FF/ THE BLUE SKY/ BTS-BANGTAN/ pt. 1


BTS-Group-13082014-675x449

Author                  : Jibe

Title                       : The Blue Sky

Genre                   : romance, friendship, school life

Ratting                  : PG-16

Cast                       : Jill (OC) | Kim Taehyung (BTS) | Jung Hoseok (BTS)

Support Cast      : BTS Member | Jack (OC)

***Blue Sky***

Seoul, 6 Agustus 2013

Bunga-bunga berguguran dengan pelan di musim gugur menutupi jalan setapak menuju sebuah sekolah menengah di kawasan pusat kota Seoul. Anyang Foreign Language High School – hanyalah sekolah biasa bukan seperti sekolah-sekolah yang elit. Dimana siswa dan siswinya berasal dari kalangan chaebol. Siapapun bisa bersekolah di sana termasuk siswa-siswi yang kurang mampu.

Bel tanda istirahat sudah berbunyi sekitar 30 menit yang lalu. Beberapa siswa berlarian menuju kantin sekolah agar tidak mengantri mengambil makanan. Namun ada juga yang memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan, kelas, dan lapangan.

Seperti halnya dengan seorang Jill, berkulit putih pucat berambut coklat gelap sebahu. Wanita blasteran Korea-Jerman itu dengan seragam olahraga, topi merah – Ia pasang di kepalanya dengan terbalik, berada di tengah lapangan bersama dengan teman-teman satu club yang lain. Club Baseball, sebuah club yang beranggotakan tidak lebih dari 20 anak – dan ia hanya satu-satunya wanita di club itu. sebenarnya masih banyak club yang memiliki anggota wanita yang lebih banyak. Hanya saja, ia terlanjur mencintai baseball. Ayahnya pernah berkata untuk mengikuti club ballet. Namun ia menolaknya karena ia tidak suka menari apalagi ballet.

Kim Taehyung – pria berambut hitam dengan poni depan, duduk dengan tenang di pinggir lapangan menonton teman kecilnya di tengah lapangan. Iris matanya selalu mengikuti gerak dari temannya. Jill tak pernah lepas dari pandangan Taehyung. Jujur saja Taehyung lebih suka melihat Jill ketika di lapangan. Bukan karena ia suka melihat tubuh Jill yang kotor karena tanah. Tapi mata birunya, mata yang selalu memandang orang lain dengan sinis – tapi tidak dengannya. Mata itu berkilauan jika ia sudha di lapangan baseball. Mata itu menyiratkan jika ia merasa bebas ketika bermain baseball. Senyuman akan terpancarkan ketika Jill berhasil menangkap bola ataupun memukul bola. Dan Taehyung sangat menyukainya. Senyum yang selalu ia rindukan setelah 2 tahun berlalu.

Bola melambung tinggi dan bergerak dengan cepat setelah Jill memukulnya. Jill bersorak kegirangan karena berhasil memukul bola. Tapi dengan segera senyuman itu menghilang setelah terdengar bunyi kaca pecah. Taehyung mendengus kesal. seperti yang Taehyung kira, Jill akan memecahkan kaca lagi.

“YA!! Jill !! sudah kukatakan jangan memukulnya terlalu keras. Kau pikir ini lapangan bebas?!!” seorang pria dengan kaos putih tanpa lengan berjalan dengan marah menuju Jill. Jill dengan segera membukukkan badan lalu cepat-cepat pergi mengambil bola karena ia tidak ingin mendengar omelan teman-teman yang lain.

Taehyung beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan lapangan. Beberapa siswi yang berjalan melewati Taehyung sedikit tersenyum dan Taehyung membalasnya dengan cengiran khasnya. Kakinya ia langkahkan dengan mantap menuju suatu tempat keramat untuk membuang sisanya yaitu toilet.

Seorang pria yang baru saja keluar dari toilet menghentikan langkah Taehyung. Pria itu sedikit terkejut melihat Taehyung ada di depannya. Namun dengan cepat ia mengubah sikapnya menjadi normal. Tangan pria itu berusaha merapikan poninya. Tapi dari yang Taehyung lihat, pria itu terlihat menutupi sesuatu yang ada di pelipis kanannya.

“Hoseok sunbae, ada apa dengan mu?” Tanya Taehyung.

“memangnya kenapa? Aku –

“Hei minggir dari jalan”

3 orang pria berjalan dengan menabrak bahu Hoseok hingga Hoseok hampir saja jatuh jika saja Taehyung tidak memegang tangannya. salah satu dari pria itu – Taehyung rasa ketua dari mereka menatap sinis ke arah Hoseok lalu berjalan menjauhi mereka. Hoseok menunduk takut melihat mereka. Taehyung mulai tahu apa yang terjadi disini. Hoseok di bully 3 orang itu. Hoseok yang mengerti mulai angkat bicara.

“jangan katakana pada siapapun. Termasuk Jill”

Tak ada pilihan, Taehyung mengangguk mengiyakan permintaan Hoseok. Hoseok menepuk bahunya lalu beralu pergi.

***Blue Sky***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Jill membuka sepatunya lalu menggantinya dengan sandal rumah. Seragam sekolah dengan beberapa bercak coklat masih senantiasa di tubuhnya. Sudah di pastika Jill bermain-main di lapangan terlebih dahulu.

Keadaan rumah gelap. Ayahnya masih di kantor, Jill rasa ayahnya lembur malam ini. Dengan penerangan yang seadanya ia berjalan menuju dapur untuk mengambil beberapa minuman soda. Belum sempat Jill membuka mesin pendingin, lampu menyala tiba-tiba. Seorang pria – Heosok berdiri di tangga dengan tangannya yang masih memegang saklar lampu.

“kau sudah pulang. Ayah bilang tidak bisa pulang malam ini. Beliau berpesan agar kau tidur tidak terlalu larut malam.” Jill menatapnya dengan malas. Hoseok berjalan kearahnya. Jill mengerti apa yang akan Hoseok lakukan mulai beranjak. Hoseok mengambil beberapa bahan makanan dan mulai meranciknya.

“kau belum makan kan? Aku akan memasak. Aku juga lapar gara-gara menunggumu tau” Hoseok melirik Jill yang duduk di kursi meja makan. Wajah Jill terlihat kesal mendengar penuturan Hoseok.

“aku tak menyuruhmu untuk menungguku”

“tapi kau berharap” Jill terdiam. Hoseok memang benar. Jill benci makan sendiri, dan Hoseok tau itu.

“bersihkan tubuhmu selagi menunggu makanan matang”

Jill beranjak tanpa meninggalkan satu katapun. Ia sudah terlampau lelah hari ini. Memindahkan kursi dari kelas kosong di gedung A lantai 2 ke gudang yang berada di belakang gedung B sendirian. Teman-teman satu clubnya tak ada yang mau membantunya. Mereka bilang ini adalah hukuman untuknya karena memecahkan kaca untuk sekian kalinya. Bahkan teman yang setia berada di sampingnya tidak membantunya. Taehyung hanya menatapnya dengan kasihan lalu berkata “semangat”. Sungguh, Jill tak membutuhkan kata “semangat” saat itu.

Mengingat Hoseok, Jill sebenarnya tak menyukainya. Hoseok hanyalah seseorang yang masuk ke dalam hidupnya setelah 2 tahun yang lalu. Sebuah peristiwa yang tidak pernah ia bayangkan yang membawa Hoseok ke hidupnya. Hoseok hanyalah anak yatim piatu yang tiba-tiba diadopsi oleh ayahnya. Jill tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu. ayahnya hanya mengatakan jika Jill membutuhkan seseorang kakak untuk selalu melindunginya. Sungguh Jill tak membutuhkannya. Melindungi? Jill akui ia tak bisa berkelahi seperti Taehyung, tapi setidaknya ia bisa melindungi diri sendiri. Hoseok dan Jill memang terpaut 2 tahun, tapi Jill tak pernah mau memanggilnya oppa. Jill memang menerima keputusan ayahnya. Tapi ia tak menerima Hoseok hadir begitu saja di kehidupannya.

Lemari coklat terbuka. Beberapa label tulisan terlihat di atasnya. Jill mulai memilah-milih pakaian apa yang akan ia kenakan hari ini. Jari telunjukkan berhenti di sebuah label bertuliskan “putih” untuk atasan dan “biru” untuk bawahan. Setelah itu, ia mulai mengganti pakaiannya tanpa mandi. Jika ditelusuri lebih baik, dinding kamar Jill berwarna sangat mencolok. Dinding sebelah kiri dan seberang adalah warna kuning dan yang lainnya berwarna merah. Bahkan gorden kamarnya berwarna hijau pastel. Jill sengaja memasangkan warna seperti itu. ia tidak merasa aneh dengan warna yang seperti itu. karena semua warna yang ia lihat adalah sama.

***Blue Sky***

10 Agustus 2013

Bus berhenti di halte dekat dengan Anyang Foreign Language Highschool. Ebebrapa siswa dan siswi turun dari bus. Termasuk Jill dan Hoseok. Mereka berangkat bersama. Biasanya ayahnya yang akan mengantar, tapi karena beliau sedang sibuk akhirnya mereka bernagkat dengan angkutan umum.

Jill terlihat berjalan beberapa langkah didepan Hoseok. Ia tidak ingin murid Anyang berpikiran yang tidak-tidak tentang mereka. Karena selama ini Jil selalu berlari lebih dulu untuk masuk ke sekolahnya. Ia tidak ingin orang-orang mengetahui jika ia dan Hoseok kini bersaudara.

Angin musim gugur berhembus dengan pelan. Rambut sebahu Jill menari-nari terbawa angin. Jari-jari lentiknya menyisir rambutnya yang terbawa angin. Hoseok mengambil sebuah topi di tasnya lalu memakaikannya ke Jill.

Jill tersentak. Ia berusaha melepaskannya, tapi Hoseok mencegahnya. Lalu pria itu berlari menjauhinya. Tangan kanannya menyentuh topi hitam pemberian Hoseok. Hatinya sedikit tersentuh melihat perilaku Hoseok kepadanya.

“oyyy Jill” seseorang menyerukan namanya. Jill sudah tau siapa pemilik suara itu – Kim Taehyung

Taehyung berjalan setengah berlari menghampiri Jill. Jill berdiri dengan malas. Ia tahu, sebentar lagi pria itu pasti akan mengoceh sampai berbusa. Ia sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia bisa berteman dengan orang macam Taehyung. Mereka berdua memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Jill jarang bicara dan Taehyung banyak bicara. Ada suatu ketika Jill ingin Taehyung pergi dari kehidupannya. Tapi ia tidak ingin kehilangan Taehyung. Karena taehyung dalah warna. Warna untuk hidupnya.

“eo, bukankah ini topi Hoseok hyung? Tumben kau memakainya” Jill segera melepaskannya. Taehyung menatapnya heran.

“kenapa dilepas? Pakai saja” pria itu merampasnya lalu memakaikannya. Tangannya sedikit memekan kepala Jill seolah mengatakan “jangan pernah dilepas”. Tangan kanan Taehyung merangkul bahu Jill lalu mendorongnya.

“ayo kita masuk kelas, sebentar lagi Park saem datang. Kajja kajja

Tanpa mereka ketahui. Seseorang pria tengah melihat mereka. Bukan melihat Jill bersama Taehyung. Tapi ketika Jill bersama Hoseok. Pria itu terseyum licik. Sebuah ide terlintas di otak licikmya. Kau tamat Jung Hoseok

***Blue Sky***

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Seorang guru yang menerangkan beberapa materi di depan kelas dan murid yang rata-rata tidak mendengarkan materi yang penting dari gurunya – termasuk Jill dan Taehyung.

Perlu diketahui, Jill termasuk murid popular di sekolah. Bukan karena kecantikan yang ia miliki. Jill hanyalah termasuk wanita dengan wajah yang standar orang Korea. Hanya saja yang membuat ia popular hanyalah kenakalan dan mata birunya.

Orang-orang korea jarang sekali melihat orang korea bermata biru. Karena kebanyakan orang korea memiliki bola mata berwarna coklat. Jill termasuk murid yang nakal. Salah satu kenakalannya, seperti yang kita tahu. Jill sering memecahkan kaca kelas. Dan guru-guru sering sekali memberikan peringatan dan hukuman untuk Jill. Tapi dasar memang Jill yang keras kepala, ia selalu mengulanginya.

Hoseok juga termasuk murid popular. Tapi ia populer karena ketampanan dan kepintarannya. Hoseok sudah begitu banyak memenangkan beberapa kejuaraan. Hoseok tidak hanya pintar di bidang akademik. Ia juga pandai di bidang nonakademik. Contohnya seperti menari. Hoseok pintar sekari dalam menari. Ia bahkan mengikuti club tari – sama seperti Taehyung.

Karena hal itulah Jill tidak menyukai Hoseok. Pria itu dalam sekejap bisa merebut perhatian ayahnya. Ayahnya sering sekali memujinya didepan Jill. Bahkan ayahnya menyuruh Jill untuk meniru Hoseok. Seluruh perhatian ayahnya jatuh kepada Hoseok. Sungguh Jill sangat tidak menyukainya.

Bel istirahat berbunyi. Park saem segera menutup pelajaran kali ini dan memberikan tugas untuk muridnya. Setelah selesai, tanpa menunggu waktu lagi murid-murid kelas 2-3 segera keluar kelas. Taehyung melirik Jill yang duduk di belakangya.

“mau ke kantin?” Tanya Taehyung

Belum sempat Jill menjawab, seorang pria duduk disamping Taehyung – Jimin menyahut

“tidak bisa. Hari ini club baseball harus latihan. 2 minggu lagi ada pertandingan persahabatan melawan sekolah lain” Park Jimin termasuk anggota club baseball. Bahkan ia kapten dari timnya.

Taehyung mendesah kesal lalu melirik Jill. Jimin sudah berlalu pergi setelah memberikan perintah untuk segera berganti pakaian ke Jill.

wae? Aku tidak bisa melawan perintahnya. Jimin bisa saja mengeluarkan ku dari tim” Taehyung mendesah lagi

“ayolah Jill. Jimin tidak akan mengeluarkanmu dari tim hanya karena aku memintamu menemaniku ke kantin. Kau itu termasuk anggota penting untuk tim. Jadi mana mungkin Jimin akan mengeluarkanmu. Ayolah” Taehyung merengek

“memangnya kau tidak punya teman lain? Ajaklah adik kelasmu itu. siapa namanya?” Tanya Jill

“Jungkook. Jeon Jungkook”

“ya itu, Jungkook. Ajak dia bersama mu. Pasti dia mau”

“Jill, kau taukan. Jungkook sangat cerewet. Gendang telingaku seakan mau pecah mendengarnya mengoceh terus” Taehyung mem menutup telinganya sambil membayangkan Jungkook dengan segala omongannya.

Jill terkikik geli melihat kelakuan Taehyung. Tangannya dengan segera mengambil pakaian olahraganya lalau beranjak meninggalkan Taehyung yang masih berimajinasi.

“kau dengan Jungkook sama saja. Jadi, nikmati makan siangmu Tae”

“YAAKK! JILL!!!”

***Blue Sky***

Pintu ruang ganti khusus wanita terbuka. Terlihat Jill dengan baju olahraga dan topi hitam milik Hoseok. Jill sendiri tidak tahu mengapa ia masih saja memakai topi milik hoseok. Ingin sekali jill melepasnya lalu membuangnya ke tempat sampah. Tapi tubuhnya menolak. Menolak melakukan hal yang akan membuat sang pemilik sedih.

Tongkat baseball dan sarung tangan kini ada di tangannya. kini Jill telah siap menjalankan latihannya. Di belokan menuju lapangan, jill bertemu dengan 3 orang pria dengan seragamnya yang tidak benar. rambut mereka terlihat sama. Acak-acakan.

Jill mengenal mereka. Mereka adalah Oh Jae Sin, Yoo Haesoon dan Jack yang di ketuai oleh Jack. Mereka adalah berandalan sekolah. Sang ketua – Jack berjalan mendekati Jill. Jantung jill berdebar dengan kencang. Sungguh jill sangat takut saat ini. koridor terlihat sepi, sehingga memungkinkan mereka melakukan apapun terhadap jill tak akan diketahui.

Tangan jill menggenggam tongkat baseball dengan erat. Jill berjanji akan memukul mereka dengan keras jika mereka melakukan apapun kepada dirinya.

Jack menatap jill dengan sinis. Begitu pula kedua temannya. Oh perlu diketahui, Jack dan teman-temannya adalah siswa angkatan 3. Sama seperti Hoseok.

“jadi, kau adalah jill si jerman mata biru itu? wahh menarik” Jill menundukkan kepalanya. Namun dengan cepat ia mendongakkan kepalanya dan menatap Jack dengan tajam. Jack dan teman-temannya tertawa melihat jill berani mentap tajam dirinya.

“apa mau kalian?” Tanya Jill – berusaha setengah mati menahan gemetar di tubuhnya.

Jack tersenyum manis lalu berkata “tidak. kami tidak ingin apa-apa darimu. Hanya saja aku ingin melihat reaksi seseorang ketika melihatmu sedang bersama ku” jill mengerutkan keningnya. Seseorang? Siapa yang brengsek ini pikirkan?

“sayangnya orang itu sedang tidak ada disini” lanjut Haesoon. “baiklah, mungkin ini awal pertemuan kita. Salam kenal. Kau pasti sudah mengenal kami hoobae” Jack menepuk bahu kiri jill lalu berlalu bersama kedua temannya.

Namun baru berapa langkah Jack berhenti dan berkata kembali “salam untuk hoseok. Dia adalah sahabatku” kemudian berlalu pergi

Jill tersentak. darimana dia mengetahui hubunganku dengan hoseok? Apa hoseok yang menceritakannya. Apa dia bilang. Sahabat? Bahkan hoseok tidak pernah menceritakan Jack ketika dirumah. hoseok hanya menceritakan teman-teman club tarinya. Siapa dia?

“oyy Jill. Kau sudah di tunggu Jimin di lapangan. Cepatlah”

Jill terbangun dari lamunannya dan segera berlari menuju lapangan. Sudahlah jill, memang apa pedulimu. Dia bukan siapa siapamu. Jangan pikirkan lagi. Jangan

***Blue Sky***

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Hari ini sangat melelahkan untuk Jill. Pasalnya, jill hampir tidak makan siang karena sibuk latihan. Seandainya saja taehyung tidak datang dengan 3 bungkus roti isi, pasti sekarang jill sudah kelaparan.

Jill membuka pintu pintu. Lampu sudah di matikan. Ayahnya tidak pulang lagi. Tas sekolahnya ia letakkan di sembarang tempat. Lalu ia rebahkan tubuhnya di sofa. matanya terasa memberat dan jill mulai tertidur di sofa.

Hoseok berjalan menuruni tangga. Ia tahu adiknya baru saja pulang. Adik? Ya, hoseok sudah menganggap jill sebagai adiknya sendiri. ia tidak peduli jill menganggapnya apa. Yang terpenting, hoseok menyayangi jill seperti adik kandungnya sendiri.

Hoseok mengangkan jill yang tertidur lalu menggendongnya kekamar. Tidak lupa tas jill ia bawa.

Hoseok menatap kamar jill yang terlihat aneh. Gradasi warna yang tidak cocok dan berbagai poster baseball menutupinya. Ia rebahkan jill ke kasurnya lalu menyelimutinya tanpa mengganti baju jill.

Hoseok berkeliling kamar jill. Melihat-lihat berbagai hiasan baseball di kamar adiknya itu. ini adalah kali pertama hoseok masuk ke kamar jill. Pasalnya jill tidak pernah suka jika ada orang yang masuk ke kamarnya – termasuk ayahnya. Jill pasti akan marah-marah jika melihat ada orang yang masuk kamarnya. Hoseok sendiri tidak tau apa apalasannya. Tapi hoseok tau pasti, jill menyimpan rahasia di kamarnya.

Matanya melihat beberapa foto yang terpajang di kamar jill. Ada foto bersama ayahnya, teman-temannya dan foto dirinya sendiri. ada sebuah foto yang menyita perhatiannya. Sebuah foto jill yang bersama seorang wanita paruh baya. Hoseok rasa wanita paruh baya itu adalah ibunya. Terlihat dari bola mata mereka yang sama. Jill memiliki gen yang sama seperti ibunya. Tapi gen ayahnya yang sebagai orang korea lebih dominan.

Hoseok meletakkan foto itu dengan pelan agar tidak mengganggu waktu istirahat jill. Matanya kembali menjelajahi kamar unik itu. setelah dirasa sudah cukup untuk melihat-lihat hoseok mulai melangkahkan kakinya menuju pintu. Namun naas, kakinya tersandung buku yang berserakan di lantai. Menyebabkan dirinya jatuh.

Hoseok mengusap siku dan lututnya yang sakit. Di ambilnya buku-buku yang berserakan itu lalu memasukkannya ke rak buku. Selembar kertas terjatu dari salah satu buku. Hoseok lalu mengambilnya. Itu hanya sepucuk amplop dengan isi yang sudah hilang. Disudutnya tertulis “Wooshun Hospital”. Hoseok tersentak kaget. Lalu melirik jill yang tengah berada di alam mimpi.

“apa kau sedang sakit?” ucap hoseok dengan pelan.

Inti dari amplop itu di tujukan kepada jill. Mungkin saja surat panggilan atau apa. Dengan segera hoseok menyimpannya ke saku celana. Lalu pergi dari kamar jill setelah mengucapkan “selamat malam”. Pria itu akan menyimpan amplop itu. hoseok berjanji akan mencari tahu tentang amplop itu.

***Blue Sky***

Pagi menyingsing. Hari ini hari minggu. Hari yang sangat menyenangkan untuk jill. Tidak pelajaran, tidak latihan, dan tidak mendengar ocehan taehyung. Ia sudah merencanakan untuk berada di kamarnya seharian. Bergelung di dalam selimut tebalnya.

Ponselnya bordering dengan nyaring. Dengan malas jill mengangkat telpon itu

“ha – “

“JILL ! DIMANA KAU SEKARANG?! CEPAT KERUMAH KU!!”

Tangan kanannya menjauhkan benda itu dari telingannya. Ohh pagi yang suram.

“aku baru bangun tae. Ada apa? Kumohon jangan berteriak. Kau merusak pagi indahku”

Terdengar suara kikikan dari seberang. Ingin sekali jill mencekik taehyung sekarang juga.

“haha.. mian mian. Cepat bangun lalu mandi. Pakai pakaian yang bagus. Jangan gunakan rok. Dan cepat kerumahku ada hal yang penting. Kututup”

“YAKKK!!” jill berteriak dengan kesal. apa apaan pria ini. seenaknya saja menutup telfon secara sepihak. Bahkan aku belum mejawabnya. Dasar!

Dengan terpaksa jill beranjak dari tempat tidurnya. Membersihkan badan lalu memilih pakaian yang akan ia kenakan hari ini.

Taehyung bilang jangan menggunakan rok. Jill rasa pria itu sedang mengejeknya. Jill memang perempuan, tapi tidak ada satupun rok yang ada di lemarimya kecuali rok sekolah. Diambilnya cebuah kaus yang bertuliskan waran putih diatasnya dan sebuah jaket bertuliskan biru di atasnya. Sebuah celana jeans biru dengan beberapa sobekan melekat di kakinya.

Setelah dirasa penampilannya bagus, jill menyisir rambutnya. Ia biarkan rambut coklat sebahunya digerai. Jill jarang sekali mengikat rambutnya – kecuali olahra ataupun latihan. Diambilnya tas ransel miliknya. Lalu mengeluarkan beberapa barang yang tidak penting.

Tangannya terhenti ketika akan mengeluarkan topi hitam milik hoseok. Tapi ia urungkan. Ia masukkan kembali ke dalam tas. Mungkin asaja nanti topi ini berguna. Ditutupnya ta situ lalu menggendongnya.

Satu persatu tangga ia turuni. Terlihat hoseok tengah duduk dengan beberapa buku di atas meja. Televisi menyala tidak ditonton, karena hoseok tengah membaca bukunya. Perut jill berbunyi meminta di isi. Untung saja hoseok sudah memasakkan omurice kesukaannya.

Ditariknya kursi di meja makan lalu mendudukinya. Jill memakan omuricenya dengan lahap tanpa mengetahui kini hoseok sudah duduk di hadapannya mengikuti kegiatan Jill. Pria itu menunggu Jill kembali. Lihatlah betapa pengertiannya hoseok.

“makan pelan-pelan jill. Nanti kau ter – “

Uhuk –uhuk

Belum selesai hoseok bicara jill sudah tersedak. Jill menepuk-nepuk dadanya. Hoseok segera mengambilkan minum lalu memberikannya kepada jill. Tanganya menepuk bahu jill dengan pelan. air minum sudha habis, tapi jill masih saja terbatuk-batuk.

Entah sejak kapan jarum sudah ada di tangan hoseok. Tangan jill kanan jil ditarik lalu ditusuknya jarum itu ke jari telunjuk jill.

“akhh” pekik jill

Darah mulai keluar dari jari jill. Dengan cepat hoseok mengusapnya dengan tisu yang sudah ada di siapkan sebelumnya. Tangannya menggenggap jari jill dengan tisu diatasnya. Berusaha menghentikan pendarahan.

“kenapa kau malah menusukku?” ucap jill dengan kesal

“ibu pantiku pernah melakukan hal yang sama pada ku. Beliau bilang cara ini tepat untuk mengatasi orang tersedak. Lihatlah, kau sidah tidak batuk lagi. Berarti cara ini berhasil” ucap hoseok tanpa meberikan waktu jill berbicara.

cha, darahnya sudah berhenti” jill mentap jarinya yang masih berbekas darah miliknya.

“kau mau pergi kemana?” Tanya hoseok

“bukan urusanmu” ketus jill. Jill kesal dengan hoseok, karena pri itu dengan tiba-tiba menusukkan jarum tanpa memberitahunya.

Hoseok terkikik dan mengusap rambut jill.

aigoo adikku sedang marah ternyata”

“siapa yang adikmu. Aku hanya pergi kerumah taehyung. Aku mungkin akan pulang terlambat. kalau kau mau makan, makan saja. Tidak usah menungguku”

“wahh kau mau kencan ya?”

“siapa bilang!!” jawab jill dengan cepat. “alien itu hanya menyuruhku datang kerumahnya. Aku tekan kan sekali lagi. Kami tidak berkencan. Ingat itu.”

Jill beranjak dari duduknya menuju rak sepatu. Hoseok masih terkikik melihat reaksi tiba-tiba dari jill.

“berkencan juga tidak apa-apa. Kalian terlihat cocok. Aku merestui kalian berdua”

“merestui apanya. Kami tidak berpacaran. Walaupun kami berpacaran , aku tidak membutuhkan restu darimu” senyuman manis terukir dibibir hoseok. Tidak membutuhkan? Benarkah?

Jill mengikat tali sepatunya dan berkata “sebenarnya aku tidak peduli dengan ini, tapi kurasa aku harus mengatakannya” setelah tali itu tersimpul dengan baik, jill membalikkan tubuhnya menghadap hoseok. Pria itu menatap jill menunggu perkataan jill yang selanjutnya.

“kau mendapatkan salam dari sahabatmu” kerutan tidak mengerti terlihat di kening hoseok.

“sahabat? Siapa? Jungkook, taehyung, jimin, namjoon? Siapa?” jill menggelengkan kepalanya. Hoseok yakin, ia tidak punya shabat selain mereka berempat. Jika itu teman biasa ia punya banyak. Tapi yang dikatakan oleh jill adalah sahabat.

“Jack” bagaikan disambar petir di tengah hujan badai. Hoseok terkaget mendengar ucapan jill.bahkan kini matanya membulat sempurna.

“kenapa kau terlihat kaget seperti itu?” jill melihatnya heran. Rasa curiga mulai tumbuh. Benarkah mereka bersahabat? Atau apa?

“dimana kau bertemu dengannya? Apa dia yang menemui mu?” bukan jawaban yang jill inginkan terucap dari bibir manis hoseok.namun sebuah pertanyaan yang memperkuat kecurigaannya.

“yahh, dia menemuiku di koridor dekat lapagan. wae? Apa – “

Ponsel jill berbunyi. Ia tau itu pasti dari taehyung.

Dengan segera ia mengangkatnya mengabaikan keterhutan yang menimpa hoseok. pria itu masih saja melamun sembari memandang jill yang sedang berbicara di telepon. Untuk apa jack menemuinya? Apa yang ia lakukan? Apa? Apa!?.

“aku harus segera pergi. Taehyung akan membunuhku jika aku terlambat. Bye” pintu tertutup. Hoseok memandang pintu itu dengan lamat. Sebuah rencana terlintas di pikirannya. Aku harus memastikannya.

TBC

About fanfictionside

just me

13 thoughts on “FF/ THE BLUE SKY/ BTS-BANGTAN/ pt. 1

  1. Wahh penasaran……suka banget sifat hoseok :3 btw penasaran juga ama surat itu…next.nya jgn lama2 thor, nanti keburu kuota aku habis -.-

  2. Aduhhh gilaa ini gantung bangettt!!!! Cepetan dong di bikin chap-2 nyaa>< *maksaa authorr harus tanggung jawab karena sudah membuat saya penasaran and gregetann. Dan aku sampe tegang banget bacanya.

  3. holla!! (?)
    hai, aku reader baru di sini. Salam kenal^^

    hoee sebenernya Jill itu kenapa?
    dan sebenernya Jack mau ngapaen tuh bawa bawa Jill??

    Next nya ditunggu Thor, kalo bisa jangan lama lama yaa^^
    keep writing!!

  4. Holla!! (?)
    Hai, aku reader baru di sini. Salam kenal ^^

    Aikh thor gereget, kenapa harus ada TBC?!
    Itu kenapa sama Jill?
    Dan Jack mau ngapain bawa bawa Jill?

    Nextnya ditunggu Thor, kalo bisa jangan lama lama ya hehe
    Oke! Keep Writing thor!! ^^

  5. Holla!! (?)

    Aih kenapa harus ada TBC disitu coba, gereget, sebenernya Jill itu kenapa??
    Jack juga, dia mau ngapain bawa bawa si Jill??

    Aaa next nya ditunggu Thor kalo bisa jangan lama lama ya hehe

    O iya aku reader baru disini. Salam kenal ^^

Leave a comment