FF EXO SPECIAL BOYS / part 23 ENDING

Author: AlvianyHwang
CAST:
+ Nam Seo Rin
+ Kim Jong In (KAI)
+ Kim Xiu Min
+ Choi Min Ah
+ Park Chan Yeol
+ Baek Jae Ah
+ Bang Hyo Bung
+ Oh Se Hun
+ Cho Hye Rin
+ Kris Wu
+ Park Ri Young
+ Park Hyun Ra
+ Park Sung Tae
+ ALL EXO MEMBERS
GENRE: supranatural, life, romance, fantasy, NC

The small fluttering of your wings
seemed like it was telling me to
follow you
The sad eyes and tacit stories in
your heart that night in which the
whirlwind was raging
I was mesmerized by the
mysterious you and stared at you
and had my one soul stolen
Because I am completely drunk at
your movements, I even forgot
how to breathe
Like a waltz, I sit lightly and can’t
take my eyes off of you
My eyes naturally follow you every
time you walk
Guide me yeah take me together
with you to the place where you
live
Oh even if the world ends, I’ll
follow from behind you so please
don’t go out of my sight
Even when the morning comes,
don’t disappear oh
This walk that I’m dreaming
You’re my only beautiful butterfly
(Dont Go by EXO)

*

Untuk: byun baekhyun yg bodoh

Hey baekki!
Ini aku jaeah. Baek jaeah.
Semoga kau bisa tetap mengingatku, ya?
sudah hampir 3 tahun aku berada di bumi dan menjadi manusia.
Aku bahkan sudah punya sahabat manusia yg tahu keadaanku sebagai mantan mutan.
Jadi manusia itu cukup sulit. Bahkan sangat sulit dibanding saat aku jadi mutan dulu.
Aku sudah tidak punya kekuatan yg bisa kugunakan lagi seperti dulu. Sekarang aku harus berusaha keras untuk mewujudkan semua keinginanku di bumi.
Hmm, awalnya aku kira kau tidak akan pernah menginjakan kaki di bumi. Yg ku tahu kau memang membenci bumi dan kau memang membenciku yg lebih memilih menjadi manusia.
Harapanku bisa melihatmu mungkin adalah hal konyol dan tidak mungkin.
Hingga, jujur. Aku sangat bahagia ketika kau datang ke bumi.
Kau benar-benar datang baekki!!
Tapi sikapku, aku tidak bisa merubah sikapku yg dulu menjadi lebih baik. Kau juga!!!
Dan aku tahu kau sangat membenciku yg sekarang manusia kan? Lagipula kau ke bumi hanya untuk menjalankan tugas menghancurkan kami kan? 
Oke. Aku akui, aku memang penghianat. Aku tidak pantas hidup lebih lama lagi.
Jujur. Aku sangat merindukan semuanya.
Aku rindu exo planet.
Aku rindu menjadi mutan.
Aku rindu kekuatanku.
Aku rindu flo, naga kecil yg dulu kita pelihara.
Dan aku. Merindukan mu…
Aku tahu saat dimana kau akan membunuhku akan tiba. Aku menantinya baekki. Aku hanya ingin mati di tanganmu.
Dan jika nanti aku mati.
Pastikan kau tidak akan menyesali itu!
Dan jangan menangis karena menyesal! XP
Ingat! Aku benci lelaki yg cengeng!
Pokoknya aku merindukan mu baekki!

Baek jae ah

*
Author pov

Flashback

“jaeah!!!!”
Teriakan cempreng terdengar sangat tajam di kuping jaeah.
Gadis itu menoleh ke arah sosok pemilik suara menyebalkan itu.
“baekki!!! Kau pikir kupingku itu pemantul suaramu??? Aku hampir tuli tahu!!!”
Baekhyun. Anak lelaki yg masih berusia 15 tahun itu menatap teman sepermainannya yg seumur, jaeah. Tatapannya seperti menahan tangis. Matanya sudah berkaca-kaca.
“apa benar kau akan meninggalkan exo planet???”
Pertanyaan baekhyun membuat jaeah terdiam. Jaeah menatap ke arah lain.
Egonya yg masih seperti anak kecil tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat baekhyun mengerti.
“jaeah!!!!!” baekhyun berteriak lebih kencang. Airmatanya sudah mengalir jatuh. Dia tidak peduli dengan kecengengannya sekarang.
“baekhyun! Aku sudah bilang kalau aku membenci anak lelaki yg cengeng!”
Seru jaeah tanpa menatap ke arah baekhyun. Dia tak kuat harus menatap baekhyun.
Baekhyun memang sangat berarti untuknya.
Baekhyun meraih lengan jaeah dan mencengkramnya sekuat mungkin. Seberkas cahaya kecil tampak bersinar dari tangan terkepalnya. Pertanda ia menahan amarah.
Jaeah menatap ke arah baekhyun yg tengah menunduk. Badan namja itu bergetar.
“jangan pergi. Kau tidak boleh pergi dari exo planet. Disini tempat kita, jaeah. Jika kamu pergi berarti kamu penghianat.”
Jaeah menghela nafas berat.
Dengan pelan jaeah berusaha melepas cengkraman baekhyun.
“aku memang pengkhianat baek. Jadi, sebaiknya kamu membiarkan aku untuk pergi.”

*

Jaeah menatap sekeliling planet yg akan ia tinggalkan ini dengan menahan perasaan sesaknya.
Seseorang sudah berada di belakang untuk mendampingnya selama di bumi.
Usianya terlalu kecil untuk mengetahui arti dendam dan membalasnya. Tapi itulah yg dia rasakan sekarang.
Karena planet ini. Hanya untuk melindungi dan mendapatkan hak yg tak pernah didapatkan, orang tuanya harus merelakan nyawa mereka. Meninggalkan jaeah sendirian.
Itulah yg menjadi awal dia membenci kaumnya sendiri.
“apa yg kau tunggu? Ayo kita pergi sebelum ada yg tahu.”
Suara namja berusia cukup jauh darinya akhirnya bersuara.
Jaeah tidak menatap namja itu. Ia masih merasakan tiupan angin di planet yg akan ia tinggalkan untuk selamanya itu.
Menatap ke arah langit yg tampak mendung.
“lay, apakah keputusan ku ini tepat?” tanya jaeah pelan.
Lay -sosok namja itu- menatap punggung jaeah. Gadis kuat itu tampak rentan sekarang.
“itu semua keputusanmu. Bagaimana aku bisa tahu apa itu salah atau tidak? Kau yg menentukan jalanmu sendiri.”
Jawab lay mengalihkan tatapannya dari jaeah.
Gemuruh dari kejauhan terdengar.
Jaeah menghela nafas beratnya.
“aku… Sangat membenci planet ini. Tapi, ada hal yg tidak ingin aku tinggalkan dari planet ini.”
Ucap jaeah lemas.
Lay tersenyum.
Dia berjalan mendekati jaeah dan menjajarkan dirinya dengan jaeah. Menatap exo planet dari tebing tempat mereka berdiri.
“apa itu baekhyun?” lay menatap jaeah. Gadis kecil itu diam, raut mukanya tampak sedih. Menahan tangis yg hampir ingin tertumpah.
Lay mengalihkan tatapannya dan menatap langit.
“ayo. Keadaan cuaca bisa menjadi penghalang untuk kita.”
Ujar lay dan berjalan meninggalkan tempat jaeah berdiri.
Tapi gadis itu masih keukeuh berdiri di tempatnya, lay menghentikan langkahnya dan menghela nafas menatap jaeah.
“baekki bilang dia sangat membenci bumi dan manusia. Mereka membuat hak mutan menjadi musnah dan ingin segera menghancurkan manusia..” suara jaeah menyerak.
“tapi. Gara-gara mutan, orang tuaku harus mati dan menanggung kesalahan yg tidak jelas.
Apa salah jika manusia dan mutan bersatu? Apakah salah jika aku terlahir?” airmata jaeah sudah tak bisa ia tahan lagi.
“apakah ayahku yg manusia adalah siluman atau binatang buas? Kenapa queen menyetarakan ayah dengan itu? Bukankah dirinya yg buas? Bukankah para mutan itu yg buas?”
Tangis jaeah terpecah. Ingatan kematian ayah dan ibunya tepat di depan mata gadis itu terbayang begitu saja.
Lay menatap jaeah prihatin. Dirinya memang mutan, tapi dia sangat sadar akan keburukan kaumnya sendiri. Ia merasa, dirinya dan jaeah satu-satunya mutan yg tersadar dengan keburukan itu.
Lay berjalan ke arah jaeah dan membantu gadis kecil itu berdiri.
“semua keputusan yg kau ambil tepat. Mungkin orang tuamu ingin kau melakukan ini.” ucap lay dan mengacak rambut jaeah.
Jaeah menghapus airmatanya.
Lay menatap gadis yg tengah cengeng itu dengan perasaan sedih.
Jaeah melangkahkan kakinya meninggalkan tempatnya berdiri.
Lay menghela nafasnya.
“dan maaf. Aku tidak bisa untuk menghidupkan kedua orang tua mu lagi.”

Flashback end

Baekhyun beranjak dari rebahannya di kasur jaeah yg tampak rapi dan masih belum di tiduri oleh gadis itu.
Menatap guling yg tengah ia peluk. Guling jaeah.
Dengan rentan baekhyun menghapus airmatanya.
Tapi, seperti tak tertambal. airmatanya terus terjatuh meski seberapa sering ia menghapusnya.

ia masih mengingat jelas, pembicaraan jaeah dengan lay saat gadis itu sudah bersiap meninggalkan planetnya.
baekhyun mendengar semuanya. dan bodohnya, mengapa semua yg ia lakukan harus berakhir dengan rasa benci pada jaeah?
harusnya ia mengerti bagaimana perasaan jaeah. bagaimana perasaan gadis itu ketika harus kehilangan kedua orang tuanya.
rasa dendam gadis itu pada makhluk seperti dirinya.
baekhyun kembali berbaring di ranjang jaeah.
membiarkan dirinya menangis sederas mungkin. tangis yg akhirnya ia keluarkan saat terakhir kali ia mengeluarkan airmata untuk kepergian jaeah.
lagi-lagi untuk jaeah.

*

chanyeol dan luhan menatap tak percaya ke arah suho yg sudah menbuka matanya.
dengan cepat chanyeol menghampiri suho.
“YA! kau hidup???!!!” chanyeol menepuk keras pundak suho ketika namja itu juga tengah beranjak duduk dari berbaringnya.
suho memegang kepalanya yg terasa berat. mengerutkan keningnya. hingga ia menyadari bahwa dirinya menangis.
“mustahil. bagaimana bisa kau menangis?
…. ah, aku lupa. kekuatanmu itu air. kau membangkitkan perasaanmu dengan airmata.” ujar luhan dengan ekspresi datar.
suho menatap luhan dengan tajam. “karena gadis itu ya?” ucap luhan lagi.
suho beranjak dari duduknya dengan terhuyung. untung chanyeol juga segera membantu namja itu berdiri.
namun tiba-tiba chanyeol seperti merasa ada yg aneh pada tubuh suho.
chanyeol melepas sentuhannya pada suho. tampak tangan chanyeol basah seperti habis tercelup air dingin.
dengan heran chanyeol menatap tubuh suho. saat ia menyentuh suho, ia seperti menyentuh air.
suho menatap tubuhnya sendiri, lalu menatap luhan lagi dengan rasa marah.
“suho. apa ini…. tameng terkuatmu itu?” chanyeol menatap suho takjub. hingga namja yg di tanya itu seperti tersenyum penuh kemenangan.

*

kai terjatuh begitu saja ketika xiumin membuat kakinya membeku dengan sekali tatap mata dengan namja itu.
kai meringis sekaligus mendengus.
setidaknya ia tidak mau terlihat konyol dimata orang lain sekarang.
tapi apa juga yg bisa ia lakukan?
seluruh tubuhnya terasa membeku sekarang.
kini akhirnya ia sangat membenci kekuatan teleport tak bergunanya itu.
xiumin berjalan mendekati kai dengan muka dingin.
dari kekuatannya ia sudah menciptakan belati panjang berwujud es yg kini sudah ia genggam.
kai menatap xiumin sinis.
apa mungkin waktunya sudah dekat?
“kau ternyata lemah.”
ucap xiumin dengan nada remehnya. mata kai memicing.
ia pun tersenyum sinis dan menampakan seringaiannya.
“cobalah untuk melihat kebelakang sekali-kali.” ucap kai sangat pelan.
xiumin mengerutkan keningnya.
hingga semburan api tepat mengenai belakang xiumin.
xiumin telat menghindar dan menyebabkan punggungnya terbakar dan menghitam.
chanyeol menyemburkan apinya juga ke arah kai. membuat namja itu tak lagi membeku.
“gomawo.” ucap kai santai seraya mengulet badannya yg terasa pegal.
chanyeol hanya mendengus dan kembali fokus membantu suho untuk menghajar luhan.
xiumin bangkit dan merasakan luka bakar dipunggungnya.
menatap ke arah chanyeol sengit.
xiumin mengarahkan tangannya ke arah chanyeol yg tampak tidak terfokus kepadanya.
BUAG!!!
tubuh xiumin kembali terjatuh kasar ketika kai yg sudah berada di belakangnya menendang namja itu brutal tepat di kepalanya.
darah kental tampak keluar dari kepalanya.
“lawanmu bukan dia. tapi aku.” kai menatap xiumin dingin.
xiumin meraba kepalanya. dapat ia rasakan darah kental yg mengaliri pelipisnya.
ketika ia melihat darah yg terbalur di tangannya, mata xiumin menatap tajam kai. tatapannya benar-benar seperti ingin membunuh namja itu.
Dengan cepat xiumin meninju kai membuat namja itu terhuyung.
kepalan tangan xiumin terasa tajam bagai es. baru hanya satu pukulan saja, pipi kai sudah terluka.
xiumin meraih kerah seragam kai dan menyudutkan namja itu ketembok. meninjunya berkali-kali dengan kasar, tubuh kai tak bisa bergerak. xiumin sudah membekukan tubuhnya.

chanyeol yg melihat dari kejauhan menatap kaget.
ia menghilangkan konsentrasinya pada luhan dan suho.
mengarahkan tangannya pada xiumin.
luhan yg menyadari apa yg akan dilakukan chanyeol menatap ke arah namja tinggi itu tajam dengan mata yg berubah warna berbeda dari warna asli matanya.
suho menoleh pada chanyeol.
“YA! CHANYEOL!!!!!”
teriak suho mengingatkan konsentrasi namja itu.
chanyeol menoleh.
berterimakasih dengan kegesitannya, chanyeol berhasil membuat tameng dari kekuatan luhan yg hampir membuatnya seperti suho tadi.
suho menghela nafasnya lega.
luhan menatap kearah suho dan chanyeol masih dengan muka datar. hingga ia menurunkan tangannya.
“kenapa kalian sangat bersikukuh untuk melindungi manusia?”
warna bola mata luhan tampak berubah, seperti semula.
chanyeol membuang ludahnya.
“apa kalian tidak tahu seberapa pentingnya planet ini untuk kita?? apa kalian tidak menghargai perjuangan queen untuk kesejahteraan kaum kita?!! APA PIKIRAN KALIAN TELAH BUTA!!!” ekspresi tenang luhan menghilang ketika amarah tampak muncul dari wajahnya.
suho dan chanyeol masih menatap luhan dengan sinis.
luhan tersenyum remeh.
“apa manusia mempengaruhi pikiran kalian? apa mereka juga punya kekuatan dan menggunakannya untuk mutan lemah seperti kalian??!!”

“diam kau.”
chanyeol menatap sengit luhan.
“kau sendiri yg telah di pengaruhi. lagipula untuk apa aku memperjuangkan hak yg bukan untuk kita?”
luhan menatap chanyeol dengan serngitan benci.
“mutan seperti kalian. hanyalah makhluk hidup yg tak mempunyai hati nurani dan perasaan. binatang berbentuk manusia.” chanyeol tersenyum sinis.
“manusia?? bahkan kau telah menganggap dirimu manusia sekarang??? kau! kalian semua benar-benar laknat! tak pantas untuk hidup!!! kalian semua-”
“ya..”
luhan menghentikan ucapannya ketika suho mengucapkan sesuatu.
suho menatap luhan dingin.
“keluarlah dari tubuh luhan sekarang. aku tahu siapa kau.”
ucapan suho membuat chanyeol menoleh padanya.
dia memasang tampang penuh tanya, bahkan dia sendiri tak bisa menduga siapa yg membuat luhan seperti itu.
luhan menyerngit marah ke arah suho.
hingga pemandangan mengerikan terpampang jelas di depan suho dan chanyeol.
mulut luhan yg terbuka sangat lebar, dan sesosok mahkluk keluar dari tubuh itu.
tubuh luhan terhuyung dengan pandangan kosong dan terjatuh keras. mata luhan tertutup, tanda namja itu tak sadarkan diri.
suho dan chanyeol menatap sengit sosok yg keluar dari diri luhan. mungkin makhluk yg menguasai luhan tadi.
sosok itu tertawa dengan raut wajah seramnya.
“suho. sudah lama aku tidak melihatmu.” sosok yeoja menyeramkan itu melambaikan pelan tangannya ke arah suho.
chanyeol mengerutkan keningnya. ia menatap yeoja menyeramkan itu dari atas hingga bawah.
dari tubuh, kulit serta warna kulitnya tampak seperti hiu. Itu dugaannya.
“ah!” chanyeol tersadar. Dia menatap ke arah suho dan menunjuk-nunjuk suho.
“arraseo. Aku tahu dia! Dia…. Yeoja hiu itu kan, suho?”
Tanya chanyeol hati-hati. Suho tak menjawab tebakan chanyeol, dia menatap yeoja itu dengan dingin. Sangat dingin.
Chanyeol terhenyak melihat tatapan suho yg belum pernah ia lihat sebelumnya.
Ah, dulu memang suho pernah menampakan tatapan seperti itu pada edel -yeoja berwujud hiu itu-. Tapi itu saat mereka masih kecil.
Chanyeol tak pernah menyangka rasa dendam suho masih ia simpan kepada edel.
“nah. Suho. Apa sekarang kau mau melaksanakan janjimu dulu itu? Membunuhku dengan kekuatanmu yg sudah ‘matang’?” edel tersenyum sinis kearah suho. Yeoja hiu itu menjilat bibir bawahnya, kadar airnya yg berlebih membuat tetesan air tampak terlihat dari mulutnya. Chanyeol menatap jijik pada edel. Sejak dulu, dia memang tak menyukai gadis itu.
Selain karena wujud luarnya yg seram dan edel juga punya sisi seram yg orang lain akan tertunduk dan enggan melawannya.
suho mengangkat tangannya yang tampak terkepal berurat menahan rasa amarahnya.
“kupastikan ini adalah hari terakhirmu.”
desis suho.
chanyeol masih tidak bisa melepas tatapannya pada suho.
kini namja kikuk itu sudah berubah menjadi sosok kuat yang akan membalas dendam masa lalunya.
edel tertawa. dengan santai dia mengangkat tangannya dan menggerakan tangannya. kode agar suho bisa menyerangnya sekarang.
“kau tahu? air dan air jika disatukan bisa menjadi kekuatan air terbesar melebihi tsunami kan? aku suka pertarungan ini.” senyum sinis edel terus terangkai di wajahnya membuat amarah suho semakin memuncak.
“suho. selesaikan ini dengan tenang, ok? kekuatan kalian sama. jika kalian berdua sama-sama emosi ini akan menjadi bahaya.” chanyeol menatap suho ragu. suho tidak menjawab, dia berjalan sedikit maju dari chanyeol.
“kau bantu kai menangani xiumin. ini sudah menjadi masalah pribadiku yg harus kutangani sendiri.” ucap suho membelakangi chanyeol.
suho mendecak dengan rasa khawatir, hingga namja tinggi itu sudah melesat untuk membantu kai.

*

kris mencekik kuat leher taemin. suhu panas apinya begitu terasa di leher taemin, membuat namja itu meringis dengan raut muaknya menatap kris.
luka lebam tinjuan kris terlihat di wajah taemin. membuat muka manis namja itu benar-benar tersamar.
taemin menatap kris penuh kebencian. lehernya sudah sangat menggosong sekarang, hanya tinggal menunggu kris benar-benar mengambil ajalnya.
“ka-kalian bbenar-bbenar domba yg ter… sesat..” ucap taemin terbata. untuk berbicara saja dia harus bisa mengaturnya dengan benar.
“domba yg tersesat? bukankah kita ini serigala yang meminjam bulu domba? domba yang sesungguhnya itu adalah manusia.”  dengus kris semakin memperkuat cekikannya di leher taemin.
“biarlah kau menganggapku serigala sampah yang mencoba menyelamatkan para domba bodoh. aku tidak keberatan. ini adalah jalanku.”
mata taemin memerah. ia sudah sangat sulit bernafas sekarang.
“eeeekhh…..”
kris mencakar leher taemin yang menggosong hingga daging luar lehernya sedikit terbuka, menunjukan tulang lehernya yang menonjol. darah terus keluar dari leher taemin.
mata taemin mendelik ke arah atas.
kris melepas cengkramannya.
tubuh taemin terjatuh tak bernyawa dengan mata mendelik.
dengan petikan ringan di jari kris, tubuh taemin dengan cepat terbakar begitu saja. menjadi abu. sisa-sisa api yg di hasilkan kris menghilang bersamaan dengan tiupan angin yang membuat abu tubuh taemin terpencar kemana-mana.
kris meregangkan otot lehernya.
tujuannya kini menemui hyerin dan memastikan gadis itu baik-baik saja.
tap
langkah kris terhenti. dia menatap tajam sosok di depannya.
tao.
tao menatap kris lebih tajam, kris dapat melihat tombak kayu panjang yang di genggam tao.
namja bermata tajam itu tampak sekali memang benar-benar ingin menghalangi langkah kris.
“tao. ini sangat melelahkan, kau tahu?” kris menatap tao dengan muka malas meladeni.
tao memasang aba-aba bertempurnya, yang anehnya ia malah melempar jauh tombak di tangannya. seakan tak memerlukan tombak itu untuk melawan kris.
merasa di remehkan kris mendengus. kris bersiap mengeluarkan fire controlnya. namun tiba-tiba tubuhnya terasa kelu dan tak dapat ia gerakan.
ia menatap sekitarnya. semua menjadi terasa hening dan berhenti.
baru ia sadari, kekuatan tao adalah time control. ia dapat menghentikan dan memutar waktu sesukanya.
tao berjalan ke arah kris dengan tenang.
kris menatap tao penuh amarah. bahkan untuk berbicara saja dia tidak bisa. persetan untuk kekuatannya.
“tenang saja. aku hanya ingin menghilangkan kesadaran mu. mutan merepotkan seperti mu akan lebih baik jika tidak ikut bertempur.” ucap tao tenang.
kris menatap tao tidak mengerti. jemari tao tiba-tiba sudah berada di keningnya.
hingga kesadaran kris menghilang begitu saja.

*

chanyeol menatap xiumin tidak percaya. kai hanya menatap tanpa ekspresi.
tubuh penuh luka lebam dan bakar xiumin sudah seharusnya membuat namja itu tak dapat berdiri dan mati.
tapi namja itu seperti zombie yang selalu bisa bangkit dan menerkam.

suho terus mengeluarkan semua kekuatannya untuk menghancurkan edel. tapi yeoja berwujud hiu itu tak juga menunjukan ciri kekalahannya.
bahkan edel trus tertawa ketika menerima serangan suho.
“arghh!!!”
suho berteriak kencang ketika duri air edel tepat menerjang tubuh depannya. dia terlalu lengah.
“YA SUHO!!! KAU TIDAK APA-APA?!” chanyeol melihat apa yang terjadi pada suho. namja itu sudah bersiap menghampiri suho dan memastikan ke adaan namja itu. tapi suho menghentikan langkah chanyeol.
“biar aku yang tangani ini. aku itu air, jika api seperti mu ikut campur bukan tidak mungkin kaulah yang akan padam. bantu kai saja.”
tegur suho. suho melelehkan duri air di tubuhnya sendiri. Pikirannya terus bergelut.
Bahkan dalam keadaannya yg sekarang. Dia masih kalah dengan edel?
Tawa edel membuat tatapan suho kembali tertuju pada yeoja menyeramkan itu.
Rasa dendamnya pada edel kembali memperkuat dirinya. Dendamnya pada yeoja yang telah menghabisi kedua orang tuanya. Orang yang di cintainya.
Suho menatap edel penuh kebencian. Aura lain terasa dari tubuh suho.
Chanyeol yang masih melihat pertarungan suho terhenyak melihat aura yang keluar dari tubuh suho.
Mata chanyeol membulat, bahkan edel sedikit tertegun.
Pusaran air keluar dari telapak suho, pusaran itu semakin membesar.
Hingga chanyeol tersadar dengan apa yang akan di keluarkan suho. Dia sangat tahu kekuatan itu, itu adalah kekuatan yg sengaja suho ciptakan untuk melawan edel. “gawat!” chanyeol menatap kai yang masih bertarung dengan xiumin.
“KAI!! GUNAKAN TELEPORT MU UNTUK MEMINDAHKAN KITA!!!” teriak chanyeol kencang.
Kai menatap chanyeol dengan bingung, tak mengerti apa yang chanyeol maksud.
“kekuatan suho bisa membuat kita ikut mati jika masih berada disini!!! Cepat!!!”
Kai memicing menatap chanyeol. Dia menatap suho, hingga dia mengerti.
Pusaran air suho tampak sudah ingin melebur.
“CEPAT!!!” teriakan panik chanyeol membuat kai tersadar.
Dengan cepat kai menjetikan jarinya.
Tubuhnya, chanyeol dan xiumin menghilang meninggalkan tempat yang sudah melebur dengan air.

Entah ilusi atau apa, tubuh edel terasa tenggelam seorang diri dengan air suho.
Edel menatap ke arah atas, seperti tak ada puncak dari air itu.
Mata edel membulat ketika air tiba-tiba membeku begitu saja.
Seluruh air disekitarnya ikut menjadi es. Untuk bergerak pun dia tak bisa, apalagi mengeluarkan kekuatan.
“a-apa?”
Bekuan es itu tampak hancur dari kejauhan. Hancur melebur.
Edel tersadar, bekuan hancur itu seakan mendekat ke arahnya.
Edel berusaha menggerakan tubuhnya untuk mengelak. Tapi nihil, tubuhnya sama sekali tidak bisa di gerakan.
Hingga ia bisa melihat suho berdiri di depannya dengan tatapan dingin.
Mata edel terbuka lebar.
KRAK
es di sekitarnya hancur melebur bersamaan dengan tubuhnya.
Teriakan edel sudah tak terdengar, ia mati.
Suho terjatuh dengan bertumpu pada lututnya.
Nafasnya terasa sesak.
Ya, ini kekuatan terbesarnya. kekuatannya cukup banyak terkuras.
suho berusaha berdiri. pikirannya hanya tertuju pada sungtae. menemui gadis itu.
tapi kepalanya terasa berat, nafasnya sangat sesak.
tubuh suho ambruk terjatuh, matanya menatap langit-langit ruangan dengan lemah.
tidak. tidak.
bahkan jika ia harus mati. permintaan terakhirnya adalah bisa mati di pangkuan sungtae. untuk melihat wajah gadis itu terakhir kali.
tidak…

“suho…”

mata suho yang terkatup kembali terbuka dengan susah payah. apa hanya ilusinya saja? dia seperti mendengar suara sungtae memanggilnya.
benar.
suho bisa melihat sungtae yang kini duduk di samping tubuhnya. sungtae menggegam tangan suho. airmata terjatuh deras di pipi sungtae.
suho meraih pipi sungtae dan mengelusnya pelan.
“kenapa kau kesini? aku sudah bilang untuk menungguku di perpustakaan..”
ucap suho lemah.
sungtae mempertahankan tangan suho untuk bisa menyentuh pipi basahnya lembut.
tangis sungtae terisak.
“apa jika aku menunggumu disana kau benar-benar akan datang? apa kau benar-benar akan menemuiku dengan keadaan sehat?”
pertanyaan sungtae di antara tangisnya membuat suho diam menatap gadis itu.
“perasaanku sungguh tidak enak. aku sudah tidak peduli dengan rasa takutku pada mutan lain. yang ku takutkan hanya kehilangan mu..” tangis sungtae bertambah deras.
“jangan mati suho… jangan tinggalkan aku.. jangan.. kau sudah berjanji…” isakan sungtae seakan tak mau berhenti.
suho tersenyum dengan lemah. wajahnya memang sangat pucat, ini membuat sungtae semakin takut.
“berbaringlah denganku disini, aku akan memelukmu..” suho menarik tangan sungtae lembut.
dengan isakan sungtae berbaring di samping suho.
suho memeluk sungtae lembut, yeoja itu juga memeluk suho dan menenggelamkan wajahnya di dada suho, membuat dada suho basah karna airmatanya.
“kau melihat semuanya?” tanya suho pelan.
“tidak…” jawab sungtae terisak.
Suho tersenyum, dia mengelus rambut sungtae lembut.
“bagus.. Aku tak mau kau melihatnya. Cukup lihat aku sebagai suho. Manusia biasa yang sama sepertimu.”
Ucapan suho semakin membuat dada sungtae sesak.
Sungtae merapatkan pelukannya.
Suho tersenyum.
Terus mengelus rambut sungtae lembut, sesekali mengecup puncak kepalanya.
Memeluk gadis itu erat. Sangat erat.
Hingga mata suho terpejam..

*

“kenapa kau ikut membawanya?”
Chanyeol menatap ke arah kai.
Kini mereka berpindah ke tempat lain. Tepatnya di luar gedung youngshim, di tempat yg cukup jauh dan tak ada seorang pun di sini. Mereka harap.
Kai ikut menatap xiumin yang juga menatap mereka tajam.
“padahal jika kita membiarkan dia di sana, dia juga akan ikut mati terkena kekuatan suho.”
Chanyeol mendengus.
“aku tidak bisa.”
Chanyeol menatap ke arah kai lagi.
“aku tidak berniat untuk membunuhnya. Aku hanya ingin membuatnya tersadar dan menjadi xiumin yang dulu.”
Ucap kai tanpa menatap chanyeol balik.
“kau gila? Dia sudah bukan xiumin yang dulu. Dan tak akan bisa menjadi yang dulu kai. Xiumin yang dulu sudah mati. Yang tersisa hanya dia. Reinkarnasi xiumin yang hanya tahu rasa dendam pada kaum manusia. Dia tak mengenal seorin dan dia-”
“dia mengenal seorin.”
Ucapan chanyeol terhenti mendengar seruan kai.
“sebelumnya dia mengenal seorin. Memorinya tentang kita masih ada. Dia tidak bereinkarnasi. Dia itu xiumin yang dulu. Xiumin yang dicintai seorin.” kai menatap xiumin tajam. Chanyeol bahkan tak bisa menelan ludahnya dengan lancar.
“tugas kita sekarang adalah menyadarkan xiumin. Itu tugas pertama…”

*

Hyobung menatap lamat seorin yang masih tertidur. Lebih tepatnya mungkin tak sadarkan diri.
Gadis itu tampak tenang tertidur.
Hyobung menghela nafasnya.
“andai xiumin masih ada…” gumam hyobung.
Lay, hyerin dan riyoung menatap ke arahnya.
“mungkin dia akan melindungi seorin dan tak akan membuatnya seperti ini.” gumam hyobung lagi dengan nada lemas.
Lay tersenyum kecut.
“lay ssaem…” hyobung menatap kearah lay membuat namja itu ikut menatap kearah hyobung.
“tak bisakah kau menghidupkan kembali xiumin?”
Pertanyaan hyobung membuat lay terdiam. Entahlah, mungkin ini pertama kali baginya mendengar seorang manusia yang mengetahui soal mutan. Meminta untuk menghidupkan kembali seorang mutan.
Terdengar aneh, janggal dan sedikit mengharukan.
Lay mengangkat mulutnya bersiap mengucapkan sesuatu.
Tapi tiba-tiba matanya terbuka lebar. Dia berdiri dengan muka tegang.
Berjalan dan berdiri di depan pintu UKS.
“kalian tetap di belakangku. Jangan bergerak atau berniat pergi dari sini, itu demi keselamatan kalian.”
Ucap lay.
Hyobung, hyerin dan riyoung menatap lay takut. Dia tahu apa yang lay maksud. Seseorang pasti akan muncul di hadapan mereka. Mutan yang bisa membuat wajah lay menegang.

Kriet. BRAK!!

Pintu UKS terbuka kasar.
Lay menatap semakin tajam.
Mata hyobung membulat ketika melihat sosok mutan itu.
Tao.
Dengan tombak ditangannya, tao menatap ke arah mereka dengan mata tajam dan kilatan di bola matanya.
“tao. Tak kusangka kau juga memihak pada mutan iblis itu.” serngit lay menatap tao. Sesekali menatap 3 yeoja di belakang yang harus ia lindungi sekaligus.
“gadismu.. Jooyi.”
Lay terkejut mendengar nama jooyi di sebut. Gadis yang mengisi relung hatinya selama ini.
“dia sudah kutangani dan ku sandera.”
Mata lay semakin melebar. Rahangnya menegang menahan emosi yang tiba-tiba tersulut.
“DIMANA DIA SEKARANG???” bentak lay, matanya memerah menahan amarahnya.
Tao tersenyum sinis.
“perpustakaan.” jawab tao.
Dengan langkah cepat lay berjalan hendak melewati tao untuk menemui jooyi. Seseorang yang harus ia selamatkan terlebih dahulu.
Tapi tiba-tiba langkah lay terhenti tepat di samping tao.
Mata lay melebar, mukanya memucat. Hyobung, hyerin dan riyoung juga tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Darah keluar dari mulut lay. Lay menatap ke arah tenggorokannya.
Ya, tombak tao sudah bertengger menembus kerongkongan lay.
Dengan gerakan cepat tao memutar tubuh dan tombaknya sekaligus untuk memelintir leher lay.
“kyaaaaaaa!!!!!” teriakan hyobung, hyerin dan riyoung tampak histeris ketika melihat kepala lay yang sudah memisah dari tubuhnya. Tubuh lay pun ambruk tak bernyawa dan tampak mengenaskan.
Tao menatap lay puas.
“mutan penyembuh sudah ku singkirkan. Dengan begini tak ada yang bisa menghidupkan mutan sampah jika mereka mati.” ujar tao seraya menyeka darah lay di pipinya.
Tao menatap ke arah hyerin, hyobung dan riyoung yang menatap mereka penuh rasa takut. Airmata mereka turun dengan deras.
Tao berjalan ke arah mereka, mendapati tubuh mereka yang bergetar hebat.
Tao menatap hyobung. Tersenyum seram.
“tenang hyobungie. Aku tidak membunuhmu duluan kok.” ucap tao seraya mengarahkan tombaknya pada riyoung. Riyoung menatap tao takut. Ajalnya terasa sudah dekat sekarang. Dipikirannya sosok luhan berkelebat.
Tao mengarahkan tombaknya ke arah riyoung.
BRUK

Riyoung membuka matanya yang tertutup.
Dia tidak merasakan kesakitan apapun di tubuhnya.
Ia malah mendapati sosok tao yang terjatuh tak sadarkan diri.
“gila. Anak ini mempelajari ilmu berbohong dengan hebat. Hampir aku tertipu dan mati.”
Hyobung, hyerin dan riyoung menatap sosok yang sudah berdiri di hadapannya.
“jooyi sudah kusuruh pulang kerumah. Memangnya aku bodoh.” dengus lay menatap tubuh tao yang pingsan.
“LAY SSAEM!!!!!” teriak hyerin dan hyobung tak percaya. Lay terkejut.
“eh? Kenapa? Aku tadi hanya menggunakan kloning lainku. Kekuatan istimewaku.” lay menyengir dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Dengan cepat hyerin dan hyobung memeluk lay dengan tangis yang meledak kencang. Lay menatap mereka kikuk dan bingung.
“aku kira lay ssaem benar-benar mati!!” isak hyerin. Baru kali ini ia menangis sekencang itu. Ia sangat takut tadi. Begitu juga dengan hyobung yang tidak bisa berkata apa-apa saking leganya.
Lay tersenyum melihat tingkah kedua yeoja cengeng itu. “tenang. Aku tak sebodoh itu dan mati dengan mudahnya. Aku termaksud mutan yang sulit untuk dikalahkan.”
Ucap lay sok.
Berbeda dengan riyoung. Mata riyoung masih menatap kosong. Mengingat apa yang terjadi padanya tadi.
Dia hampir saja mati. Oleh mutan.
Bahkan mutan pun lebih memilih membunuhnya lebih dahulu. Apa dia begitu terlihat lemah?
Luhan.
Ia teringat luhan.
Apa namja itu baik-baik saja?
Riyoung beranjak dari duduknya di kasur uks. Semua refleks menatap ke arah riyoung.
“YA! RIYOUNG!!!” teriak lay ketika riyoung sudah berlari keluar uks.

*

Kai kini berhadapan dengan xiumin yang juga menatap kai tajam. Xiumin tak terlihat akan mengeluarkan serangannya.
Dia masih diam dengan tatapan yang sulit di artikan untuk chanyeol dan bahkan untuk kai sendiri.
“xiumin.. Apa kau masih mengingat seorin?”
Xiumin tetap menatap kai tajam tanpa respon apapun. Sosok lain xiumin yang tak ingin kai tunjukan pada seorin.
Kai mengepalkan tangannya.
“aku bahkan tidak tahu harus menanganimu seperti apa. Membunuhmu. Aku tahu itu harus kulakukan. Tapi, seorin.. Dia sangat membutuhkanmu.”
Chanyeol menatap kai yang menatap tajam ke arah xiumin. Dan kepalan tangan kai yang seakan menyiratkan semua beban perasaannya.
Dia tak pernah menyangka kai akan berbuat sejauh ini untuk seorin. Padahal kai sangat tahu bagaimana perasaan seorin pada dirinya. Gadis itu tidak pernah menganggap kai lebih dari teman yang menemaninya di saat xiumin pergi.
Seorin hanya tahu cara menyebut nama xiumin. Bukan kai.
Tapi namja itu…

Kai menghancurkan lamunan chanyeol tentang dirinya saat namja itu maju mendekati xiumin.
Tatapan kai dan xiumin terus beradu dengan tajam.
Hingga akhirnya mereka berhadapan dengan jarak yang lumayan dekat.
Chanyeol tak tahu harus melakukan apapun selain berdiam diri dan menatap ke arah kedua namja itu. Sejujurnya ia sangat sadar, ia tidak ada hubungannya dengan masalah mereka. Dia juga tidak tahu harus bersikap apa selain menjadi penyimak dalam pertempuran ini.
Xiumin tetap menatap kai tajam. Kai sangat tahu, tatapan itu sangat berbeda dari xiumin yang dulu.
Warna matanya yang seakan menggelap. Tatapan datarnya. Dan tanda kekuatan yang bersinar di tubuhnya.
Kai menjulurkan tangannya ke arah xiumin.
Mencekik leher namja itu. Tapi ekspresi kedua namja itu masih menatap tajam satu sama lain.
Cekikan kai membuat urat-urat tersembul dari lengannya.
Xiumin meraih tangan kai dan mengerang seperti kehabisan nafas.
Kai terus menatap tajam ekspresi xiumin. Matanya seperti menunjukan perubahan. Antara xiumin yang asli dan xiumin yang tak pernah seorin kenal.
Uratan merah menyembul dari mata xiumin, mukanya memucat terus mencoba melepaskan cekikan kai.
Chanyeol terpaku melihat ekspresi xiumin. Nafasnya tercekat, bahkan sekedar melihatnya saja membuat bulu kuduknya merinding.
Dalam hitungan detik teriakan menyeramkan keluar dari kerongkongan xiumin. Kai masih kukuh mencekik mati leher xiumin meski tubuh dalamnya terasa sakit dan membuat kekuatan mutannya sedikit melemah.
Seberkas cahaya hitam menjalar keluar dari mulut xiumin ke arah langit yang tampak mendung.
Chanyeol menggidik melihat pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya itu. Meski dia tahu, SIAPA yang akan keluar dari tubuh xiumin.

Lay yang terus berlari mencari sosok riyoung menghentikan langkahnya begitu saja. Membuat hyobung dan hyerin masih berlari meninggalkannya.
Lay menatap ke arah langit yang tampak mendung dan menghitam dengan ganjil. Matanya melotot tak percaya dengan kedatangan ‘sosok’ yang tak pernah ia harap akan datang ke tanah bumi ini. Tapi ‘dia’ datang.
Lay membuka jendela lorong sekolah dan melesat cepat ke arah asal cahaya hitam itu berasal.
Tapi sosok chen dan xiah sudah menghadangnya.

Riyoung terus mengitari seluruh lorong youngshim. Tak memperdulikan beberapa mayat yg bergelimpangan di sekitarnya. Di belakang hyobung dan hyerin mencoba menghentikan riyoung, tapi yeoja itu terus berlari.
Hingga langkah yeoja itu terhenti. Matanya terbuka lebar dengan nafas tercekat.
Riyoung memasuki ruang memasak yang tampak di penuhi genangan air. Tak menghiraukan sepasang sosok lain, mendekati luhan yang tergeletak tak sadarkan diri dan terduduk lemas di samping luhan.
Hyobung dan hyerin terkejut mendapati ke adaan ruang memasak. Mata mereka kembali melebar ketika melihat tubuh sungtae yang tergeletak memeluk erat tubuh suho. Mereka mencoba membangunkan sungtae.
Riyoung meraih tangan luhan. Tangan namja manis itu tampak dingin, wajahnya pun sangat pucat. Airmata riyoung terjatuh begitu saja melihat sosok lemah luhan. Dia benci ini.
“luhan…. Bangun… Aku mohon bangun..” isak riyoung meletakan tangan luhan di pipi basahnya.
“bukannya kau sudah berjanji untuk terus tetap hidup dan bersama ku…?”
Tangan riyoung menyentuh pipi luhan dan menghelusnya dengan tangan bergetar. “aku tidak bisa luhan. Jika kau tak ada, aku akan kembali menjadi perempuan yang penakut. Kau alasan keberanianku luhan…. Luhan…. Bangun…”
Riyoung sudah tak bisa melihat luhan dengan jelas lagi karena airmatanya. Dadanya terasa sesak.
“aku pasti telat…. Aku telat datang… Harusnya aku terus mencari mu tadi… Luhan…” riyoung memeluk tubuh luhan dengan tangis kejar. Ini tangisan terhebatnya selama ini. Dan dia benci ini.
Hyobung menatap riyoung dengan perasaan yang juga sesak. Entah mengapa ia juga sangat mengerti bagaimana perasaan sungtae. Ini membuatnya terus mengingat sehun. Ya sosok namja yang kini ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.
“hyobung!!!!”
Jantung hyobung terasa berhenti berdetak ketika tiba-tiba saja dia mendengar suara yang sangat ia kenali.
Hyobung menoleh.
Sehun.
Ah, kenapa rasanya hyobung ingin sekali tersenyum bahagia sekarang?
Sehun menutup pintu ruang memasak dengan cepat. Mengeluarkan wind controlnya dengan membuat lingkaran angin ringan untuk sekedar menahan pintu itu terbuka dari luar.
Ia berjalan ke arah hyobung, hyerin dan suho-sungtae. Sungtae sudah terbangun, namun yeoja itu terus menjaga suho yang tampak melemah kehabisan seluruh kekuatannya.
“kau… Tidak apa-apa?” tanya hyobung menahan airmatanya.
Sehun tersenyum sangat manis mendengar pertanyaan hyobung.
“aku baik-baik saja. Aku bukan mutan yang lemah yang bisa semudah itu mati.” sehun tertawa kecil dengan sok.
Membuat hyobung mencibir pura-pura kesal.
Sehun menatap ke arah riyoung yang masih terus menangis mendekap tubuh luhan.
Tanpa omongan, sehun beranjak dari duduknya. Ia berjalan mendekati riyoung membuat hyobung juga ikut menatap ke arahnya.
Sehun jongkok di samping riyoung yang tak memperdulikan kedatangan sehun. Yeoja itu terus menangis.
Dengan helaan nafas berat sehun meraih tangan luhan.
Menyentuh lambang kekuatan di tangannya. Hingga lambang itu bersinar.
Semua menatap ke lambang itu. Begitupun juga dengan riyoung.
“dia belum mati. Hanya kehilangan kesadarannya. Jika mutan lain dengan cepat membangkitkan kekuatannya lagi makan mutan yang tak sadarkan diri itu akan kembali tersadar.” terang sehun.
Riyoung menatap tak percaya ke arah raut muka luhan yang menyerngit.
“luhan…” seperti ada celah cahaya dari rasa sesak di dada riyoung.
Hingga mata luhan terbuka. Mata normalnya yang riyoung kenal.
Luhan mengerjap-ngerjapkan matanya. Menatap riyoung.
Riyoung juga menatap luhan, isakannya kembali kencang. Ya, kini isakan kebahagiaannya.
“riyoung.ah…” ucap luhan pelan dan lemah. Dengan cepat riyoung memeluk tubuh luhan dengan tangisan kejar.
“bodoh. Bodoh. Kau sangat bodoh.”
Hanya kata-kata itu yang dapat riyoung keluarkan. Luhan yang masih bingung akhirnya lebih memilih memeluk balik riyoung dengan lembut.
Ia sendiri tidak ingat apa yang telah terjadi. Dia menatap ke arah sehun.
Mata luhan tiba-tiba melebar. Ia merasakan sesuatu.
Sehun juga menatapnya.
“sehun, aku tidak tahu apa yang telah terjadi. Tapi sepertinya sekarang adalah puncaknya.”
Sehun mengerutkan kening menatap luhan.
Luhan meneguk ludahnya yang terasa kelu. Ia merapatkan pelukannya pada riyoung yang masih sedikit mengisak.

“dia datang.”

*

Chanyeol menangkap tubuh xiumin yang hampir terjatuh. Dengan susah payah ia memindahkan tubuh xiumin sedikit menjauh dari kai dan sosok bercahaya hitam yang tengah namja itu cekik.
Gauman seram membuat chanyeol bergidik. Tangannya sedikit bergetar. Dia masih tak bisa menyangka bahwa hari ini akan datang juga.
Chanyeol meraih tangan xiumin. Menatap lambang kekuatan di tangannya yang meredup. Ia pun menaruh tangannya di atas lambang kekuatan xiumin.
Mencoba menyadarkan kembali xiumin meski ia tak yakin akan berhasil.

“OHOK!!”
Tubuh kai melemah. Ia melepas cekikannya pada sosok itu dan berlutut sedikit menjauh. Darah terus keluar dari mulutnya diikuti rasa sakit pada jantungnya.
Sosok yang terus di selimuti cahaya hitam itu akhirnya meredupkan cahaya menyeramkan itu dan menggaum menyeramkan.
Sosok itu tampak anggun dan cantik. Namun tatapannya sangat menyiratkan kekejaman pada diri sosok yang di sebut QUEEN itu.
Ya. Dialah queen.
Sosok terkejam dan mulia bagi mutan di EXO planet.
Dia menatap kai murka dari mata berkilat birunya.
Siluet merpati hitam tiba-tiba terbang ke arah sosok queen itu dan bertengger di jemari queen dengan jinak.
Tapi merpati hitam bermata merah itu juga menatap kai dengan raut murka.
Kai menatap queen. Batuk darahnya semakin parah. Dia memegang dadanya yang terasa sakit.
Ini adalah contoh hukuman yang queen berikan pada kai. Atas kemurkaannya.
“kau… Menggunakan tubuh xiumin? Dasar gila…” ucap kai terbata. Baju seragamnya sudah terbalur dengan darahnya sendiri. Ia juga sangat muak dengan sosok ‘mulia’ tersebut. Tanpa rasa takut, kai membuang ludahnya di depan queen. Menahan rasa sakit di dadanya.
Kai melaju ke arah queen dan menendang tubuh wanita anggun itu. Tapi seperti menendang batu yang kokoh, queen tak bergeming dan menatap kai dengan dingin.
Queen menjentikan jarinya dengan tenang.
Ribuan merpati hitam tiba-tiba muncul dari arah langit, saling berkumpul membentuk sesuatu. Tepatnya sosok yang tak pernah kai duga.
Sosok seorin.
Kai memundurkan langkahnya.
“aku akan menyuruhnya untuk melawanmu. Dia adalah kloning yang sempurna. Jika kloning ini merasa sakit, gadis itu juga akan merasakan sakit.”
Ucap queen, dia menatap kai dengan seringaian dinginnya.
Kai tak bisa berkata apa-apa. Dia menatap kloning seorin itu. Kloning seorin itu juga memakai baju seragam, rambut yang terkuncir mirip dan tatapannya yang mirip. Terlalu mirip.
Queen menjentikan jarinya lagi.
Dengan cepat kloning seorin itu melaju ke arah kai. Mencoba menyerang namja itu, tapi yang kai bisa hanya menghindar dan menghindar.
Dia tak bisa menyakiti seorin, meski itu hanya kloning. Dan seorin yang asli juga akan merasakan kesakitannya. Dia tidak bisa.

Chanyeol yang terus terkonsentrasi pada lambang kekuatan xiumin tiba-tiba membuka matanya. Dia menatap ke arah lambang kekuatan xiumin tidak percaya. Lambang itu bersinar. Bersinar sangat terang.
Jemari xiumin tampak bergerak. Xiumin menyerngitkan dahinya, ringisan sakit keluar dari mulutnya. Hingga mata itu terbuka perlahan, menatap chanyeol yang juga menatapnya masih dengan tidak percaya.
“chan..yeol?” ucap xiumin sedikit bergetar menahan ngilu di tubuhnya. Sama seperti luhan, dia juga tak dapat mengingat semuanya.
“xiumin. Ya, bodoh. Kau.. Ini benar kau huh??!!” chanyeol meraba pipi xiumin. Namja itu menyingkirkan tangan chanyeol dengan kesal dan risih. “kau tidak perlu menyentuhku seperti itu.” xiumin mencoba beranjak duduk dari baringannya.
Hingga Matanya melebar tak percaya melihat pemandangan di depannya.
Queen. Kai dan seorin yang saling bertempur satu sama lain.
Chanyeol juga melotot terkejut, dia sendiri baru tersadar.
“apa ini? Kenapa seorin?”

Kai terus berusaha menghindari kloning seorin. kekuatan kloning seorin tampak sangat dahsyat, bahkan tinjuannya bisa membuat tanah retak begitu saja.
“ada apa kai? Kenapa kau tak melawannya? Apa hatimu begitu lemah?” ujar queen. Lagi-lagi dengan raut sok tenang yang kai benci.

“itu kloning seorin.”
Gumam chanyeol akhirnya mengerti dan tersadar dengan salah satu kekuatan queen. Ya, itu baru salah satu. Bahkan untuk membayangkan seberapa menyeramkan kekuatan queen membuatnya bergidik.
Dengan susah payah xiumin yang berada di depannya berdiri. Chanyeol menatap xiumin.
Xiumin meregangkan otot tangan dan lehernya seraya menatap tajam ke arah depan.
“chanyeol. Ayo, saatnya menuju puncak dari perjuangan kita melindungi para manusia bodoh itu.” ujar xiumin masih memandang lurus ke depan.
“buat mereka memandang kita bukan sebatas pelindung mereka. Tapi… YANG SPESIAL.” xiumin tersenyum lebar penuh rasa percaya diri. Kehidupannya kembali membuat dia sadar, takdir masih mengizinkannya melindungi seorin untuk yang kedua kalinya. Bahkan hingga menuju sejauh ini. Ya, melawan queen. Musuh utama mereka.
Chanyeol tersenyum menatap xiumin. Di pikirannya juga terbayang betapa bangganya ia jika bisa membuat minah selamat dan melindunginya hingga akhir. Chanyeol ikut beranjak, berdiri sejajar dengan xiumin. Mereka saling tersenyum.
Chanyeol mengangkat tangannya,meminta xiumin bertepuk kepalan tangan ala lelaki.
“sudah lama tidak bertemu xiumin. Aku tidak menyangka bisa mencapai puncak, dengan mu seperti ini.”
Xiumin mendengus dan tertawa kecil. Membalas tepuk kepalan tangan chanyeol.
“mari kita awali pertemuan ini dengan bekerja sama.”
Xiumin menatap mantap ke arah depan. Memicing melihat sosok kloning seorin. Serta kai yang masih terlalu naif untuk menyerang seorin.
“ayo.”
Dengan laju cepat xiumin dan chanyeol menuju arah kai dan kloning seorin.
Kai tampak terkejut melihat xiumin, seperti tidak percaya xiumin bisa hidup kembali.
“jangan naif, kai. Kenapa kau tidak menyerang kloning itu? Itu hanya kloning dan omongan queen bodoh itu hanya bualan.” ucap xiumin tersenyum sok pada kai.
Dengan cepat juga xiumin melancarkan frozen iced controlnya ke arah kloning seorin. Belati es itu menusuk tubuh seorin membuat tubuhnya memecah menjadi ribuan merpati hitam yang memencar.
Queen menatap murka xiumin dan chanyeol.
Hingga yeoja anggun kembali tersenyum. Meski senyumnya tampak menyeramkan.
“kemarilah anak-anakku yang tersesat. Aku akan menyadarkan kalian dan menuntun kalian pulang..”
Tubuh queen tiba-tiba berubah. Sosok anggun itu berubah menjadi sosok hitam besar tak berbentuk yang menyeramkan. Ia menatap murka dan menggaum hebat.
Auman queen beribu kali lebih menyeramkan dari apapun. Ia tertawa dengan keras diikuti dengan petir yang terus menyambar mengitari sosoknya.
Kai, xiumin dan chanyeol tak bisa membohongi diri mereka sendiri. Rasa takut itu ada. Apalagi yang mereka hadapi kini adalah sosok yang pernah menjadi ‘yang mulia’ bagi mereka. Sosok yang dulu harus mereka hormati.
“YA!!!”
Chanyeol menoleh ketika suara lantang seperti memanggil mereka dari belakang.
Tampak sosok sehun dan luhan yang berlari ke arah mereka.
Kai menatap ke arah luhan. Akhirnya namja itu tersadar juga, gumam kai dalam hati. Mereka kembali mengarahkan pandangan ke arah sosok queen yang tak pernah berhenti mengeluarkan gauman menyeramkan.
Queen menatap ke arah luhan.
Luhan menyerngit, dia memasang aba-aba menyerangnya tapi xiumin menghentikannya. Luhan menatap ke arah xiumin, tak bisa menyebunyikan tatapan sinis dan bencinya.
“kita tak akan bisa mengalahkannya dengan kekuatan kita sendiri. Bahkan seranganmu lebih seperti gelitikan di matanya. Yang kita perlukan sekarang adalah bekerja sama.” ucap xiumin menatap tajam luhan berusaha membuat namja itu bersabar.
Tapi tatapan luhan seperti mempertanyakan kerja sama itu. Otaknya sangat buntu untuk memikirkan hal itu sekarang.
Xiumin menatap ke arah kai. Kai ikut menatapnya.
“ayo, kai.” ujar xiumin, dibalas senyuman sinis dan anggukan kai.
Semua menatap bingung.
“aku dan kai akan menuju EXO planet dan menghancurkan pohon abadi. Aku harap kalian bisa menangani queen sampai kami berhasil.” terang xiumin menatap semua satu persatu.
Chanyeol, sehun dan luhan menatap tak percaya. Mereka tak pernah menyangka semua akan sejauh ini. Menghancurkan pohon abadi. Jantung sang queen yang juga tempat mulia bagi para mutan. Tapi mereka tak berkata apa-apa. Itu memang yang harus di lakukan untuk menghancurkan queen.
“serahkan pada kami!” ujar chanyeol balik dengan senyum khasnya. Luhan dan sehun ikut mengagguk mendukung ucapan chanyeol.
Xiumin tersenyum ke arah mereka.
Menuju EXO planet dan menghancurkan pohon abadi. Itu adalah tindakan terlarang dan membahayakan nyawa. Tugas yang paling berbahaya. Tapi, itulah perjanjian kai dan xiumin. Mereka menugaskan diri mereka sendiri, demi seorin dan teman-teman manusia mereka yang lainnya. Demi mereka semua.
Dengan jentikan jari kai mencoba membuat tubuhnya dan xiumin berteleport jauh menuju EXO planet.
Xiumin menatap ke arah yang lainnya di detik-detik hilangnya tubuhnya sendiri, ia juga menatap queen dengan tajam
Queen melancarkan serangannya ke arah xiumin dan kai yang hendak mencoba berteleportasi menuju EXO planet. Dengan cepat juga sehun membentuk tameng dengan wind controlnya.
Tubuh kai dan xiumin pun benar-benar menghilang.
Sehun menghentikan tamengnya, membuat tubuhnya sedikit terpental akibat kekuatan queen yang luar biasa.
Untung saja ada yang menahan tubuhnya. Sehun menoleh ke arah belakangnya. Ternyata baekhyun yang menatapnya dingin. Lalu di belakangnya tampak lay, d.o dan kris yang berjalan dengan tatapan tajam ke arah queen.
Chanyeol tersenyum. Kembali mengalihkan tatapannya ke arah queen yang menatap mereka dengan murka.
“JA! Ayo kita berusaha membuat gelitikan itu menjadi terkaman yang hebat!” ujar namja itu bersemangat. Energinya seperti terisi kembali melihat mutan yang memiliki tujuan yang sama berkumpul seperti ini.
Inilah saatnya.

*

Kai dan xiumin akhirnya bisa menginjakan kaki di tempat yang sudah cukup lama tak mereka datangi.
EXO planet. Tepatnya di rawa hutan planet itu.
Tempat itu masih seperti dulu. Langit yang selalu mendung dan kelam. Membuat siapa saja yang berada di sini merasa muak.
“ayo.”
Xiumin melangkahkan dirinya terlebih dahulu dari kai. Menuju pohon abadi yang mereka tuju.
Kai hendak berjalan mengikuti, tapi tiba-tiba ia terduduk lemas dan memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya.
Xiumin menoleh ke arah kai dan terkejut.
“YA! KAI! GWAENCHANA???” xiumin berjalan cepat ke arah kai yang masih tak bisa menghentikan muntahan darahnya yang bewarna hitam pekat.
Kai tak menjawab pertanyaan xiumin, dia hanya menjulurkan tangannya. Mengibaskannya, seperti memberi isyarat ia tak apa-apa.
Xiumin diam menatap kai. Ia melihat darah yang di keluarkan kai.
Kai. Baru kali ini ia melihat namja yang selalu bersikap sok itu terlihat sangat lemah. Ia begitu sangat menyedihkan.
Xiumin memejamkan matanya dan kembali menatap kai.
“sebenarnya… Apa alasan kau sampai mau melakukan hal sejauh ini?” ucap xiumin di antara heningnya rawa. memecah suara batuk darah kai. tapi kai seperti tak punya kekuatan untuk menjawab pertanyaan xiumin. muka kai tampak sangat pucat.
“aku punya alasan yang kuat. aku mencintai seorin. ingin melindunginya. itu yang membuatku sampai mau sejauh ini.” ucap xiumin lagi.
“dan kau.. kau itu mutan spesial. mutan darah murni yang jarang ada. tapi kau… dengan mudahnya berkhianat dan melakukan hal seperti ini.” xiumin menatap kai yang sedikit meredakan batuknya.
“aku tidak mengerti kai….”
akhirnya kai bisa menghentikan batuk dan muntah darahnya, meski ia masih tampak terlihat lemah.
kai beranjak dengan sedikit terhuyung.
“ayo. kita harus cepat menghancurkan pohon abadi itu.” ujarnya serak dan berusaha berjalan dengan benar. xiumin menatap punggung kai lamat.
bahkan sepertinya ia merasa perjuangan lebih terlihat besar di banding dirinya.

kai berjalan di depan xiumin dengan langkah lemah. xiumin yang berjalan di belakang kai mengawasi namja itu, takut-takut namja sok itu akan ambruk.
tapi sepertinya kai terlalu gengsi untuk melakukan hal itu.
karena gemas, xiumin mempercepat langkahnya dan mengimbangi kai. meraih lengan namja itu untuk sekedar membantunya berjalan. kai menatap ke arah xiumin.
“jangan salah paham. aku hanya ingin mempercepat jalan mu. bukannya kita memang harus cepat, kan?” ujar xiumin tanpa menatap ke arah kai. melewati jejalanan rawa yang semakin lama membentuk tanjakan. menuju pohon abadi itu.
sebenarnya xiumin ingin meminta kai untuk langsung membawa mereka ke pohon abadi itu berada dengan kekuatannya. tapi ia sadar, kai terlalu lemah untuk mengeluarkan kekuatannya.
petir menyahut dari puncak rawa itu. tempat dimana pohon abadi berada.
hingga akhirnya mereka sampai tepat di puncak. di sambut dengan pohon abadi itu.
xiumin dan kai menatap takjub pohon yang belum pernah mereka lihat secara langsung itu.
tampak sangat besar. dengan cahaya krystal bulat yang menyatu dengan dedaunan kuning pohon itu. aura magis pohon itu sangat terasa, seperti menantang xiumin dan kai untuk bertarung.
“ini adalah jantung queen.” gumam xiumin masih menatap lamat pohon abadi itu.
“tempat di mana arwah mutan yang mati bersemayam. membentuk menjadi bundaran krystal itu.”
kai ikut menatap lemah pohon itu. menahan rasa sakit di jantungnya, berusaha bernafas dengan benar.
xiumin menoleh pada kai.
kai tersadar, ia mencoba berdiri dengan susah payah.
“apa kau yakin teman mu bisa membantu mu menghancurkan pohon abadi ini?”
ujar seseorang di antara keheningan mereka. xiumin dan kai menoleh kaget.
sosok namja keluar dari persembunyiannya di balik pohon abadi besar itu.
mata xiumin membulat kembali terkejut melihat siapa yang di lihatnya. giginya menggertak.
“k-kakak?”
Xiumin menatap xiah-nama namja yang muncul itu- tak percaya.
Xiah. Kakaknya yang sudah mati 6 tahun silam akibat queen yang mengetahui dosa terbesarnya. Mencintai manusia di bumi.
Xiah tersenyum menatap xiumin, mengelus pohon abadi itu.
“queen menugasiku untuk menghentikan niatmu menghancurkan pohon abadi ini. Aku itu salah satu kepercayaannya. Karena aku berjanji akan menyerahkan hidupku jika menghianatinya. Dia berpikir kalau aku takut sekali mati.” ucap xiah tersenyum sendiri dan menggelengkan kepalanya.
Xiumin masih menatap sosok xiah tak percaya.
“aku tahu, xiu. Apa tujuanmu melakukan hal seperti ini. Aku sangat mengerti perasaanmu. Bahkan aku berpikir kau benar-benar lelaki sejati.” xiah tersenyum menatap xiumin.
“di saat aku yang sangat takut dengan queen yang akhirnya tetap membunuhku dan membunuh wanita yang kucintai tanpa perjuangan. Tapi kau tetap berjuang, melupakan rasa malu berkhianat dan melakukan hal sejauh ini.” xiah memejamkan matanya.
“tadinya aku ingin menghentikan mu dan membuatmu sadar bahwa kau harus kembali ke jalan mutan mu sepertiku.
“tapi akhirnya akulah yang tersadar…”
Xiah diam. Mencakar kuat akar pohon abadi itu.
Lalu ia menatap xiumin lagi. Menampakan senyum khasnya sebagai sosok yang dulu pernah menjadi kakak untuk xiumin.
Xiah berjalan ke arah xiumin. Hingga ia berdiri sejajar berhadapan dengan xiumin. Mengulurkan tangannya ke arah xiumin.
Xiumin menatap xiah. Matanya berkaca-kaca. Tapi ia mencoba menahan airmatanya sebagai lelaki. Ia tak mau menangis.
Dengan cepat xiumin membalas uluran tangan xiah. Xiah tersenyum.
Mereka menghadap ke arah pohon abadi yang tampak menyiratkan raut ketakutan pada kedua kakak-adik itu.
Xiah memejamkan matanya, tersenyum.
“ini saatnya aku membuktikan diriku sebagai seorang kakak.”
Ucap xiah.
Hingga seberkas cahaya terang mengarah cepat ke arah pohon abadi itu. Menghujani pohon itu dengan kekuatan mereka.

auman kesakitan queen tiba-tiba keluar begitu saja.
chanyeol yang menyeka darah di pelipisnya menatap ke arah queen dengan mata melebar. tubuh queen yang perlahan hendak hancur.
baekhyun yang terbujur tak berdaya dengan luka parah di tubuhnya menatap ke arah langit. ia tersenyum. membayangkan kedamaian yang menunggu. meski ia gagal melindungi jaeah, tapi ia seperti melihat jaeah yang tersenyum di langit ke arahnya.
baekhyun menutup matanya.

chen yang terbujur tak berdaya akibat serangan lay dan d.o menatap ke arah langit dengan tak percaya.
giginya menggertak. ingin berdiri dan membunuh para mutan-mutan sial itu. tapi ia tak bisa menjalankan keinginannya. tubuhnya seperti ikut hancur bersamaan dengan jeritan queen.

“seorin. kau sadar??”
hyobung menjerit senang melihat mata seorin yang perlahan terbuka. hyerin, riyoung dan sungtae juga ikut tersenyum ke arahnya.
suho yang terbaring di ranjang sebelah seorin tahu jika seorin terbangun. tapi ia lebih memilih melihat ke arah langit.
menyaksikan itu dengan senyum lega di wajahnya.
ia pun menoleh ke arah seorin. seorin juga menatap suho.
“seorin. chukkae…”
ucap suho, tersenyum.

pohon itu telah hancur.
tepat dengan mata kepalanya sendiri kai melihat hal itu.
kai tersenyum.
hingga bersamaan dengan itu juga kai memejamkan matanya. membayangkan kebahagiaan seorin. dan kebahagiaannya juga.

ya, dia mencintai seorin. itulah sebab ia ingin melakukan hal sejauh ini…

**

2 days later

“BA!!!”
“AH! kau mengaggetkanku!!”
suho membuka matanya lebar ketika sungtae mengejutkannya, sampai dia menjatuhkan novelnya dan menghilangkan batas halaman membacanya.
suho meringis kesal, meski dia tak terang-terangan melakukan hal itu di depan sungtae. sungtae tertawa lepas melihat ekspresi suho.
“aku bosan melihatmu selalu serius melahap novel dari semenjak kau di rumah sakit. sampai kau sudah sesegar ini.”
sungtae memanyunkan mulutnya pura-pura cemberut. ia meraih apel dan pisau kecil untuk mengupasnya.
suho berdehem, menutup setengah mukanya dengan novel lumayan tebal itu. menatap sungtae yang asik mengupas apel sambil bernyanyi kecil.
“kau tahu alasannya kenapa?” suho akhirnya mengatakan sesuatu yang lain. sungtae menatapnya, menghentikan kegiatan mengupas apelnya itu.
“aku… hanya gugup dan tidak tahu harus membicarakan hal apa jika berdua dengan mu. oleh sebab itu… aku butuh novel ini..”  suho menutup mukanya setinggi hidung.dengan buku. mukanya tampak jelas memerah.
sungtae yang menatap suho tiba-tiba tertawa. Hal yang dapat suho prediksikan. Sungtae yang selalu menertawakannya.
“ya. Kita berpacaran kan sekarang?”
“ne?” suho menatap sungtae terkejut ketika kalimat itu keluar begitu saja dari mulut yeoja itu.
Sungtae menunjuk bibirnya dan memejamkan matanya.
“kisseu juseyo~” ucapnya dengan aegyo yang jarang ia tunjukan.
Suho melotot tidak percaya.
Meneguk ludahnya menatap bibir mungil sungtae.
Perlahan suho mendekatkan wajahnya ke arah sungtae. Jantungnya berdegup kencang.
KRAK!
pintu ruang rawat tiba-tiba terbuka. Tampak luhan dan riyoung yang sudah berdiri di ambang pintu.
Menyaksikan pemandangan ‘dewasa’ itu.
Suho dan sungtae pun tidak menyadari kedatangan mereka. Membuat luhan kembali menutup pintu itu dengan cepat.

*

Hyobung meraih coffe latte dingin-nya dari tangan sehun dengan riang dan cepat. Membuat namja itu sedikit terkejut.
“ya. Hyobung, padahal sehun belum memberikannya padamu. Sifat rakusmu tidak hilang-hilang.” decak prihatin minah yang dengan sabar menunggu chanyeol membukakan bungkus plastik permen yang dia belikan untuk minah. Memang minah harus bersabar ekstra, chanyeol sangat lambat membuka bungkus permen lolipop itu.
Hyobung menjulurkan lidahnya pada minah tanpa memperdulikan ucapan yeoja itu. Minah menggelengkan kepalanya. Kembali menatap ke arah chanyeol yang masih sibuk membuka bungkus permennya. Ya, dia memang mati-matian berusaha bersikap sabar sekarang.
“ohiya. Hyerin kok gak ikut?” sehun menatap ke arah hyobung ketika tadinya ia asik melihat-lihat sekitar area taman hiburan.
Hyobung ikut menatap sehun.
“molla. Kudengar dia ada janji dengan seseorang.” jawab hyobung sedikit mengingat-ngingat.
Mata hyobung sekarang lebih asik memandang ke arah namja lain.
“lihat deh. Dia mirip jonghyun CNblue ya.” hyobung menunjuk ke arah namja yang dari tadi ia tatap dengan mata berbinar. Sehun ikut menatap dengan tak suka.
“cih.” dengus sehun pelan.
Hyobung pura-pura tak mendengar. Ia kembali meminum coffee latte dinginnya dan tersenyum. Tersenyum untuk sehun.

*

“hyaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!”
Seorin mengulet kencang menatap langit lepas. Senyum terus terangkai di wajahnya.
Xiumin yang di sampingnya ikut tersenyum, meski ada sedikit kesan sok di mukanya.
Seorin menatap ke arah xiumin.
“apa yang kau dengar tentang sikapku selama kau tak ada?” tanya seorin sambil memasang muka pura- pura kesalnya.
Xiumin tertawa kecil.
“banyak sekali.” godanya. Dan dengan cepat ia menerima cubitan kesal dari seorin, seperti biasanya. Xiumin tak menolak, jujur dia memang sangat merindukan hal seperti ini.
Seorin menghela nafasnya dan menatap ke arah langit.
“apa benar, kai memilih untuk tinggal di jepang?” tanyanya dengan raut muka sedih.
Xiumin menatap seorin tersenyum. Ikut menatap langit.
sejujurnya, kai sudah pergi. Tepatnya menghembuskan nafas terakhirnya ketika melihat pohon abadi itu hancur.
Amanat kai hanya satu. Buatlah seorin hanya tahu bahwa kai pergi ke suatu tempat, selain mati.
Meski disela ucapan terakhir kai, dia berjanji untuk kembali.
Xiumin tersenyum, kai mutan spesial. Dia bisa melakukan itu. Ia yakin.

Xiumin menatap seorin.
Melihat wajah gadis itu. Rambutnya yang kali ini tak ia kuncir tampak berantakan tersibak angin di area taman hiburan ini.
“seorin…” panggil xiumin lembut.
Seorin menoleh, ikut menatap xiumin.
Xiumin mengangkat bibir atasnya, mengucapkan kalimat yang selama ini ia tahan.
“saranghae…”

“saranghae…”
Baekhyun tersenyum tepat di depan makam jaeah.
“itu kata-kata yang ingin sekali aku ucapkan. Maaf telah menjadi pengecut selama ini.”
Baekhyun mengusap frame foto jaeah yang tengah tersenyum.
“aku mencintaimu, jaeah.”
Usapan baekhyun terhenti ketika melihat bayangan seperti sosok jaeah dari pantulan kaca frame.
Baekhyun menoleh ke belakang dengan cepat.
Ternyata di belakangnya hyunra dan d.o yang membawa bunga.
Mereka saling menatap satu sama lain dengan terkejut.
Hingga akhirnya mereka tersenyum terhadap satu sama lain. tanpa ada paksaan.

Ya.

Setiap insan berhak mendapatkan cinta.
Cinta adalah fase seseorang untuk belajar memiliki perasaan peduli kepada orang lain.

Mutan.

Makhluk berwujud manusia. Berjiwa licik. Berkekuatan.

Apa mereka pantas merasakan cinta dan memilikinya?

Ya. Mereka pantas.

Karena di mata orang yang mengenal mereka, mereka…

spesial.

The end

Akhirnya special boys tamat juga x.x semoga pada puas ya sama endingnya! :*
Merasa masih gantung dan pengen lebih ada cinta2annya?
Aku rencananya mau buat special story oneshoot buat semasing couple. Tapi aku lihat dukungan dan request couple-nya dulu.
Ayooo kira2 mau couple yang mana yang mau dibikin special storynya? ;D kkk

trus buat more info update ff bisa difollow @fanfictionside karena aku gak kasih tau update info post new ff di akun pribadiku lagi.
yg mau ff-nya di posting di WP ini bisa cek postingan author freelance-ku. karena aku ngebuka author freelance [atau mungkin tetap] di WP ini.

khamsahaeeee~ 😉