FF/ THE PART OF SIXTH SENSE/ BTS-bangtan/ pt. 2


Title                       : THE PART OF SIXTH SENSE / Part 2 /

Author                  : SonDaenaPark97
Main Cast            : Baek Naera (OC/YOU) Kim Taehyung (BTS) a.ka V/ TaehyungKim Seok Jin (BTS) a.ka JINMin Yoon Gi ak.a Yoongi (BTS)
Other Cast          : Han Yoon Mi (OC) │ Daehyun (BAP) & Baekhyun (EXO) │ All members of BANGTAN
Genre                   : Fantasy , Supranatural, Romance, School Life, Tragedy, Friendship, Family.
Rating                   : PG-15 / Bisa terjadi penambahan rating sesuai jalannya cerita.

Leght                     : Chaptered.

PicsArt_1402814017410

Summary

“Semenjak kematian Yoongi, aku tak dapat mengatakan jika aku baik-baik saja. Tetapi sampai Detik ini, rupanya aku mampu bertahan tanpa perlu bantuan siapapun.” ­–Baek Naera

“Tanpa kau sadari, aku selalu hadir dalam hidupmu. Membantumu berdiri meskipun kau tak pernah menyadarinya. Aku sendiri tak tahu bagaimana aku dapat melakukannya, mengingat aku bukanlah seorang malaikat. Apa kau pernah mendengar sebutan Lirodiavlos? Aku adalah bagian dari mereka.”

–V

Disclaimer           : FF ini murni dari pemikiran author! Don’t plagiat and don’t be siders please!^^ karena kritik dan saran kalian sangat dibutuhkan~ Btw, author sangat mengucapkan banyak terimakasih atas respon kalian di part sebelumnya^^! Itu sangat membuat author jadi makin semangat XD
Dan juga ada penambahan Cast yang sangat penting di Part ini : “Min Yoon Gi” (sesuai janji author sebelumnya, di part ini akan ada ulasan tentang Yoon Gi dimasa lalunya) . Di part ini bakal banyak kejadian flashback, semoga kalian tidak binggung ya readersdeul~
Jangan juga lupa tinggalkan jejak berupa komen kalian, karena sangatlah berharga untuk kelanjutan ff ini^^

Happy reading!^^

V’s POV

Aku menatap bosan keadaan Younghae High School dari atap gedung sekolah ini yang terkesan jauh dari kata sederhana. Ini adalah hari keduaku berada disekolah ini sebagai siswa kelas XI dengan nama Kim Taehyung. Sekadar untuk melepas kejengahan saat dikelas. Bagaimana tidak? Murid-murid wanita dikelasku terus saja mengusikku dengan segala pujian mereka, yang menurutku tidaklah penting dan berlebihan.

Jadi kuputuskan aku berada ditempat ini untuk menyendiri sejenak.

Sudah 17 tahun dibumi, ternyata sama-sekali tak ada hal satupun yang menarik bagiku. Jauh dalam harapanku, aku ingin segera kembali ke dunia asalku. Jika bukan karena seorang gadis yang harus kujaga, aku tak akan ada disini. Ya, bayi yang dulu menjadi korban ayahku saat usianya baru 3 bulan.

Apa ini terdengar konyol? Haha. Mungkin hanya aku yang tak suka dengan Bumi, mengingat penghuni diduniaku ingin melepaskan diri dan kembali kebumi. Bahkan hyung-ku Daehyun, mengunakan dimensi terlarang untuk hidup selamanya di Bumi.

Apa sebelumnya kau pernah mendengar sebutan Lirodiavlos? Aku adalah bagian dari mereka.

Sebuah nama yang diambil dari kata yunani, diavolos yang berarti iblis/siluman dan Skliros artinya kejam. Sejarah meyakininnya. Ya, kami adalah sekelompok siluman terkejam yang di asingkan dari bumi lalu diletakkan di sebuah dimensi yang disebut Prison Fire (penjara api), tempat dimana kita tak lagi menyatu dengan alam manusia.

Sebelum kelahiranku,Lirodiavlos melakukan kesalahan fatal di bumi. Kelompok ini memang yang terkejam serta terkuat diantara siluman atau iblis lainnya. Dengan sebutan itu mereka semakin menjadi-jadi dan tak segan membunuh ataupun menghisap darah manusia sebanyak-banyaknnya guna untuk kekekalan hidup mereka. Tentu ini adalah larangan keras. Sekejam apapun, peraturan mengatakan bahwa Invisible atau Demon tak boleh membunuh manusia untuk kepuasan diri mereka sendiri.

Hal itulah yang menyebabkan kami di dibuang.

Sesungguhnya aku bukan sepenuhnyaLiridiavlos. Karena sebagian dari tubuhku, mengalir darah manusia. Ayahku yang merupakan penguasa di Prison Fire, dulunya juga pernah melakukan pelanggaran. Bukan pembunuhan atau menghisap darah yang ia lakukan, melainkan terlibat hubungan dengan seorang manusia. Ya benar, ibuku adalah seorang manusia. Hanya saja, ia sudah meninggal tepat saat kelahiranku. Hari dimana Lirodiavlos akan dimusnahkan.

Sejarah juga mengatakan, seorang Lirodiavlos yang lahir dengan darah manusia, akan memiliki rupa yang jauh berbeda dari seharusnya. Rupa seperti malaikat? Oh mungkin saja. Parasnya terlihat lebih memukau dari manusia pada umumnya dengan kulit seputih susu dan rahang tegas. Itu sebabnya, Baekhyun, Daehyun dan juga diriku sungguh berbeda dengan yang lain.

Sudah 17 tahun dibumi, tapi mengapa wajahku tetap terlihat muda? Itu karena makluk seperti kami mampu hidup hingga usia 500 tahun, dan akan menua diusia 300 tahun. Sedangkan usiaku sendiri masih 170 tahun.

Apa aku memiliki kekuatan? Tentu saja. Aku bisa melakukan teleport, berlari secepat kilat, menggerakkan benda apapun tanpa perlu menyentuhnya, dan juga dapat mendengar hingga radius 100 km. Satu yang tak dapat kulakukan, yaitu membaca pikiran serta masa depan orang lain.

Dan 1 pengecualian lagi yang kubuat, yaitu aku tak akan pernah jatuh pernah cinta kepada seorang manusia. Alasannya? Sederhana saja. Aku tak ingin terjebak dibumi selamanya.

 

Author’s POV

Beberapa siswi kelas XI-A tengah membuat suatu perkumpulan didepan loker mereka yang berada didalam kelas saat jam pulang sekolah. Hari dimana mereka mendapat jam tambahan olahraga.

“Apa kau lihat kecelakaan kemarin? itu sangat mengerikan!”
“Aku bahkan sampai tak bisa tidur karena terus membayangkannya”
“Sangat disayangkan, Sohyun sunbae harus mengalami hal sestragis itu setelah kematian kekasihnya.”
“Aku benar-benar tak menyangka, seisi sekolah bahkan sangat berduka. Tapi… apa menurutmu ini tidak terlalu aneh?” Hayoung, gadis yang paling tinggi diantara mereka berucap sembari mengeluarkan seragam olahraga dari dalam lokernya.
“Aneh.. Bagaimana?” Bomi, diantara mereka berempat mengerutkan keningnya.
“Bisa saja kan ini ada hubungannya dengan Naera. Aku dengar, sebelum kecelakaan itu, Naera sempat memberinya peringatan. Sebelumnya, Sohyun sunbae sempat melabraknya.” Hayoung bersandar didepan lokernya.
“Tunggu dulu, apa maksudmu ini adalah ulah Naera lagi?” Tanya Namjoo dengan ekspresi bergidik takut.
“Bisa dipastikan, kau ingat kan kematian Min Yoongi sunbae kala itu? bukankah Naera juga yang melakukannya?”
“Aish, kenapa sekolah kita masih mempertahankan monster mengerikan seperti itu.” Naeun menggelengkan kepalanya.

Tanpa mereka sadari, seseorang didekat mereka yang sedang terlelap diatas mejanya dengan headseat di telinga sedang mendengarkan percakapan mereka.

PRAANGGGGG

“Aigoo!” pekik keempat gadis itu hampir bersamaan. Sebuah bingkai lukisan diatas dinding tiba-tiba saja terjatuh dengan pecahan yang berserakan. Lukisan itu terletak tak jauh dari mereka sehingga dentingan kaca yang pecah itu mengenai kaki mereka.

Sebuah senyum terukir di bibir Taehyung yang kini sudah bangkit dan memasukkan tangannya kedalam saku celana. Rupanya, apa yang baru saja ia lakukan berhasil membuat keempat gadis itu terdiam.

“Jangan sesekali membicarakan hal yang bahkan kalian sendiri tak tahu kebenarannya.” gumannya sangat lirih dan segera keluar. Ia tak habis pikir mengapa wanita suka sekali bergosip.

Naera baru saja keluar dari ruang ganti. Ia juga baru saja membeli seragam olahraga baru, mengingat semalam ia tak pulang kerumahnya.

Sore ini, kelasnya mendapat jadwal olahraga yang bersamaan dengan kelas XII-B.

Sepanjang perjalanannya untuk menuju lapangan tenis, rupanya ia menangkap banyak pikiran dari orang-orang yang dilaluinya. Ia dapat membaca semua itu dengan jelas. Walaupun orang-orang itu tak melihat kearah Naera, tapi gadis itu tahu jika apa yang mereka bicarakan, semua adalah tentang dirinya. Dirinya yang menyeramkan dan terkutuk.

Naera tak peduli.

Sekarang, ia memilih duduk diatas bangku taman di bawah pohon pinus untuk berteduh. Lokasinya berada dipinggiran lapangan tenis.

“Apa kau sedang mengenang sesuatu?” sebuah sapaan hangat nan familiar bersuara di dekatnya.

Naera menoleh, tepat. Kim Seok jin, lelaki itu kini duduk disampingnya. Naera ikut tersenyum teduh. “Sepertinya begitu. Sunbae tumben belum pulang?”

Jin tertawa renyah. Rupanya Naera belum menyadari sesuatu. Jin sekarang juga mengenakan seragam olah raga yang sama sepertinya.

“Ah mian, apa jadwal olahraga sunbae sedang dirubah?” Tanya Naera polos setelah menyadari kekonyolannya.

“Nde” jawab Jin singkat. Kini bola matanya menatap keatas langit, memperhatikan gumpalan awan yang membentuk banyak pola. “Yoon Gi pasti merasa bahagia di atas sana.” Gumamnya kemudian.

Mata Naera ikut menengadah menatap bentangan langit diatas sana. “Kuharap begitu.”

 

*FLASHBACK * 1 year ago~

Salah satu Kawasan jalanan sepi di Seoul, malam ini rupanya terjadi pengecualian. Disana, terlihat beberapa motor sport keluaran terbaru tengah berbaris di hadapan garis start. Diantara mereka, Yoon Gi tersenyum menyeringai di balik helm putihnya.

“Yoongi-ah, apa tak kenapa kau ikut balapan kali ini?” Jin mengeratkan jaket kulitnya seraya menatap Yoongi khawatir.

“Kau belum sepenuhnya pulih, ini sangat berbahaya untukmu.” Hoseok menggelengkan kepalanya. Ia berdiri di samping lelaki itu.

“Kau diam saja! Aku tak akan rela jika bangtan boys dipandang rendah oleh Mark Cs. Sebagai ketua kalian, aku harus tetap mempertahankan nama kita.” Yoongi menatap kelima sahabatnya dengan penuh keyakinan. “Cepat minggir sebelum aku malah mengarahkan motorku untuk menabrak kalian satu persatu.”

Akhirnya mereka memutuskan untuk menurut saja karena Yoongi bisa saja benar-benar melakukannya.

Di hadapan mereka sudah berdiri seorang gadis dengan baju mini berdiri ditengah jalan sambil membawa bendera. Dikibas-kibarkannya bendera itu kea rah kanan dan kiri.

“3, 2, 1 GO!!!!!” tepat, saat bendera itu di jatuhkan, semua motor sport itu segera memulai aksinya. Meng-gas motor mereka secara gila-gilaan.

“Ahh.. kenapa dia keras kepala sekali”Jimin memincingkan mata memperhatikan motor sport Yoongi yang kini memimpin di barisan depan.

“Sepertinya dia sangat kerja keras untuk mempertahankan popularitas Bangtan Boys. Kau tahu sendiri kan, seambisi apa dia? Ia tak akan membiarkan siapapun menang darinya.” Gumam Namjoon sembari menyilangkan kaki diatas mobilnya.

Sebelumnya, ada baiknya kalian perlu mengetahui kenapa mereka menyebut diri mereka sebagai Bangtan Boys. Anggota ini terdiri dari Jin, Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jimin, dan juga Jungkook. Mereka bisa dibilang mempunyai penampilan diatas rata-rata. Merasa hubungan persahabatan mereka yang popular di SMA Younghae, dan juga banyaknya pengagum, membuat mereka sedikit berbangga hati.

Terlepas dari kenyataan yang ada, pada alam ini mereka hadir sebagai kelompok gangster.

Ketenaran mereka rupanya sampai ke luar lingkungan sekolah lain dan hal itu menarik perhatian SMA Jungyeongdang, yang merupakan saingan dari SMA Younghae itu sendiri. Bahkan disana, terdapat suatu perkumpulan yang mirip dengan mereka. Perkumpulan itu diketuai oleh Mark Tuan. Ya, dialah pencetus balap liar ini. Tujuannya hanya ingin mengalahkan Bangtan Boys yang terkesan sombong dimatanya. Ia ingin nama Bangtan boys jatuh dan dipermalukan oleh dirinya.

Sudah 6 kali balap liar ini diadakan, tapi rupanya Mark selalu kalah dari Yoongi, ketua dari Bangtan Boys itu. Ia geram.

Mendengar Yoongi yang pekan lalu baru keluar dari rumah sakit karena operasi usus buntu, membuatnya memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengalahkannya.

 

 

Di lain tempat, Yoongi focus terhadap motor yang ia kendarai. Ia menyeringai puas karena dari kaca spionnya, terlihat Mark dan kawanannya jauh tertinggal di belakang.

“Kau pikir karena kondisiku yang masih belum baik, bisa kau kalahkan begitu saja? Simpan mimpimu Mark Tuan!” ujar Yoongi dengan bangganya.

Namun, itu tak bertahan lama ketika sebuah motor sport merah Honda Verza 150 melesat kencang. Tepat saat dibelokan tajam, ia merubah posisinya dengan kecepatan penuh mengantikan posisi Yoongi.

Yoongi menyipitkan mata karena jenis motor dihadapannya ini belum pernah ia temui sebelumnya di arena balap ini. Merasa tak terima, ia meningkatkan kecepatannya sampai batas semaksimal mungkin. Hal itu membuat Yoongi kembali memimpin dengan tangguhnya.

Garis finish kini sudah terlihat didepan matanya, ia semakin yakin jika kemenangan ada ditangannya. Seringaian kembali menghiasi wajah tamannya yang tertutup kaca helm.

Dibelakang, Honda Verza 150 rupanya tak membiarkan hal itu terjadi. Ia terus memburu dengan dasyatnya. Tak secepat kecepatan panah memang, tapi aksinya itu dapat membuat orang yang melihatnya berkesan bahwa ia adalah pembalap hebat.

“Shit!” Yoongi mendesis kala kecepatan motornya tak dapat melampaui musuhnya lagi. Dalam sekali kedipan, Honda Verza 150 merah itusudah menembus garis finish dengan mulus dan kemudian baru disusul oleh MV Agusta F4 CC hitam milik Yoongi.

Yoongi menggerang frustasi diatas motornya. Ia segera turun dan melepaskan helmnya dengan gusar.

“Nuguya?!” ia mendekat kearah motor yang sudah telak mengalahkannya. Seharusnya dia tak perlu merasa marah seperti ini mengingat banyaknya kemenangan yang telah ia raih sebelumnya. Namun, bukan Min Yoon Gi namanya yang dengan mudah merelakan kemenangan pada orang lain, sekalipun itu hanya sekali.

Anggota Bangtan boys yang lain ikut mendekat. Namun tetap berjaga jarak, mereka tahu bagaimana sifat Yoongi. Lelaki itu tak akan segan meluapkan emosi dengan cara memukul siapa saja apabila ikut menyela. Ia tak dapat menerima kekalahan ini.

Sekarang, Yoongi sudah berkacak pinggang disamping pemilik Honda Verza itu.

Namun, rahangnya turun dan matanya membulat sempurna ketika sang pemilik melepas helmnya.

Tepat saat helm itu terlepas, rambut hitam panjang pengemudi itu segera tergerai dengan bebasnya. Menampilkan wajah teduhnya dihadapan Yoongi juga yang lain.

Seorang gadis? Ah apakah mata Yoongi mengalami gangguan terhadap penglihatannya? Tentu tidak. Karena seluruh orang ditempat itu juga memperlihatkan ekspresi yang sama dengannya.

“Mau protes?” gadis itu turun dari motornya sembari menyisir permukaan rambut dengan jemarinya. Kini terlihat tubuhnya yang ramping dengan kaki jenjang dihadapan Yoongi. Ia menatap remeh kearah lelaki itu.

Yoongi yang sempat mematung kini menggelengkan kepalanya kuat-kuat terlebih melihat ekspresi mengejek dari gadis itu.

“Sial!” Yoongi mendengus kesal. Ditatapnya Honda Verza disamping gadis itu.”B-bagaimana kau bisa?! Ah ini tak dapat dipercaya. Aku ingin pertandingan ulang!”

Yang lain tetap diam dan lebih memilih menjadi penonton disana. Hawa dingin mulai menjalar disana. Tetapi tawa renyah gadis itu tiba-tiba saja membuyarkan ketegangan. “Apa kau bilang, pertandingan ulang? Seenaknya sekali kau bicara, huh?” ia melipat tangan didada sembari berjalan mengelilingi Yoongi. “Memalukan sekali MV Agusta milikmu yang katanya motor termahal dengan kualitas terbaik, ternyata dikalahkan oleh Honda Verza milikku?”

Ditempatnya Yoongi mengepalkan tangan kuat. Ditatapnya wajah gadis itu dengan death glare terbaik miliknya. Tangannya sudah gatal untuk mencengkram jaket kulit milik gadis itu. “k-kau!!!!”

“Bisa kau singkirkan tanganmu?” Gadis itu tak lagi memperdulikan Yoongi dan berjalan santai menghampiri Mark yang tersenyum diatas motornya. Yoongi memincingkan mata saat gadis itu menerima sebuah amplop tebal yang diyakininya adalah uang.

Yoongi dapat menarik kesimpulan dari semua yang sudah dilihatnya. Hingga sekarang emosinya benar-benar tersulut. Dia masih terdiam membiarkan benaknya berkecamuk marah.

Hingga beberapa saat, Gadis itu sudah melesat pergi bersama motornya.

“Hahaha, Why so serious?” Mark Tuan, lelaki itu menepuk bahu Yoongi sembari tertawa puas saat ia sudah berada disampingnya.

“Dasar licik!” Yoongi sudah siap melayangkan pukulan tepat diwajah lelaki itu, namun beruntung sekali Jungkook segera menahannya. “Lepaskan! Kau tak perlu ikut campur urusanku bocah tengik!”

“Licik? Apa maksudmu? Bukankah kau sudah kalah? Tak apa bagiku jika tak dapat mengalahkanmu. Tapi bagaimana bisa King of racing sepertimu dikalahkan seorang gadis? Memalukan sekali.”

“Hell! apakah gadis itu sewaanmu, hah! Kau ingin mati ditanganku saat ini juga?!”

“Sudahlah, sekarang lebih baik kau segera pulang dan rayakan hari kekalahanmu malam ini.” ujar Mark enteng kemudian berlalu menghampiri kawan-kawannya yang sudah menanti di ujung jalan. Disana terlihat jelas wajah kepuasan mereka.

“Dasar pecundang!” Yoongi berusaha melepaskan cengkraman jungkook. Namun ketika ia hendak lolos, temannya yang lain ikut menahannya.

“Sudah biarkan saja. mereka hanyalah pecundang. Aksimu tadi itu sudah cukup keren kok.” Jimin berujar santai. Niatnya sih untuk menenangkan amarah lelaki itu, tetapi sepertinya itu salah total ketika Yoongi kembali melemparkan death glare kepadanya.

“Cih! Apa aku sedang dijebak untuk dipermalukan? Siapa gadis itu?!”

Jin yang tadi hanya diam kini mendekat kearah Yoongi. “Apa aku perlu memberitahumu? Kau bisa saja akan terkejut jika mengetahuinya.”

Kini kening Yoongi berkerut. “Apa maksudmu?”

Jin membasahi bibir bawahnya yang kering, “Dia hobae satu tingkat dibawah kita, Baek Naera.”

Anggota Bangtan Boys lainnya menampilkan keterkejutan luar biasa saat mendengar penjelasan singkat Jin. Bahkan mata mereka nyaris saja copot. “Mwo? Kau bergurau?!” ucap mereka hampir bersamaan.

Yonghae High School, 2 january 2013.

“Ini aku kembalikan kunci motor kakakmu. Kau tahu? Berkatnya aku berhasil mendapatkan uang yang kuharapkan.” Pagi ini, wajahnya sudah sangat berseri secerah mentari yang bersinar diatas kepala mereka berdua.

Terdengar helaan nafas dari lawan biacaranya itu. “Kuharap ini yang terahkir Naera, aku tak ingin kau mengikuti turnamen semacam itu lagi. Sangat membahayakan nyawamu. Dan jika kakakku tahu motornya sudah disalah gunakan olehmu, ia pasti marah besar.”

“Ayolah Yoonmi. Jika aku tak melakukan itu, bagaimana aku mendapat uang? Itulah untungnya kakakmu sedang diluar negeri sekarang.” Naera tak memperpedulikan nasihat sahabatnya itu dan memilih untuk melantunkan nyanyian dari bibir mungilnya.

“Aku khawatir padamu tahu! Cepat kembali kerumahmu, jadi kau tak perlu membiayai hidupmu sendiri gara-gara kabur dari rumah. Hhhh, Andai saja kau bisa tinggal dirumahku.” Mata bulat Yoonmi menyapu tapak yang ia langkahi bersama Naera. Kini pikirannya melayang, mengingat keadaan keluarganya dirumah yang tak bisa seenaknya membiarkan orang lain tinggal disana. Ya, orang tua Yoonmi sangat selektif terhadap orang asing sekalipun Naera adalah sahabatnya.

Naera mencubit kedua pipi sahabatnya itu dengan gemas, “Gomawo karena sudah menghawatirkanku Han Yoonmi! Jika hubunganku sudah membaik dengan ibu tiriku, aku pasti akan pulang.”

Hey!”

Naera dan Yoonmi saling menoleh ketika terdengar sebuah sapaan, ah tidak. Lebih tepatnya sebuah teguran. Tepat saat berbalik, seorang lelaki dengan kulit seputih susu menatap tajam tepat dihadapan Naera. Tatapan yang familiar menurut Naera dan ia benci itu.

“Jangan kau pikir dengan mengalahkanku semalam, aku bisa melepaskanmu begitu saja.” ia hanya berujar datar namun dengan nada memperingatkan. Lelaki itu Min Yoongi, kembali mendekatkan langkahnya kearah Naera. “Kenapa diam? Apa kau takut padaku, huh?”

Naera menahan tawanya mendengar ucapan Yoongi. Jelas sekali betapa antusiasnya lelaki itu untuk memperbaiki namanya yang jatuh akibat dirinya semalam. Ya benar, Naera sebelumnya sudah mengenal siapa sunbae dihadapannya ini. Ketua Bangtan Boys yang digilai banyak teman dikelasnya. Atau lebih jelasnya, seseorang yang berhasil ia kalahkan semalam dalam turnamen balap motor? Naera tak membanggakan hal itu. Toh ia sama-sekali tak peduli terhadap sunbaenya ini.

“Takut? Hahaha, untuk apa. Ngomong-ngomong ekspresimu tadi malam itu lucu sekali. Bagaimana bisa kau tak terima padahal kau benar-benar sudah kalah? Apa ya yang akan terjadi jika seluruh penghuni Younghae tahu bahwa lelaki yang mereka puja ternyata kalah telak oleh gadis kecil sepertiku?” Naera menyeringai.

Ditempatnya Yoongi merasa muak dan mencengkram bahu Naera kuat. “K-kau?”

“Wae, huh? Aku benar kan? Jika kau tak seperti itu sebaiknya bersikap lapang dadalah. Bukankah lelaki jantan tak akan menyakiti wanita?!” Naera sama sekali tak takut pada Yoongi. Dilepaskannya tangan Yoongi dengan kasar. Naera segera berlalu dengan meraih tangan Yoonmi untuk beranjak menjauh dari sana. Tanpa lagi memperdulikan Yoongi.

Kejadian yang sama seperti malam itu, dimana Yoongi lagi-lagi harus kalah telak olehnya.

“Sial! Kenapa sikap kurang ajar anak itu malah membuatku penasaran?!aarghh” Yoongi mengacak rambutnya frustasi, ia memilih diam dan hanya memperhatikan punggung gadis itu menghilang di balik pintu kelasnya. “Lihat saja bocah tengik. Kupastikan kau tak akan lepas dariku.”

*Flashback end*

“Naera, apa kau sedang mengingat bagaimana saat pertama kali kau bertemu Yoongi?” Jin mengibaskan telapak tangannya di hadapan wajah gadis itu.

“Ah.. eum, nde?” Naera sedikit terjingkat karena perlakuan jin tiba-tiba terhadapnya. “Nde sunbae?”

Jin kembaali tersenyum simpul dan mengulang pertanyaannya. “Kau, sedang mengingat bagaimana pertemuan pertamamu dengan Yoongi kan?”

Ditempatnya Naera menggaruk tengkuknya seraya mengganguk. Saat itu pula, kerinduan mendalam begitu terasa mendesak dibenaknya. Ya, ia sangat merindukan sosok itu.

“Besok adalah peringatan satu tahun kematian yoongi. Aku dan yang lain akan mengunjungi makamnya. Kuharap, kau ikut bersama kami.”

Mendengar itu, Naera hanya menunduk dan diam. Bukan, ini bukan berarti ia tak ingin datang. Justru inilah yang ingin ia lakukan. Tetapi…..

“Apa kau masih takut? Tenanglah, aku ada disisimu Naera. Aku percaya padamu jika kau bukanlah penyebab kematian Yoongi. Bagaimanapun, Yoongi akan senang jika kau ikut mengunjungi makamnya.”

Naera hendak ingin menjawab Jin. Namun tiupan peluit dari lapangan tenis yang menggelegar itu, membuatya mau tak mau harus mengabaikan Jin kali ini.

“Ah, guru botak itu cepat sekali sampai dilapangan.” Naera mendengus kesal, “Mian sunbae, sepertinya jam olahragaku akan dimulai. Annyeong!” Naera segera berlari kedalam lapangan tenis tersebut.

Jin masih termenung di diatas kursi taman yang didudukinya, “Sudah setahun kepergian Yoongi, tapi kau belum juga melupakannya. Kau tahu Naera, jauh sebelum Yoongi mengenalmu, aku sudah lebih dulu menyukaimu.”

Murid-murid wanita sedang memperhatikan dua sejoli yang istirahat dipinggiran lapangan tenis. Terlihat ekspresi tak suka mereka. Bagaimana bisa Taehyung sedekat itu dengan Naera? Itulah yang ada dipikiran mereka saat ini.

 

Taehyung memutar raketnya tanpa minat. Dari pada melakukan hal konyol seperti itu, ia akhirnya memilih untuk meneguk air mineral dalam genggangamnnya. “Naera-ah, siapa laki-laki tadi?” tanyanya kemudian.

Naera yang sedang menjulurkan kakinya itu menoleh kearah Taenyung. “Bukan urusanmu.”

Taehyung menggerutu, “Aish, kenapa kau masih bersikap dingin padaku, eoh? Bukankah aku sudah memberikanmu tumpagan tidur.. dan…Kupikir setelah itu kau akan baik padaku.”

Naera menatap tak suka kearah Taehyung “Harusnya aku tak begitu saja percaya padamu dan meminta pertolonganmu.” Ia hendak bangkit, tetapi Taehyung menahannya.

“Mianhae, aku hanya bercanda.” Taehyung memamerkan cengiran garingnya dihadapan Naera. Kemudian dilihatnya Naera yang terdiam kembali dan memilih untuk menatap kearah lapangan dimana sekarang gilran kelas XIIB yang melakukan permainan tenis.

Taehyung memperhatikannya dengan seksama. Walaupun ia sudah mengawasi Naera selama ini, bukan berarti ia mengetahui semua tentang gadis itu.

Taehyung tentu menjalankan kehidupannya di Bumi sama seperti manusia pada umumnya. Ia bekerja di salah satu perusahaan keramik ternama di Seoul untuk kebutuhan hidupnya. Ia makan makanan yang sama dengan manusia. Hanya saja, dilidahnya, semua jenis makanan itu sama saja. Hambar.

Dan bagaimana ia bisa bersekolah di Younghae high school? Itu sangat mudah baginya. Ia hanya perlu memanipulasi ijazah serta mengubah identitasnya jika ia pindahan dari Jepang sebagai murid ber-IQ tinggi. Dan juga.. sentuhan Magic untuk meyakinkan kepala sekolah Younghae High School agar menerimanya.

Terkadang menjadi makhluk supranaural itu menyenangkan.

Lalu bagaimana cara dirinya melindungi Naera selama ini? ia mengawasi bukan dengan matanya. Melainkan dengan pendengarannya yang hanya difokuskan terhadap gadis itu. Seperti sudah ada ikatan batin.

Apabila Naera dalam masalah, Taehyung akan mudah mengetahuinya dan menyelamatkannya segera. Hal yang sebelumnya sering ia lakukan saat usia Naera masih kecil.

 

*FLASHBACK* 23 April 2006 “Taehyung’s memories”

Naera kecil sedang bermain dengan riangnya di sebuah ayunan sembari bersenandung. Rambut hitamnya tergerai bebas mengikuti arah pergerakan ayunan tersebut.

“Naera! Lihatlah.. ada kelinci yang sudah mati!” teman Naera berteriak panik dibalik semak-semak.

Naera memincingkan mata kemudian mendekat kearah temannya itu. “Eodi?” tanyanya.

Setelah menemukan temannya, ia ikut berjongkok. Ternyata memang benar. Terlihat disana seekor kelinci mungil dengan bulu putih terbaring lemas dan mengeluarkan banyak darah dari kepalanya. “Aku rasa seseorang telah menembaknya.”

“Ditembak? Darimana kau tahu Naera? Disini tiak ada pemburu.”

“Bukan pemburu. Orang itu melakukannya tak sengaja saat mencoba senapan miliknya.” Jelas Naera singkat.

Kini digendongnya kelinci itu kedalam dekapannya. Jemari mungil milik Naera mulai meraba bagian yang terluka kemudian disentuhnya secara seduktif. Hingga beberapa saat kemudian, luka itu tertutup secara perlahan. Darah yang sebelumnya mengalir deras, kini membeku seketika.

Naera tersenyum ketika kelinci dalam dekapannya mulai bergerak-gerak dan melompat turun dari dekapannya.

“B-bagaimana bisa?” teman Naera yang sedari tadi memperhatikan, kini terlihat ketakutan. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang sudah dilihatnya. Ia mundur beberapa langkah untuk menjauhi Naera yang mulai berdiri. “Jangan mendekat…”

Naera mengerutkan dahinya. Gadis kecil sepolos dirinya tentu saja tak berfikir bahwa apa yang barusan dilakukannya adalah kesalan. Manusia normal, tentu tak akan dengan mudah menerimanya begitu saja, bukan?

“kau kenapa?”

“Jangan mendekat! Apakah kau seorang penyihir? Pergi! Aku tak ingin berteman dengan penyihir sepertimu!” Anak itu bergetar hebat seraya berlari sekencang-kencangnnya menjauhi Naera. Bayangan tentang dongeng yang ada ditelevisi rupanya mempengaruhi pemikiran anak itu.

Sedangkan, Naera kini menunduk. Ini sudah ketiga kalinya teman-temannya ketakutan atas apa yang sudah ia perbuat. Padahal kan niatnya hanya menolong, bukankah menolong itu perbuatan yang baik? “Memangnya apa yang salah denganku? Bukankah aku sehebat peri yang sudah menolong Cinderella?”

 

Naera berjalan sendirian menjelajahi di trotoar di pinggir jalan. Entah mengapa sekarang ia merasa sedih. Ia sangat kesepian karena satu-persatu temannya menjauhinya. Bahkan ibu angkatnya pun tak pernah mau meluangkan waktunya untuk menemani Naera barang sedikitpun. Kendati, Naera sering bermain sendiri bahkan ketempat yang cukup jauh dari rumahnya. Toh, ibunya tak akan pernah peduli.

Saat menemui perempatan Jalan, ia harus menyebrang untuk menuju rumahnya yang berada diujung sana. Kali ini Naera salah karena ia tak memastikan keadaan jalan yang disangkanya sepi.

Ia segera menyebrang, namun sebuah taxi melesat kencang dari arah utara. Tubuh Naera yang pendek, sepertinya tak dilihat jelas oleh supir taxi itu, hingga….

“AAAAAAA!!!!!!” Naera berteriak sekencang-kencangnya ketika melihat sesuatu dengan kilatan cahaya terang semakin mendekat kearahnya. Ia sudah tak dapat melakukan apa-apa dan segera memejamkan matanya kuat-kuat. Ia yakin, setelah ini ia akan mati tertabrak.

Namun…..

Aneh…..

Ia tak merasakan tubuhnya merasa sakit sedikitpun. Malahan, terasa dekapan seseorang serta deru nafas meniupi permukaan wajahnya. Pelan-pelan ia berani membuka mata.

“Nu-gu?” tanyanya terbata ketika ia menyadari sesosok pemuda telah menggendongnya. Ia memperhatikan sekitar, dan menjumpai dirinya sudah berada ditrotoar bersama orang itu. “Apakah oppa yang sudah menolongku?”

Pemuda itu hanya tersenyum tipis, kemudian ia menjawab. “Dimana rumahmu? Biar kuantar.”

Itu adalah kali pertama Taehyung muncul dihadapan Naera, namun tidak dengan selanjutnya.

Sesuai janjinya pada Ayahnya, Taehyung boleh memasuki kehidupan gadis itu ketika usianya kelak menginjak 17 tahun.

*Flashback end*

Naera memasuki pelataran rumahnya yang mewah. Ia bernafas lega ketika tadi siang pembantunya menelevon bahwa ibunya sedang ada keperluan menjadi duta hewan di luar kota. Sebenarnya ibunya tak akan memarahinya jika tahu kemarin ia tak pulang kerumah, melainkan memilih untuk tak peduli.

Hal inilah yang membuat Naera merasa sedih kepada ibunya yang tak pernah membagikan kasih sayang terhadapnya. Hanya Ayah angkatnya saja yang begitu tulus menyayanginya. Tetapi mirisnya lagi, ayahnya sedang bekerja di Jepang dan hanya pulang ke Seoul 6 bulan sekali.

Hanya satu yang menjadi pertanyaan Naera hingga saat ini, kenapa ia tak dapat membaca fikiran Ayahnya dan juga ibunya itu melalui Sixth sense miliknya?

Dan satu lagi yang Naera tak bisa ketahui sekaligus menjadi kelemahannya. Yaitu adalah membaca perasaan orang lain.

Semerbak sinar menelusup di sela-sela kecil tirai berdasar tosca. Satu tangan dibalik selimut tebal segera terangkat untuk menutupi matanya karena merasakan kesilauan menganggu keadaan matanya yang terpejam. Ia menggeliat sembari meraba-raba laci disebelah ranjangnya. Merasa barang yang dicari sudah ditemukan, ia segera meraihnya dan menggesek layar ponselnya tersebut.

Matanya yang sempat menyipit, kini membulat sempurna kala melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 7 a.m.

Dengan gerakan cepat dan sedikit linglung, ia segera menuju kamar mandi

“Annyeong sunbae, ah apa kau sudah menunggu lama?”

Jin yang sedang melihat-lihat foto di ruang tamu keluarga Naera, sedikit terlonjak ketika gadis itu tiba-tiba saja sudah berdiri disampingnya. Jin sedikit terpukau saat melihat penampilan Naera yang hari ini terkesan manis dengan balutan dress hitam selutut disertai jaket putih polos. Seperti biasa, rambut hitamnya dibiarkan tergerai panjang tanpa pita sedikitpun.

“Ah, tidak juga.” Jin menggaruk tengkuknya salah tingkah.

“Oh iya, apakah dalam foto ini adalah kakakmu? Tapi, seingatku kau tak memiliki seorang kakak.” Jin menunjuk salah satu foto yang sedari tadi membuatnya penasaran.

Naera tertawa renyah, “Anio, dia adalah ayahku. Umurnya sudah 42 tahun.”

Jin mengangakan bibirnya, ia sangat terkejut. “A-ayahmu? Bagaimana bisa? Dia terlihat seumuran dengan kita.”

“Aku sendiri juga tidak tahu. Beliau sendiri yang mengatakannya. sunbae tahu kan aku ini bukan anak kandung mereka?” jawab Naera seadanya. Diliriknya jam yang bertengger di pergelangan tangannya yang kurus. “Oh iya sunbae, bukankah ini sudah waktunya kita untuk kepemakaman?”

Naera menatap kearah luar jendela mobil dengan sebuket bunga dalam pangkuannya. Matanya memancarkan keraguan. Masa lalu yang menyakitkan kala itu, kembali tergiang dalam benaknnya dan membuat hatinya kembali terluka.

Disampingnya, Jin meraih jemari Naera seraya menggenggamnya lembut. Naera mendongkakkan kepalanya menatap Jin. Lelaki itu tersenyum teduh, seolah memberikan gadis itu kekuatan agar tetap tegar. “Kau tak sendirian, Naera.”

Mendengar satu kalimat Jin tersebut, entah mengapa perasaannya kini berangsur tenang. “Gomawo sunbae.”

 

Di pemakan umum Seoul, terlihat 4 orang pemuda dan seorang gadis mengelilingi sebuah makam dengan batu nisan diatasnya yang terukir nama “Min Yoon Gi”.

Tepat setahun kepergiannya, ternyata masih membawa duka mendalam bagi orang-orang yang begitu mencitainya.

“Ngomong-ngomong, dimana Jin? kenapa dia lama sekali.” Gumam jimin disela keheningan. Matanya menatap langit yang mulai terik.

Yang lainnya hanya mengangkat bahu. Hingga seorang gadis yang sedang bergandengan dengan Jungkook menjawab, “Ah iya, tadi Oppa bilang padaku bahwa dia masih ada perlu dengan temannya.”

Hoseok berdecak kesal, “Aish orang itu, bukankah dia yang menyuruh kita untuk datang tepat waktu? Dia melanggar perintahnya sendiri.”

Percakapan mereka tiba-tiba saja terhenti kala terdengar suara retakan ranting yang terinjak. Terlihat Jin datang bersama seseorang dibelakangnya.

Mereka sama-sama memincingkan mata hingga sosok misterius dibelakang Jin terlihat jelas, ekspresi mereka berubah seketika.

“Mianhae, aku terlambat kali ini..Hey Yoonmi? Kau sudah datang rupanya? Mianhae aku tadi tak bisa menjemputmu.” Jin berujar santai.

Sedangkan Jungkook menatap Yoonmi dengan tanda tanya, “Nuna, apa kau meminta Jin hyung untuk menjemputmu?” Tanyanya lirih untuk meminta penjelasan. Yoonmi hanya diam seribu bahasa.

“Untuk apa kau membawa seorang pembunuh kesini?” Namjoon berkata dingin. Ia menatap Naera penuh kebencian. “Kutanya, untuk apa kau membawa orang yang sudah membunuh sahabat kita kesini?!” Tegas Namjoon sekali lagi dengan emosi tertahan.

Mendengar itu, tumbukan keras terasa menghujam hati Naera. Firasatnya benar, harusnya ia memang tak datang kesini. Tentu saja, orang-orang itu tak akan mungkin mau menerima kehadirannya. Sakit, hati naera terasa sangat sakit. Namun tetap saja, ia tak boleh terlihat menyedihkan dihadapan mereka.

“Namjoon-ya, Berhenti mengatakan hal itu! Naera bukan seorang pembunuh!” tegas Jin memberi penekanan disetiap perkataannya.

“Apa maksudmu, bukankah sudah jelas insiden saat itu? Kenapa kau membela gadis terkutuk itu? apa kau menyukainya, hah?!” Namjoon menggenggam kerah Jin kuat-kuat.

“Berhenti bersikap kekanakan seperti ini! Ingatlah dimana kita sekarang. Yoongi disana akan merasa sedih jika melihat kalian seperti ini.” Hoseok mencoba melerai keduanya yang sudah siap-siap untuk melayangkan tinju satu sama lain. Jungkook dan Jimin segera memisahkan keduanya.

“M-mianhae, aku tak bermaksud membuat keadaan seperti ini. Aku akan segera pergi.” Naera mengigit bibir bawahnya dengan bergetar dan segera pergi. Ia tak tahu apa yang sehrusnya ia lakukan kecuali meninggalkan tempat itu.

Ya, seharusnya ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Hal yang sebelumnya sudah ada dalam pikirannya.

“Naera!” Jin meneriaki nama Naera, tapi gadis itu sudah tak lagi menggubrisnya. Hingga Sebuah tangan menyentuh bahu Jin, “Oppa, biarkan aku yang bicara padanya. Bagaimanapun Naera masih temanku.” Yoonmi menatap Jin penuh keyakinan.

 

 

“Naera!” Yoonmi meraih tangan Naera dengan kasar sembari menahannya.

“Mau apa lagi kau?”

“Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk menjauhi Jin oppa? lihat, karena ulahmu dia jadi bertengkar dengan Namjoon sunbae! aku juga sudah bilang kan, bahwa aku tak akan membiarkanmu untuk membawanya dalam kesialanmu?”

Naera menelan salivanya dengan pahit, ditatapnya wajah Yoonmi dalam. Orang yang pernah tertawa serta membagi kebahagiaan bersamanya dulu. Seseorang yang pernah menjadi sahabat terbaik baginya. Kini itu semua terasa menguap begitu saja.

“Melihatmu seperti ini, membuatku jadi membenarkan pepatah yang mengatakan bahwa ketika seseorang terjatuh, ia akan segera mengetahui siapa yang sebenarnya musuh dan siapa yang sesungguhnya teman.”

Yoonmi tertawa sakartis

“Dan ku pikir kau sudah mengetahui alasan kenapa aku memilih untuk menjadi musuhmu, Baek Naera. Mungkin dulu kau bisa saja mendapatkan dengan mudah apa yang ingin kau miliki, tapi sayang. Semua itu sudah lenyap.”

“Ah iya, seharusnya aku sudah menyadari ini semua dari dulu. Kau bahkan rela menggunakan cara kotor untuk menempati bekas kedudukanku dulu. Kau sungguh menyedihkan… Han Yoon Mi” Wajah sedih di paras Naera telah memudar. Bukan tatapan kebencian yang ia tujukan kali ini, melainkan tatapan remeh.

“K-kau!” Yoonmi mengertakkan giginya. Telapak tangannya sudah siap ia daratkan di pipi kiri Naera.

Namun….

“Jika kau melakukan ini, berarti kau mengakui kesalahanmu.” Sebuah suara berat terdengar jelas dihadapan Yoonmi juga Naera.

Taehyung, laki-laki itu datang dengan menahan tangan Yoonmi diudara. Wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari gadis itu.

Yoonmi membentuk bibirnya menyerupai huruf O. “Nuguya?!”tanyanya kemudian sembari menghempaskan tangannya dari genggaman Taehyung.

Taehyung tersenyum jenaka, “Aku adalah pelindung Naera, berhenti mengusiknya atau kau akan mendapat peringatan dariku.” Ia segera meraih tangan Naera yang terlihat kebingungan dibelakangnya. “Ayo kita pergi dari sini.”

Sepergian Naera dan Taehyung, Yoonmi masih mematung ditempatnya. Ia masih berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakan lelaki misterius itu terhadapnya.

 

“Taehyung-ah! Apa maksudmu kau bilang padanya jika kau adalah pelindungku? Dan bagaimana kau bisa ada ditempat itu?” cecar Naera ketika sudah berada didalam mobil Taehyung.

Taehyung enggan menjawab dan pura-pura focus dengan jalanan dihadapannya.

“Aku tahu kau pura-pura tak mendengarku.” Naera melipat tangan di dada, ia menatap Taehyung dengan kesal.

Terdengar helaan nafas memenuhi kesunyian mobil Taehyung, “I-itu, tadi aku kebetulan lewat jalan disana dan tak sengaja melihatmu yang terlihat bersitegang dengan gadis tadi. Jadi kuputuskan untuk mengahampiri….”

“Begitu?” Naera merasa ragu.

“Tentu saja, aku bahkan jelas melihatnya akan menamparmu. Ya, kupikir aku menyela sebelum pertengkaran kalian akan berlanjut. Masalah aku yang mengatakan jika aku penolongmu, itu hanya upaya untuk menakutinya saja agar tak mengusikmu.” Taehyung menahan napas saat rentetan kebohongan itu keluar dari bibirnya. Setidaknya ia aman saja karena Naera tak mampu membaca pikirannya.

“Baiklah, aku harus berterima kasih karena usahamu itu. Tapi, lain kali kau jangan ikut campur dengan urusanku. Kau tidak tahu apa-apa.”

15 menit kemudian, keduanya hening cukup lama. Tak ada satupun diantara mereka yang mencoba membuka pembicaraan. Kini, yang terdengar hanya lantunan instrument klasik dari radio.

Pikiran Taehyung pun melayang. Tentu ia tahu siapa Han Yoon Mi sebenarnya. Dulu, ia bahkan sempat melihat gadis itu selalu bersama Naera. Tapi, kenapa sekarang mereka berdua malah terlihat seperti musuh yang terkesan ingin saling menjatuhkan?

Apa ini ada hubungannya dengan Yoongi? Taehyung juga tahu siapa Yoongi dan seberapa berartinya pria itu bagi Naera. Tetapi, ia sama-sekali tak tahu pengaruh apa yang dibawanya di kehidupan Naera.

Sepertinya, Taehyung harus segera mengetahuinya dengan cara bertanya pada gadis itu.

Ia hendak akan melakukannya, namun deruan nafas teratur terdengar dari tempat Naera bersandar. Taehyung mengalihkan pandangannya untuk melihat gadis itu. Benar saja, ternyata gadis itu sudah tertidur dengan sebuket bunga masih setia di pangkuannya.

“Aish, sejak kapan ia tertidur seperti itu?” Taehyung menggerutu. Rupanya Taehyung harus merubah niatnya untuk membahas masalah Yoongi maupun Yoonmi di lain waktu.

 

“aku merindukanmu.. Min Yoongi” gumam Naera dalam tidurnya.

 

-TBC-

 

Huaaah akhirnya kelar juga chapter 2 nya hehe ><
Author minta maaf karena di part ini belum dijelaskan perihal kematian Yoongi sesuai janji author sebelumnya *plakplakplak*.
Rencananya, author mau maparin dulu masa lalunya si Naera sama Yoongi secara berurut supaya jelas kepergian Yoongi itu karena apaa.. jadi readers harus bersabar yaaahh ^^ hehehe *nyengir lagi*
Oh iya, masalah Lirodiavlos itu hanya karangan author belaka /.\ semoga kalian tidak kecewa dengan chapter ini…
tolong tinggalkan jekak kalian yaa.. kritik dan saran kalian sangat membangunn ><
komentar kalian sangat berhargaa buat authorrr..

Sampai jumpa lagi di chapter 3! ^^ annyeong~

About fanfictionside

just me

47 thoughts on “FF/ THE PART OF SIXTH SENSE/ BTS-bangtan/ pt. 2

  1. Hahaha Mark cs :v
    Harusnya Jaebum masuk Mark cs tapi disini dia diceritain bukan bagiannya Marj cs XD
    Oya tadi kan ada tuh kata ‘menelevon’ kalo gak salah. Sebaiknya author pake kata ‘menghubungi’ supaya lebih bagus. Itu juga salah tulis, kan harusnya ‘menelfon’ ._.
    Dan satu lagi, bedain ya yg mana awalan dan yang mana penunjuk suatu tempat. Kayak tadi aku lupa yang mana, kalo misalnya mau nunjukkin suatu tempat, awalan ‘di’ harus dipisahin sama nama tempatnya. Tadi ada kasus(?) Author sambung itu ‘di’ sama nama tempatnya -,-

    Hehehe iya aku sempet bingung tuh sama Lirodiavlos yang jujur aku agak bingung sama penjabarannya soalnya gak pengalaman baca ff fantasy jadinya lola deh

    Chapter 3 lebih diperbaiki ya EYDnya. Kasiankan alur cerita bagus2 tapi kalo EYDnya gak pas pasti keliatannya aneh (khusus buat reader kayak aku)
    Penyebab kematian Suga masih misteri, semoga di chapter 3 diulas sama authornya

    • Harusnya ya xD sayangnya si jaebum malah nyempil di younghae ‘-‘

      Waa makasih bgtt atas kritik dan sarannyaa
      Ini sangat ngebantu dan ngebangun bgtt ^^
      Siapp pasti saya perbaikin di part selanjutnya^^
      Aku blm begitu perpengalaman dan butuh kritik 😀

      Sekali lagi mianhae, bakal aku ulas lbh jelas di part 3 🙂

      Sippp sekali lagi kamsahamnidaa!!a^^

  2. aku suka jalan ceritanya ^3^ ooh Yoongi kena usus buntu ‘0’
    Dalem ati taehyung pasti bilang ” Aku tau apa-apa tentang mu bodoh” /gak
    Naera dulu suka sama Yoongi kah? Jin jangan sama Naera sama aku aja /ohok
    Yoonmi jahat banget dia gitu gara-gara suka dengan Jin kah? OTIDAKBISA Jin hanya punyaku /gak
    ini napa aku makin ngaco -_,- ditunggu lanjutannya thor^^ keep writing ya ^0^

    • Makasihh yaa^^
      Hahaa iya nih, si taehyung mah EGP aja kkkkkk *loh
      Iya nih.. aku juga sebel sama yoonmi *jeder
      Tapi jinnya mau sama naera. Gmn dong? Kkkk #plak
      Siaap ditunggu yaa^^ kamsaaa

    • Makasih yaa^^
      Siapppp
      Iya parah akut bgt ini saya sama typo kkk^^ nanti pasti saya perbaikin di part 3 khamsaa^^

  3. ISsh gue benci banget sama yg nama nya HAN YOONMI !!! Udah deh Naera gak usah lagi deket2 sama mereka , sebel liat nya !!! #emosiYangTertahan

  4. 2hari ngga ngecek fanfictionside.. ehh malem ini ngebukaaaa ada ini ff~~ itu ayah angkatnya naera jangan jangan sejenisan sama taehyung ya thor? Lanjutttnya cepet yaaa thor:) keep writinggg^^

  5. Huaaa baru bacaa. Seru thorr part2nya. Akhirnya sudah ngga penasaran siapa yoongi. Tp blm dijelasin ya thor meninggalnya kenapa? Banyakin cerita v-naera ya thorrr.. Cepetcepet dilanjutttt.. aku suka sama ff ini. Semangatt!^^

    • Iya blm ditemukan perihal kematian si bang suga hehe
      Makasih ya sudah suka^^
      Siappp, ditunggu next partnya^^

  6. Lanjutttt yaa thorr
    Aku suka jalan ceritanyaa^^
    Ga sabar sm penyebab kematiaannya yoongi #plak
    Aku tunggu ya thor.. fighting! 😀

  7. Whoaaaa.. Makin seru… Tingkat penasaranku bertambah berkali-kali lipat.. Jngan” ayah angakatnya Naera adalah Daehyun klo ngak Baekhyun?? Huaaaaa… Aq ngasi jempol buat author nya… Feel ffnya dapat bnget.. Oke fix. Next part ditunggu lo.. 🙂

    • Wahh makasih yaa^^
      Ditunggu ajaa ya next partnya^^
      Kekeke serusan nih ngefeel? Smoga part3nya gak ngecewain yah:)

  8. Yaaah tbc gaenak bgtt
    Lanjut thor ya.. aku makin penasaran!
    Yoongi gue selalu kebagian peran dingin ya kkkk #akurapopo
    Yg jelas ini seru bgt
    Jangan lama2 ya thor… figting!

    • Hehehe abisnya munya yoongi mendukung buat jadi dingin kekeke
      Siapp .. ditunggu ya 🙂
      Makasih komenya 🙂

  9. Lanjut thor Skaaaaaaa sma alur cerita nya XD
    aduh msh penasaran yoongi itu meninggal kenapa?
    terus knp yoongi begitu berarti buat naera
    d tunggu kelanjutan nya thor 🙂

  10. wah, ternyata naera yg ngalahin yoongi…
    kasian naera selalu dslahin..
    emg yoongi knp bs smpe meninggal? nyesek rasanya pas naera d jugde sma tmn2 yoongi cm jin aja yg percaya sma naera..
    yoonmi jahat bgt.. tmen apa yg kyk bgt.. kasian naera… 😥 😥 😥
    makin pnasaraaannn… >_<

  11. Aku yakin. Akhir dari cerita ini pasti naera bakal pacaran sama taehyung daripada dengan jin._. Oh kapan jin akan di jadikan cast paling bahagia *di gebuk author* author : soktau anda -.-“

  12. kenapa mereka malah musuhan ?
    dan sebenernya kematian yoongi itu kenapa ?
    hufftt…. greget banget dah ! kenapa sih si naera gak bilang aja dia punya indra keenam -_- jadi emosi sendiri.
    izin lanjut baca >.<

Leave a reply to SonDaena Cancel reply