jangan menyumpahiku jika aku mati kau akan menyesal nanti karena tidak bisa melihat manusia tampan yang mirip seperti anime hidup ini.”

Min Ah tertawa kecil, seorang Kim Tae Hyung benar benar memiliki kadar percaya diri yang sangat tinggi.

“lihat, kau tertawa kan? Tenang saja, aku akan selalu mempercayaimu semustahil apapun, aku akan tetap ada disisimu. Kau tidak perlu khawatir, oke?”

Min Ah meninju lengan Tae Hyung pelan sambil tersenyum penuh arti, “gomawo.”

“sebagai imbasnya aku membuatmu tertawa, bagaimana jika kau traktir aku hmm hmm?”Tae Hyung menaikan alisnya keatas kebawah disambut dengusan halus dari Min Ah.

“lupakan, aku tidak akan mentraktirmu hari ini. Ngomong ngomong dimana Hae Rin?”

Tae Hyung menaikan bahunya tanda tidak tahu, “aku tidak tahu pastinya tapi kudengar mulai kemarin ia akan mengikuti jam tambahan dari sunbae tingkat 3 sehabis pulang sekolah.”

Min Ah hanya mengangguk mengerti, “kuharap dia baik baik saja.”

***

“kau harus baca ini, ini, dan ini, jangan lupa yang ini. Ini juga. Lalu yang ini.. blablablabla”

Hae Rin hanya bisa pasrah dan mencoba mengimbangi langkahnya ketika Dae Hyun melemparkan beberapa buku tebal kearahnya sambil berjalan diantara rak rak buku yang menjulang tinggi.

“terakhir yang ini.”

Tepat setelah Dae Hyun melempar buku yang terakhir kearah Hae Rin, tumpukan buku yang tadinya benar benar sangat tinggi di tangannya terjatuh seketika membuat Hae Rin mau tidak mau ikut terjatuh juga.

Dae Hyun menghela nafas melihat gadis didepannya tengah menggaduh kesakitan sambil mengelus bokongnya, ia mengulurkan tangannya bermaksud memberi bantuan.

Hae Rin dengan sigap menerima uluran tangan Dae Hyun, tak disangka tarikan Dae Hyun sangat kuat lebih daripada yang ia perkirakan, akibatnya posisi Hae Rin seperti memeluk Dae Hyun saat ini.

Entah kenapa jantung Hae Rin berdebar sangat kencang, ia sangat nyaman berada disampingnya. Tapi.. ini sangat konyol, fikirnya. Mana mungkin ia menyukai lelaki didepannya, benar benar mustahil.

“kau mau orang orang melihat posisi kita seperti ini? Jika posisi kita berciuman ditengah lapangan pasti akan menjadi isu panas.”bisik Dae Hyun tepat ditelinga Hae Rin yang membuat jantungnya lebih berdetak cepat.

Sesegera mungkin Hae Rin menjauhkan tubuhnya dari tubuh Dae Hyun kemudian memungut buku buku tebal yang berserakan dilantai.

Dae Hyun melirik jamnya, “kau baca dulu, aku akan ke toilet sebentar.”ucapnya seraya pergi dari perpustakaan.

Dae Hyun terus melangkahkan kakinya menuju toilet sekolah. Koridor tampak sepi, hanya ada beberapa siswa maupun siswi yang berkeliaran disekolah karena bel pulang sudah lama berbunyi.

Tak mau buang waktu ia mempercepat langkahnya sampai sebuah suara menghentikannya.

“kukira kau masih mengingatku, Jung Dae Hyun-ssi.”

Dae Hyun berbalik, menatap gadis yang tengah membelakanginya saat ini. “siapa kau?”tanya Dae Hyun datar.

“kenapa kau tidak menggunakan kekuatanmu untuk tau siapa aku sebenarnya, hmm?”

Dae Hyun menyipitkan matanya, sedetik kemudian seulas senyuman licik terlukis dibibir kissable-nya. “Kang Ri An?”

Perlahan gadis itu berbalik, menatap Dae Hyun sambil tersenyum miring, “sekarang aku dikenal dengan nama Aiko Asano, Jung Dae Hyun-ssi.”

TBC

Comment and Like! XOXO~

About fanfictionside

just me

5 thoughts on “FF/ MASK OF VENDETTA/ BTS-GOT7-BAP-WINNER-INFINITE/ pt. 2

  1. kasian minnie di tuduh pembunuh…
    daehyun punya kekuatan?????…
    makin seru aja nihh.. mohon dilanjut ya author . . ceritanya daebakkkk!!!!…

Leave a comment