FF/ WHAT’S WRONG WITH A KISS?/ pt. 7


Author : Z ♔ (author tetap)

Title : What’s wrong with a kiss? (Part 7)

Cast :

   Park Lizzy (OC)

   Lee Chi Hoon

   Kim Joon Myeon [Suho]

   Shin Eyoung (OC)

   Park Hyung Seok

   Byun Baekhyun

   Park Tae Jun

   ……

Lenght : Chapter

Genre : Romance, School life, NC, Comedy(?), sad

 tumblr_mf7hyjBIDs1rm36kao1_400

Nb :

Part yang ini ada nc nya jadi kalau engga suka nc engga usah di baca ne di lompatin aja.. Terus em, mungkin part yang ini hampir setengahnya tentang hyung seok.. Hehe

 

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

“kenapa kau mau menjadi pacar hyung seok?”

Mana aku tau. Kau bukan pacarku dan aku tak punya alasan untuk itu.

“aku tidak tau.” jawabku dan menggalihkan pandanganku kearah cermin yang ada di depan.

Namja itu menaruh kertas itu di meja. “jika ada pertanyaan seperti ini. jawablah dengan jawaban yang mengguntungkanmu dan juga aku.”

“apa maksud sunbae?”

“dan juga jangan panggil aku dengan kata ‘sunbae’ panggil aku dengan kata ‘oppa’ biasakanlah itu.” namja itu bangkit dari bangkunya dan menggambil tas yang berisi setelan jas miliknya. “aku mau bersiap.” “aku pinjam kamarmu..” ucapnya pada yeoja yang sedang merapikan rambutku.

Ha? Oppa? Aku harus memanggilnya oppa?

“silahkan tapi jangan kau berantakkan.” jawab yeoja itu tanpa melihat hyung seok.

Hyung seok keluar dari ruangan dan menuju kamar yeoja itu untuk mengganti pakaiannya.

Yeoja itu telah selesai menata rambutku dan membuka tas yang berisi gaun. “gaun yang cantik..” ucap yeoja itu.

“benarkah?”

“pasti hyung seok yang memilihnya. Aku tau betul seperti apa seleranya.” yeoja itu menggambil beberapa alat makeup miliknya. Dan mulai merias wajahku.

“eonni.. Aku boleh bertanya sesuatu?”

“Bertanya apa?”

“hyung seok sunbae itu orangnya seperti apa?” entak kenapa aku sedikit ingin tau tentangnya.

Yeoja itu tersenyum. “dia itu seperti air yang menggalir.”

“air?” tanyaku bingung.

“ne, air. Dia menggalir begitu saja. Dan wanita bagaikan ikan yang berenang di arusnya. Jika ikan itu tak bisa melawan arus itu makan ikan itu akan terbawa oleh arus itu. Itulah dia.”

Kenapa dia menggatakan dengan bahasa yang tidak mudah aku menggerti. Arus? Ikan? Maksudnya apa?

“apakah kau termasuk dalam ikan-ikan itu?”

“a-aku rasa tidak.”

“buka sedikit mulutmu..”

Aku membuka mulutku saat yeoja itu menyuruhku untuk membukanya. Yeoja itu hampir selesai dengan riasan pada wajahku.

“jika tidak kau harus tetap berhati-hati padanya. Dia sangat suka dengan ikan-ikan yang terseret oleh arusnya sendiri.”

Apakah dia suka ikan? Aku tak terlalu suka ikan. Mungkin kita benar-benar tidak cocok. Ahh apa yang ku pikirkan!.

“sudah selesai. Sekarang ganti gaunmu”

Yeoja itu memberikan gaun itu dan mendorongku kebalik tirai yang ada di ruangan itu.

Aku melakukan apa yang yeoja itu katakan dan segera keluar tirai setelah aku sudah selesai berganti baju.

Yeoja itu tampak terkejut melihat penampilanku. Apakah aku terlihat aneh? Mungkin saja. Karena aku tak terbiasa memakai gaun dan memakai makeup sepertiini.

“kau cantik eyoung..” ucap yeoja itu.

Aku tersipu malu mendengar pujiannya itu. Yeoja itu menarik tanganku keluar ruangan. “dia sudah menunggumu.”

Jantungku. Kenapa jantungku berdebar? Kenapa ini?

“ini dia sang tuan putri..” ucap yeoja itu sambil mendorongku menghadap hyung seok.

Jantungku kembali berdebar. Namja itu terus menatapku. Wajahku tersipu kemerahan.

Tolong jangan menatapku seperti itu. Aku mohon.

Namja itu tersenyum. “terimakasih sudah mau membantuku. Kurasa aku harus pergi sekarang.” ucap namja itu.

Aku masih terpaku akan senyumnya tadi. Kenapa dunia ini serasa berhenti ketika aku melihatnya.

“tak masalah. Kalau begitu cepatlah pergi.”

Namja itu menggandeng tanganku keluar dari rumah itu.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Sekarang aku berada tepat di depan gedung yang menurutku sangat besar. Apakah ini milik orangtua hyung seok? “kau sudah siap?”

“ne.” sebenarnya aku sama sekali belum siap.

Aku terkejut saat namja itu menggandeng tanganku bak seorang putri. “kau ingkatkan. Jangan memanggilku dengan kata ‘sunbae’.” ucapnya pelan tetapi aku masih bisa mendengarnya.

Ketika aku memasuki gedung itu. Aku cukup terkejut dengan isi gedung itu. Ini lebih seperti acara pesta kerajaan seperti di serial televisi princess.

Banyak yeoja yang memakai gaun indah di sini.

“kau tak usah gugup. Anggap saja ini hanya acara biasa.”

Hanggap hanya acara biasa? Jadi ini sebenarnya acara luar biasa? Bagaimana bisa dia menyuruhku menjadi pacar sementaranya di acara luar biasa seperti ini. Dia memang benar-benar gila.

Hyung seok membawaku kesebuah meja yang terdapat namja dan yeoja yang tengah duduk di meja itu. Apakah itu orangtua hyung seok?

Hyung seok menarikkan bangku untukku duduk. “terimakasih..” ucapku.

Orangtua hyung seok tampak melihatiku. Ini benar-benar membuatku gugup. “selamat malam tuan dan nyonya park..”

“jadi dia pacarmu?” tanya nyonya park.

“iya. Dia pacarku.” Ucap hyung seok.

“dia mirip ibumu saat muda dulu.” ucap tuan park.

“yang pasti dia tidak seperti ibu. Dia berbeda dengan ibu.”

“jadi siapa namamu?”

“nama saya shin eyoung..”

“sudah berapa lama kalian pacaran?”

Aku melihat kearah hyung seok yang sedang makan. Kita memang datang sedikit terlambat. Acara yang pertama adalah makan malam bersama. Ya, kita datang langsung di berimakanan.

“kita berpacaran sudah hampir setahun.” hyung seok tampak terkejut dan melambatkan kunyahannya.

“apa yang kau suka dari anakku itu?” tanya nyonya park.

“Dia seorang yang perhatian dan ramah kepada anak kecil. Walaupun dia memiliki banyak sifat yang menyebalkan tapi sifat itulah yang membuatnya tampak berbeda.”

Entah mengapa semua kalimat itu keluar begitu saja saat aku membayangkan hyung seok yang sedang tersenyum di hadapanku.

“dimana kau bertemu dengan hyung seok?”

“saya pertamakali bertemu dengannya tahun lalu ketika saya masuk ke sma.”

“jika kau ku suruh untuk menikah sekarang apakah kau mau?”

Aku terdiam sesaat saat mendengar pertanyaan itu. “menikah? Jika itu sekarang saya akan menolaknya.”

“kenapa kau menolaknya? Bukankah kau mencintainya?”

“itu karena saya harus menyelesaikan sekolah saya. Mungkin setelah saya menyelesaikan sekolah saya. Saya baru bisa menerimanya.”

Tuan dan nyonya park saling memandang. Lalu tuan park bertanya. “apa alasanmu menjadi pacar hyung seok?”

“itu sudah pasti karena saya mencintainya. Tapi lebih dari itu saya ingin bersamanya dan lebih dekat dengannya. Dan saling berusaha menjaga satu sama lain.”

Tuan park tertawa kecil. Kenapa? Apakah aku menggucapkan kata-kata yang menyinggungnya?

“hyung seok kenapa kau memilih dia menjadi pacarmu?” pertanyaan tuan park sekarang tertuju kepada namja sampingku.

“karena dia menarik.” ucapnya singkat.

“apakah kau hanya bermain dengannya?”

“tidak. Aku serius dengannya.” ucapan hyung seok sangat meyakinkan dan membuatku terkejut. Kenapa aku jadi ingin menangis sekarang?

“kuharap begitu..” ucap nyonya park yang sangat mengginginkan ucapan anaknya itu benar-benar nyata.

Aku meremas gaunku. Kenapa ini membuat hatiku sakit? Terasa sangat sakit. Aku benar-benar ingin menangis sekarang. Tapi kenapa?.

Hyung seok menggengam tangganku dengan lembut dan tersenyum. Dengan ragu aku menatap namja itu. “kau tak perlu takut. Sekarang habiskanlah makananmu..”

“aku tidak takut.” ucapku dan tersenyum pada namja itu.

Namja itu melepaskan genggamannya. Akupun melanjutkan memakan makananku itu.

~

“bagaimana dengan hidangannya? Semoga cocok dengan selera anda semua.. Sekarang kita lanjutkan inti acara” “baiklah yang pertama sambutan oleh pemegang saham terbesar nyonya lee jin kyung.”

.

“selanjutnya inti acara yang akan di sampaikan oleh tuan park salaku pendiri perusahaan ini.” “kepada yang berkenan dipersilahkan meju kedepan.”

Tak butuh waktu lama. Tuan park maju kedepan untuk menyampaikan pidatonya.

Untuk usia yang bisa dibilang belum terlalu lanjut tuan park termasuk orang yang luar biasa. Dia telah mendirikan perusahaan ini sejak ia muda dan terus bergelut di bidang ini sampai sekarang.

Tuan park telah berpidato sekitar 30 menit. “terimakasih atas dukungan dan kerjasama anda semua untuk membangun perusahaan ini. Dan saya kenalkan dengan penerus tunggal perusahaan ini yaitu anak saya sendiri. Park hyung seok.”

Setelah nama hyung seok di sebut namja itu langsung menuju ke depan bersama ayahnya itu. Aku hanya bisa melihat namja itu berjalan menjauh.

Ternyata dia orang yang cukup penting untuk perusahaan ini.

“terimakasih semua.. Kemampuan saya masih sangat kurang jika harus meneruskan perusahaan ini. Jadi saya mohon bantuannya.”

Hyung seok tampak begitu ramah di depan sana. Dia tampak seperti orang yang memiliki kepribadian yang berbeda.

“kau memang masih butuh banyak belajar..” ucap tuan park menepuk pundak hyung seok. “hari ini juga hari yang berbahagia.. Hari ini adalah hari pertunangan anak saya hyung seok.”

Apa? Pertunangan? Jadi dia tetap akan bertunangan. Apakah usahaku menjadi pacar sementara namja itu hanya membuang-buang waktu saja?

“ayo eyoung..” nyonya park memecah lamunanku. Apa? Ayo kemana?

Nyonya park menuntunku untuk menghampiri tuan park dan hyung seok yang sudah berada di depan terlebih dulu.

Kenapa aku di bawa kesini? Jangan-jangan. Aku menatap tajam hyung seok. Apa dia sudah tau sebelumnya?

Nyonya park memberikan sebuah kotak kecil kepada hyung seok. “kau lupa ini.”

Namja itu menggambil kotak itu dan membukanya. Kotak itu berisi dua buah cincin yang sangat indah.

Namja itu menghadap kearahku. Detak jantungku kembali berdetak tak normal. Apakah ini harus di lakukan?

Aku melihat kearah para tamu yang semuanya melihat kearahku dan hyung seok. Dengan ragu aku memberikan tanganku ke namja itu.

Namja itu memakaikan salah satu cincin itu di jari manisku. Aku menggambil cincin yang masih tersisa di kotak itu. Dengan ragu ku pakaikan cincin itu kejari manis hyung seok.

Semua orang yang berada di tempat itu bertepuk tangan dan terlihat berbahagia. Tapi tidak denganku.

~

Setelah acara selesai.

Aku pergi ketoilet untuk menenangkan diriku sejenak. Kupandangi cincin yang melekat manis di jari manisku. Apakah aku benar-benar sudah bertunangan?

Seorang yeoja masuk kedalam toilet itu. “bukankah kau pacar hyung seok. Ah bukan kau sekarang sudah menjadi tunangannya.” “selamat ne..” ucap yeoja itu dan tersenyum.

Yeoja itu sungguh anggun dan cantik. Aku hanya membalasnya dengan senyuman yang aku bisa keluarkan saat itu.

“namaku Gu mi nam.” ucapnya memperkenalkan diri.

“namaku shin eyoung.” aku membungkuk memberi salam.

Gu? Apakah dia yeoja yang akan di tunangkan dengan hyung seok? Ah itu tidak mungkin. Hyung seok tak mungkin menolak ditunangkan dengan yeoja secantik dia.

“jika kau tak ada di acara ini mungkin akulah yang akan bertunangan dengannya..” ucap yeoja itu.

Jadi benar dia orangnya. Aku membungkukkan badanku meminta maaf. “maafkan aku. Ini semua salahku.”

“t-tidak perlu meminta maaf. Aku seharusnya berterimakasih padamu.”

Apa? Terimakasih? Aku menegakkan kembali tubuhku.

“aku dan hyung seok memang tak menyetujui pertunangan itu karena kita tak saling mencintai. Dia tak mau bertunangan dengan orang yang tidak dicintainya. Akupun juga sama.” “dulu hyung seok menggatakan bahwa dia sudah punya pacar tapi aku sedikit meragukannya. Ternyata itu benar. Aku sangat berterimakasih padamu.”

Apakah kata terimakasih itu cocok untukku?

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Hyung seok mendatangi eomma itu. “eomma. Bisa bicara sebentar?”

“bicara saja..”

“kenapa eomma melakukan ini?”

“melakukan apa? Pertunangan? Jika kau memang serius dengan dia kenapa tidak? Bukankah kau mencintainya?”

“aku memang mencintainya. Tapi dia belum siap jika tiba-tiba seperti ini.”

“ini hanya pertunangan. Bukan pernikahan. Jadi dia pasti juga senang.” “eomma mau pulang dulu. Kau antar dia pulang.” nyonya park pergi begitu saja meninggalkan hyung seok yang masih berdiri di lorong gedung.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Yeoja itu mencuci tangannya dan sedikit merapikan makeupnya. “kalau begitu aku duluan ne.” ucap yeoja itu.

“ne..”

Tidak akan bertunangan dengan yeoja yang tidak ia cintai? Aku melihat cincin itu. Kurasa aku harus menggembalikannya. Aku tak pantas untuk ini.

Aku keluar dari toilet dan berjalan ketempat acara tadi. Tapi sebelum itu aku bertemu dengan hyung seok yang sedang berjalan kearahku.

Aku menghentikan langkahku ketika melihat sosok itu. Namja itu tetap berjalan kearahku. “ayo pulang..” ucapnya saat melintas melewatiku.

Apakah dia marah? Tapi kenapa dia marah? Apakah dia sekarang membenciku?

Namja itu berhenti setelah lima langkah melewatiku. “kau tak dengar? Ayo pulang.” ucapnya.

“ne.” ucapku singkat dan menggikuti namja itu dari belakang.

~

*author pov*

Eyoung hanya duduk termenung di kursi mobil samping hyung seok. Dia tak tau mau berkata apa.

Eyoung terus memegang cincin yang berada di jari manisnya itu. “sunbae.. Sepertinya aku harus menggembalikan ini..” yeoja itu ingin melepas cincin yang ada di jarinya itu.

“jangan lepaskan itu.” ucap hyung seok datar.

“tapi aku tak pantas menggunakan ini. Ini bukan untukku.”

“ku bilang jangan lepaskan!” nada suara namja itu berubah. Apakah dia benar-benar marah?

Namja itu tetap menyetir tanpa melihat kearahku. “kenapa kau harus menjawab semua pertanyaan itu dengan begitu meyakinkan?”

Eyoung sebenarnya juga tidak tau kenapa dia menjawab seperti itu. Yeoja itu hanya terdiam.

“kau sendiri yang memilih posisi yang tidak mengguntungkan. Semua jawabanmu itu mengguntungkanku.”

“lalu jika kau ada di posisiku kau akan jawab apa?! Apakah kau tau perasaan seorang wanita ketika disuruh berbohong seperti itu?!” suara eyoung kini tampak ingin menangis. Yeoja itu menahan airmatanya supaya tak keluar.

Yeoja itu melihat kejendela. ‘apakah kau tau bagaimana rasanya sunbae?’ gumam eyoung dalam hati.

Hyung seok melirik eyoung yang duduk di sampingnya. Yeoja itu memejamkan matanya. Apakah dia tidur?

~

Hyung seok menepikan mobilnya ke pinggir jalan. Namja itu menyandarkan kepalanya kekemudi yang berada di depannya. Kenapa menjadi serumit ini.

Namja itu kembali melirik yeoja yang ada di sampingnya. Dia benar-benar sedang tertidur. “aku memang tak tau seperti apa perasaanmu. Karena aku tak pernah bertemu yeoja sepertimu.”

Namja itu kembali melajukan mobilnya.

15 menit kemudian.

Mobil hyung seok berhenti di depan sebuah apartemen yang cukup megah. Namja itu keluar dan menggendong yeoja yang tertidur itu memasuki apartemen itu.

Namja itu masuk dan membaringkan eyoung diatas tempat tidur yang cukup rapi.

Apartemin ini memang milik hyung seok. Dia biasa kemari jika dia bosan dirumah atau hanya lewat dan beristirahat.

Namja itu duduk di sofa dan membaringkan tubuhnya. Namja itu menutup matanya dengan lengan kanan. Tapi itu tak lama. Namja itu bangkiyt dan mendeka kearah yeoja yang sedang terbaring di tempat tidur itu.

Hyung seok duduk di sampingnya. Dia melepaskan sepatu yang sedari tadi melekat di kaki yeoja itu.

‘perasaan semua yeoja itu sama. Perasaan namja lah yang kau tak menggerti.’ gumam hyung seok.

Namja itu mendekatkan wajahnya kearah eyoung. ‘sejak awal kau memang memiliki aroma yang berbedan dengan para yeoja yang lain..’

Namja itu memejamkan matanya dan melekatkan bibirnya pada bibir eyoung.

Yeoja itu membuka matanya perlahan dan terkejut mendapati sosok hyung seok yang sedang mencium bibirnya.

Yeoja itu terdiam karena namja itu tak melumat bibirnya.

Namja itu mulai melumat lembut bibir eyoung. Tangan namja itu menggelus paha eyoung dan menaikkan gaun itu secara perlahan.

Eyoung menutup matanya menikmati lumatan hyung seok yang lembut itu. Ini terasa berbeda dengan yang dulu. Dia begitu lembut dan terkesan tak memaksa.

*eyoung pov*

Namja itu melepas semua pakaianku.

Aku membelakkan mataku saat merasakan sesuatu masuk ketubuhku. Apa itu? Apakah itu jari hyung seok?

“mmpp hen-tikan..” namja itu tak menggubrisku dan mempercepat lumatannya itu.

Aku makin merasakan jari hyung seok itu menggeliat di dalam tubuhku. Wajahku benar-benar merah sekarang. Aku tak kuat menahannya.

Namja itu turun ke leherku dan menciumnya. Memberi beberapa tanda kemerahan di sana. “aku menyukai aroma tubuhmu.. ” perlahan aku sudah tak merasakan jari milik hyung seok itu.

Namja itu melepas bajunya. Dan menindihku. “aku ingin bermain bersamamu malam ini..”

Sekarang aku ingin menangis. Apakah dia benar-benar melecehkanku sekarang? Dia anggap aku ini apa?

‘dia itu seperti arus. Dan yeoja seperti ikan-ikan yang berenang di arusnya. Jika kau tak bisa melawan arus itu maka kau akan terbawa olehnya.’

Apakah yang dia maksud arus seperti ini? Apakah aku benar-benar menjadi seekor ikan sekarang?

“sunbae.. Tolong jangan lakukan.. Aku mohon..”

“wajahmu..” namja itu tersenyum. “aku ingin melihat wajahmu memerah. Itu terlihat lucu bagiku.”

“itu bukanlah hal yang lu-” kupejamkan mataku.

Aku merasakan sesuatu masuk kedalam tubuhku. Lebih besar daripada yang tadi. “aahhh..” sakit. Terasa sangat sakit.

Aku meremas selimut yang berada di bawahku. “hen-tikan sunbae..” aku tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Namja itu terus menekan supaya dapat memasuki tubuhku semakin dalam.

Aku menggigit bibir bawahku supaya desahan tak keluar begitu keras. “Emmhh”

“Wajahmu terlihat sangat lucu..” hyung seok menjilat leherku.

Aku tak bisa menahannya. “sunbae..” airmataku menetes. Harga diriku hancur sekarang. Namja itu menghentikan aktifitasnya itu.

Nafasku terasa terenggah-enggah dan badanku terasa lemas. Hyung seok berada di kamar mandi sekarang. Dan membiarkanku begitu saja di tempat tidur. Aku melihat samar-samar pintu kamar mandi itu.

Badanku terasa lemas dan tak mau digerakan. Bagian vitalku terasa sangat perih. Aku menutup mataku. Dan menangis dalam diam.

Perlahan tapi pasti aku mulai menenagkan diriku dan tertidur.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Hyung seok berdiri tepat di bawah sower yang menyala. Tubuhnya benar-benar basah sekarang.

“apa yang ku lakukan?” namja itu menggibaskan rambutnya dengan tangan. “Maafkan aku eyoung. Aku memang menjijikkan seperti hewan.” “Atau memang aku adalah hewan yang selalu kelaparan ketika melihat yeoja.”

Namja itu memejamkan matanya membiarkan hanya suara air yang terdengar.

Tak berapa lama namja itu keluar dengan handuk di kepalanya. Dia melihat kearah eyoung yang tertidur di tempat tidur.

“kau pasti membenciku sekarang.” hyung seok menutupi tubuh eyoung dengan selimut. Ia tak ingin melalukan ‘itu’ pada yeoja yang sedang tertidur.

Namja itu berbaring di sofa panjang yang ada di apartemen itu. Ia memejamkan matanya. Dan berusaha untuk tidur.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Aku membuka mataku perlahan. Entah menggapa terasa sangat berat untuk membukanya.

‘aku ingin melihat wajah memerahmu.’

Sekarang mataku terbuka dengan penuh. Apakah itu mimpi? Aku hanya melihat langit-langi berwarna abu. Badanku terasa sakit.

Aku berusaha membangunkan tubuhku dan duduk. “dimana ini?” “aaaaaa!!!” aku menutupi tubuhku dengan selimut itu lagi.

Apa yang terjadi disini? Ada apa dengan tubuhku? Apakah aku telah melakukan hal yang tidak-tidak? “kau sudah bangun? Kenapa kau berteriak seperti itu?”

Mataku tertuju kesosok yang baru saja duduk di sofa. “apa yang kau lakukan padaku?!” aku benar-benar takut sekarang. Aku takut hal yang sangat buruk akan terjadi.

“cepat pakai bajumu.” ucap namja itu datar.

Apakah yang itu bukan mimpi? Airmataku menetes. “apakah sunbae melakukannya?!”

Namja itu menggambilkan baju untukku dan mendekatiku. “pakailah bajumu dulu.”

Plak!

Aku menampar namja di depanku itu. Airmataku terus bercucuran keluar. “kenapa kau melakukannya?!” Namja itu tak menjawab.

“jawab aku sunbae!! Kenapa kau melakukannya?!”

“pakailah bajumu eyoung..”

Aku terus menangis terseduh-seduh. Aku brnar-benar tak bisa menahan emosiku.

“kau tak akan hamil. Tenang jadi kau tak perlu seemosi itu.” ucapnya pelan. Aku memelankan suara tangisanku.

“tapi kau menggambil sesuatu yang berharga bagi wanita! Apakah sunbae sadar apa yang sunbae lakukan?!”

Namja itu tiba-tiba memelukku. “aku menyukai aroma tubuhmu. Aromamu membuatku menjadi seperti seekor binatang yang kelaparan.”

Aku tetap menangis. Kau telah menggambil sesuatu yang sangat berharga sunbae.

“mandi dan pakailah bajumu.” ucapnya lembut.

“kenapa? Kenapa sunbae tidak menggantarku pulang dan malah membawaku kesini?”

“Bukankah kau yang melarangku untuk datang kerumahmu.” ucap hyung seok santai.

Aku terdiam. Pikiranku sangat kacau sekarang. Dengan ragu ku ambil baju yang diberikan hyung seok itu lalu berjalan menuju kamar mandi.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

*author pov*

Sinar matahari pagi menyinari setiap bunga yang berada di kebun belakang rumah lizzy.

Tampak lizzy yang sedang menyiram bunga-bunga itu. Bunga-bunga itu tampak bersinar terkena sinar matahari.

Yeoja itu jogkok di depan pohon bunga yang belum terlalu besar. “eomma.. Apa yang harus aku lakukan?” lizzy memegang dadanya. “apakah aku benar-benar menyukainya?”

Walaupun namja itu tidak berada di sampingnya. Tapi lizzy terbayang setiap sentuhan bibirnya. Jantung lizzy terus berdetak tak normal ketika dia menggingat sentuhan namja itu.

“eomma.. Apakah aku boleh menyukai namja itu?” “tidak! Aku tetap tak boleh menyukainya!”

♡~♡ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Lizzy menghampiri temannya yang sedang menunggunya itu.

“kau hampir terlambat lizzy-ah.” ucapnya.

Lizzy hanya tersenyum. Tadi pagi dia harus memasak untuk sarapan. Karena masih belum terbiasa memasak pagi hari. Lizzy malah keasyikan dan menghabiskan banyak waktu di dapur.

“kajja lizzy.”

“kajja.” eyoung menggandeng lizzy memasuki halaman sekolah.

Ketika kedua yeoja itu sampai di depan gedung tiga buah mobil parkir di dekat gedung sekolah. Terlihat setiap mobil berisi seorang namja.

Namja-namja itu turun dari mobilnya masing-masing. Lizzy cukup terkejut dengan sosok yang baru saja turun dari salah satu mobil itu. Chi hoon.

Beberapa hari yang lalu lizzy melihat namja itu terbaring lemah di rumah sakit. Dan sekarang dia tampak kembali seperti dulu kala.

Chi hoon dan kedua temannya itu berjalan melewati lizzy dan eyoung. Sekilas lizzy melihat namja itu melirik kearahnya dan lalu menggalihkan tatapannya. Terkesan acuh.

Eyoung hanya melihat hyung seok dengan sedikit rasa takut yang masih membayanginya. Tapi namja itu sama sekali tak menoleh kearahnya dan berlalu begitu saja menggikuti chi hoon yang berjalan di depannya.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Suho menggiring bola kearah gawang. Terdapat jisoo yang sedang menjaga gawang itu.

Kwang min berlari menghadang suho supaya namja itu tak bisa menembakkan bolanya kearah gawang. Tapi suho mengoperkan bolanya itu ke jin hyuk yang memang sedari tadi berada di samping kanannya.

Jin hyuk menerima bola itu dengan sempurna dan lalu melepaskan tembakan. Gol. Bola tepat masuk ke sisi kiri gawang.

Suho menghampiri namja yang baru saja mencetak angkat itu dan menepuk pundaknya. “kerja bagus.”

“kau juga.” ucap namja itu dan segera kembali keposisi masing-masing.

Lizzy duduk di bawah pohon bersama teman yeojanya yang lain. Mereka tampak sedang asyik melihat pertandingan namja-namja kelasnya itu.

Beberapa murid yeoja tampak sedang berbincang-bincang. “suho memang hebat dalam olah raga. Kenapa dia tidak ikut eskul sepak bola saja?”

“kurasa dia tak tertarik dengan kegiatan semacam itu.” jawab yeoja disampingnya.

“kenapa? Bukankah itu sangat di sayangkan.”

“aku juga tidak tau kenapa. Tapi dia pasti menolak jika ditawari masuk ke eskul olah raga.”

Waktu pelajaran hampir selesai. Mereka berbaris bersama untuk mengakhiri  pertandingan itu. Sekor akhir untuk tim suho adalah 3-1.

Jika bukan karena baekhyun melamun pasti tim suho akan menang telak dalam permainan tadi.

*flashback*

Jin hyuk menggoper kepada minkyu tapi bola dipotong oleh yongjo. Yongjo menggiring bola kearah baekhyun yang sedang menjaga gawang.

Yong jo sepertinya tau jika baekhyun sedang melihat kearah para yeoja yang sedang menonton. Tak mau menghilangkan kesempatan yong jo langsung melepaskan tembakannya.

“baekhyun!” teriak salah satu teman satu timnya. Baekhyun tersadar jika dia sedang menjaga gawang. Tapi. GOL. Bola lebih dulu masuk sebelum namja itu berkutik.

Jin hyuk menghampiri baekhyun. “hai kau. Kenapa kau melamun saat menjaga gawang.”

“mian.. mian.. Tidak senggaja.” ucap baekhyun santai.

*flashback end*

Setelah berbaris murid-murid kelas 1-A mulai kembali untuk mengganti baju mereka.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Lizzy dan eyoung keluar bersama dari ruang ganti. Cukup banyak murid yang berlalu lalang.

“kau tak biasanya pakai cincin.” ucap lizzy.

Eyoung sedikit terkejut dengan ucapan temannya itu. “é.. Ini diberi orang jadi aku rasa aku harus memakainya..” eyoung tampak mencari alasan supaya temannya itu tidak curiga.

“jinjja? Siapa yang memberikannya? Jangan-jangan kau sudah punya pacar ya..” goda lizzy.

Muka eyoung sedikit kemerahan. “a-aniya.. Aku tidak punya pacar..”

Lizzy tertawa. “akui saja jika itu dari pacarmu..”

“tidak. dia bukan pacarku.” bantak eyoung.

“jadi yang memberikannya namja?”

“ya! Lizzy-ah! Sudah jangan tanya tentang itu.”

Lizzy tertawa puas karena berhasil menggoda temannya itu. Lizzy menghentikan tawanya saat melihat sesosok namja keluar dari kelas dan berjalan kearahnya.

Jantung lizzy berdebar melihat namja itu semakin mendekat. Wajah namja itu tampak datar.

Tak lama dua sosok namja juga keluar dari kelas. Kedua namja itu tampak sedang bercengkrama. Dan menggikuti namja yang telah berjalan duluan.

Lizzy memberanikan diri untuk menatap kedepan tapi namja itu berlalu begitu saja dan berjalan melewatinya. Lizzy sedikit terkejut dengan sikap namja yang barusaja melewatinya. Apakah dia tak melihat lizzy?

Mata eyoung tertuju kenamja yang sedang bercengkrama itu. Namja itu juga melirik eyoung sekilas dan tersenyum yang membuat eyoung sedikit kemerahan. Entah tersenyum karena eyoung atau karena pembicaraan dengan namja di sampingnya itu.

Eyoung menghentikan langkahnya saat menyadari temannya itu terdiam. “ada apa lizzy? Kau tak enak badan?”

“ah tidak. Aku tidak apa-apa..”

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Kenapa? Kenapa dia berubah? Lizzy terus saja memikirkan expresi namja yang ia lihat tadi.

Apakah dia tidak melihat lizzy? Itu tidak mungkin jelas-jelas namja itu berjalan melewatinya. Entah kenapa pikiran lizzy sekarang dipenuhi oleh namja itu.

Lizzy melihat ke guru yang sedang menjelaskan di depan. Walaupun lizzy melihat kearah guru itu tapi pikirannya kembali keluar kemana-mana.

Atau jangan-jangan dia lupa ingatan? Itu juga tidak mungkin.

“kalian kerjakan halaman selanjutnya. Pertemuan selanjutnya kita bahas.” ucap guru itu dan keluar kelas.

Dengan malas lizzy memasukkan buku-bukunya itu kedalam tas.

Tidak, dia bukan berubah. Dan tak pernah berubah. Dia seperti chi hoon biasa. Dia memang memiliki expresi seperti itu.

Baekhyun menghampiri bangku lizzy. “lizzy?”

Iya benar. Chi hoon memang memiliki expresi seperti itu sedari awal.

“lizzy?”

“ah? Ne?” yeoja itu tersadar dari lamunannya dan menghadap namja yang berada di sampingnya.

“tadi saat akan berangkat sekolah chi hoon hyung menitip pesan padamu.”

“pesan?”

“ne. Dia bilang ‘kau bebas’.”

“bebas? Bebas apa?”

Baekhyun menggangkat bahunya. tak tau. “aku tidak tau. Awalnya aku ragu harus menyampaikannya atau tidak. Tapi sepertinya itu penting. Mungkin.” “Kalau begitu aku duluan ne..” namja itu berlalu begitu saja setelah menggatakan pesan itu.

“ne.” ucap lizzy.

Eyoung menghampiri lizzy. “dia bilang apa?”

“tidak apa-apa. Bukan sesuatu yang penting.” lizzy bangkit dari bangkunya.

Eyoung melihat kearah suho yang sedang menggobrol dengan beberapa namja. “suho kau tidak pulang?”

“kau duluan saja. Aku masih ada urusan.” ucap namja itu dan kembali fokus pada teman di depannya itu.

Sepertinya dia sedang asyik berbicara tentang game. Dengar-dengan suho dan beberapa temannya yang lain menemukan game yang seru.

“baiklah aku duluan..” ucap eyoung dan beranjak.

Eyoung memperhatikan yeoja yang berjalan di sampingnya itu. “kau hari ini kenapa?”

Yeoja itu tampak sedikit bingung dengan pertanyaan temannya. “kenapa apanya?”

“kau hari ini sering melamun.”

“benarkah? Mungkin hanya perasaanmu saja..”

Buk

Seorang yeoja menabrak lizzy dan menumpahkan coffe panas yang biasanya di jual di kantin sekolah itu ke seragam lizzy.

Lizzy tampak menahan panas coffe yang tumpah di seragamnya. Terkadang ia menggibaskan pelan seragamnya itu. Supaya terasa dingin dan tak terlalu menyengat kulit.

“ops sorry..” ucap yeoja yang menabrak tadi. Tapi ucapan maaf tadi tak seperti orang yang sedang meminta maaf. Tetapi lebih mirip orang yang senang.

“kau tidak apa-apa lizzy?” eyoung sedikit panik dengan keadaan temannya itu. Bagaimana tidak? Itu coffe yang panas dan pasti sangat tak enak rasanya jika sampai terkena kulit.

“aku tidak apa-apa.. Ini hanya coffe.” ucap lizzy yang masih membersihkan sedikit demi sedikit noda coffe yang berada di seragamnya.

“eonni! Apakah eonni senggaja?!” eyoung tampak kesal dengan yeoja di hadapannya itu.

Yeoja itu menandang remeh lizzy dan eyoung. “temanmu saja bilang tidak apa-apa. Kenapa kau yang marah?”

“coffe ku jadi habis karena kau.” lanjutnya.

Eyoung benar-benar muak sekarang dengan kakak kelas yang satu ini.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Suho tertawa terbahak-bahak mendengar cerita temannya yang satu itu. Tawa suho meredam ketika seorang temannya yang tiba-tiba masuk kedalam kelas.

Namja itu tampak telah berlari tergesa-gesa. “suho..” ucapnya sambil menggatur nafas. “lizzy. Dia ……”

Tanpa pikir panjang suho berlari begitu saja setelah mengetahui apa yang sedang terjadi pada lizzy.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

“eonni. Kau kelewatan.” ucap eyoung.

Yeoja itu tersenyum sinis. “temanmu itu yang kelewatan.” yeoja itu melambai kearah belakang lizzy dan eyoung. “chi hoon..” senyumnya berubah sekarang.

Lizzy sedikit terkejut mendengar nama itu. Ia sontak melihat kearah belakan memastikan apakah itu benar-benar chi hoon.

Chi hoon merasa terpanggil dan menghampiri yeoja yang melambai tadi. “ada apa?”

Namja itu tak menatap lizzy. “chi hoon. Dia kan orang yang selama ini memaksamu. Dia begitu menjijikkan.”

Lizzy menjadi marah sekarang. “hai! Eonni kau lebih menjijikkan dariku!”

“memaksa apa?” ucap chi hoon santai.

“memaksamu untuk berciuman dengannya dan selalu menggodamu.”

Namja itu sedikit tertawa. “aku tak pernah memaksa siapapun untuk menciumku.”

Lizzy menatap namja itu dengan sedikit tak suka. Apakah dia sedang bercanda? Bukankah ini semua karena namja itu?.

“kau jangan menggasihinya seperti itu. Jelas-jelas dia memaksamu waktu di atap.”

“kau melihatnya? Waktu itu aku terpeleset dan tak senggaja menarik tanggannya.

“apa?” yeoja itu tampak tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bagaimana bisa? Jelas-jelas yeoja itu melihatnya secara langsung.

Chi hoon melihat kearah lizzy. “jika penyebab ini semua karena kejadian diatap sebaiknya kalian menggangapnya angin lalu.” namja itu melihat kearah belakang lizzy sekarang. “kurasa aku harus pergi..” ucapnya dan pergi begitu saja.”

Suho berlari mendekati sosok yang sudah ia kenali dari kejaukan. “kau tidak apa-apa?”

Lizzy hanya mengganguk. Matanya masih tertuju pada sosok yang barusaja pergi. Jadi bukan namja itu yang memulai keributan ini. Dan apakah dia barusaja menyelamatkan lizzy?

Suho menatap lizzy. Mata yeoja itu tak tertuju kearahnya. Namja itu melihat kearah yang ditatap oleh yeoja di depannya ini. ‘Bukankah itu dia?’ Gumam suho dalam hati.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Lizzy membuka pintu rumahnya dengan malas. Hidupnya semakin susah sekarang.

‘kau bebas’

Lizzy kembali mengingat pesan namja itu. “bebas? Apakah yang ia maksud bebas dari janji?” yeoja itu menyiapkan beberapa baju berskap untuk membersihkan badannya yang penuh bau coffe.

Setelah membersihkan badannya lizzy melanjutkan aktifitasnya menggerjakan tugas yang diberikan hari ini.

Chi hoon. Namja itu kembali seperti dirinya.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Setelah kejadian penumpahan coffe. Lizzy mulai merasakan murid-murid berhenti membicarakannya. Tapi namja itu tetap saja masih sangat dingin dan menyebalikan.

Lizzy menggeluarkan ponselnya.

“sunbae, bisa bicara sebentar?”

Yeoja itu menekan tombol kirim pada layar ponselnya. Tak berapa lama ponsal yeoja itu berbunyi. Ia membuka pesan yang memang ia tunggu itu.

“bicara saja.”

“aku ingin bicara empat mata denganmu sunbae”

“apakah itu sesuatu yang penting?”

Lizzy tampak sedikit berpikir ketika akan membalas pesan itu. “aku rasa itu penting.”

“pulang sekolah aku ada di kolam renang. Jika kau mau menemuiku datang saja.”

“baiklah.”

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

*lizzy pov*

“eyoung aku masih ada urusan. Kau duluan saja.”

“urusan apa?” tanya eyoung bingung.

Seorang yeoja masuk dari balik pintu. “lizzy, kau di suruh menemui guru shin di kantor.”

“ada apa?” tanyaku.

“aku tidak tau. Tapi kau disuruh cepat menemuinya.” ucap yeoja tadi dan pergi.

“sudah sana pergi.”

Tapi. Aku sedang ada janji dengan seseorang. “kalau begitu aku pergi dulu ne.” kenapa harus di saat seperti ini.

“ne.”

♡~♡~ What’s wrong wrong with a kiss ~♡~♡

Aku menemui guru shin yang sedang duduk di meja kantornya.

“guru mencariku?”

“kau sudah datang.” guru shin menutup buku yang ia baca. “duduklah.”

Aku duduk di bangku sebelah guru itu.

“lizzy. Kau tidak sedang sibukkan?”

“aku rasa tidak terlalu. Kenapa?”

Guru shin menggeluarkan beberapa tumpuk kertas. “kau bantu aku koreksi ini. Kurasa jawabanmu dan jawabanku tak jauh berbeda.”

“t-tapi.”

“kau satu-satunya murid yang bisa aku andalkan.”

“b-baiklah.”

“kau boleh menggoreksinya sekarang. Atau kau bawa pulang. Tapi jangan sampai hilang karena itu penting.”

“ne.” ku lihat lembar demi lemar kertas itu. Mungkin ini tak terlalu lama. Dan ini tak terlalu banyak.

~

“lizzy. Jika belum selesai pulan dulu saja.” ucap guru shin yang sudah hampir beranjak.

“ne. Ini kurang sedikit jadi aku selesaikan saja. Guru pulang saja dulu.”

“baiklah kalau begitu. Terimakasih sudah mau membantu.”

10 menit kemudian aku menyelesaikan kertas yang terakhir. Aku melihat jam yang tergantung di dinding kantor.

“sunbae.” aku segera bergegas dan berlari menuju kolam renang dalam ruangan.

♡~♡~ What’s wrong with a kiss ~♡~♡

Aku melihat dari kaca jendela. Tak ada orang di dalam sana.

Tiba-tiba seseorang muncul dari dalam kolam renang itu. Ternyata dia benar-benar ada.

Tak ingin membuang waktu lagi. Aku segera masuk kedalam.

Tampak hanya chi hoon yang sedang berenang di kolam itu. Aku duduk menantinya keluar dari kolam tapi cukup lama aku menunggu. Namja itu masih betah berenang bolak-balik antar ujung kolam.

“sunbae. Aku ingin bicara.”

Namja itu tak memperhatikan. Atau malah tak mendengarku. Kuputuskan untuk menunggu di salah satu sisi kolam.

“sunbae. Keluarlah. Aku ingin bicara.”

Namja itu tepat berhenti di depanku dan membuka kacamata renangnya. Berapa lama dia berenang? Nafasnya terdengar sangat lelah.

“ada apa? Bicara saja.”

“keluarlah dari kolam.”

“jika kau tak mau bicara ya sudah.” chi hoon kembali memakai kaca renangnya itu dan kembali berenang.

Kuputuskan untuk menunggunya di bangku tempat chi hoon menaruh tasnya.

Aku hanya melihat namja itu. Ia tampak sangat pandai berenang. “sunbae! Kau tidak lelah apa?!”

Namja itu muncul kepermukaan air. Dan keluar dari kolam. Ia menggambil handuk di dalam tasnya dan sedikit menggeringkan tubuhnya. “kenapa?” tanyanya datar.

Aku tak berani menatap namja itu. Itu karena dia hanya  menggunakan celana renang. Walaupun celana yang ia gunakan selutut tapi aku bisa melihat bentuk tubuhnya dengan jelas. “a-aku mau bertanya sesuatu.”

Namja itu duduk di sampingku. Entah kenapa aku merasa sedikit gerogi. “tanya apa?”

“apa maksudmu dengan bebas?”

Namja itu tak menjawab. Dan kembali bergiri. “jika kau kemari hanya bertanya itu. Kau tak usah kemari.”

“tapi aku ingin memastikan sesuatu.”

Namja itu sekarang menatapku. “memastikan apa?”

“apakah yang kau maksud bebas adalah bebas dari janji yang dulu kau buat sepihak itu?”

“hemm..” ucap namja itu.

“kenapa kau tiba-tiba membebaskanku?”

“apakah itu penting?”

“iya. Itu penting. Karena aku melihat sunbae sedikit berubah.”

“menurutmu aku berubah? Aku tak pernah berubah.”

Apakah hanya didalam perasaanku yang melihat chi hoon berubah?

“kenapa sunbae besikap dingin padaku?”

“memang kapan aku bersikap hangat padamu?”

“memang tak sering tapi sunbae pernah bersikap hangat. Dan itu membuatku sedikit nyaman.”

Aku tak tau apa yang harus aku katakan saat itu.

Namja itu tersenyum sinis. “kau hanyalah seorang yeoja biasa bagiku. Tak lebih.”

Ku beranikan untuk menatap namja itu. “apa maksud sunbae?”

“sedari awal aku tak pernah menggangapmu spesial atau apapun itu. Aku hanya ingin membuatmu suka padaku. Karena aku tau kau membenciku.”

Aku menatap namja itu tak percaya. Sekejam itukah dia?

Namja itu kembali memakai kacamata renangnya dan berjalan menuju kolam.

Aku langsung berdiri sebelum namja itu menjauh. “tapi aku benar-benar menyukaimu!”

Namja itu menghentikan langkahnya dan membuka kembali kacamata renangnya itu. “kau bilang apa?”

Wajahku memerah. “a-aku tak bilang apa-apa.” bagus. Sekarang aku tak berani menatapnya lagi.

Namja itu mendekat kearahku. Aku memundurkan langkahku tetapi tak bisa karena dibelakangku ada sebuah bangku panjang.

“apakah kau menyukaiku?” tanya namja itu.

Aku tak tau harus berkata apalagi. Kenapa aku menggatakan aku menyukainya?

Namja itu tersenyum. “jika kau benar-benar menyukaiku. Cium aku.”

“aku tak akan menciummu!”

“kenapa? Bukankah kau menyukaiku?”

Aku menatap namja itu. “memang untuk apa berciuman? Berciuman tidak ada gunanya.”

“jika bukan karena aku menciummu. Lalu apa alasanmu menyukaiku?”

“a-aku tidak tau..”

Namja itu sedikit menjauh dariku. “aku sama sekali tak menyukaimu. Pergilah..” chi hoon kembali memakai kacamata renangnya dan masuk kedalam kolam.

“jadi selama ini kau hanya mempermainkanku?!” rasanya seperti ada yang menusuk jantungku. Terasa sangat sakit hingga aku ingin menangis.

“kau! Kau memang menyebalkan!” aku terus berteriak walaupun namja itu tak mendengarkanku. “kenapa kau mempermainkan hati orang seperti itu?!” “kau tak punya perasaan sunbae..” aku menggambil tas milik namja itu dan melemparkannya kedalam kolam.

Airmataku menetes begitu saja. Aku berlari keluar dari area kolam.

Cekrek cekrek

Kenapa dengan pintunya? Ayolah. Aku mencoba membuka pintu itu lagi. Masih tak bisa dibuka.

Aku menggedor-ngedor pintu itu. “buka! Apakah ada orang di sana? Disini masih ada orang!”

Jam berapa ini? Kenapa ruangan sudah di kunci. Kulihat jam tanganku. Aku terkejut melihat jam itu. Tak kusangka ini sudah sangat sore.

“hai yang di luar! Tolong buka!”

“HAI LIZZY! KENAPA KAU MELEMPAR TASKU?!”

Dengan takut aku menghadap ke namja itu. “sunbae..”

“apa?” tanyanya cetus.

“sepertinya kita terkunci..” namja itu berlari kearahku. Mungkin tepantny pintu di dekatku. Dan sedikit mendorongku untuk menjauh.

Namja itu berusaha membuka pintu itu tapi tetap saja percuma.

“ini semua karena sunbae!”

“kenapa kau jadi menyalahkanku?!”

“jika sunbae tidak menyuruhku datang kesini aku tak akan terkunci dini!”

“bukankah kau sendiri yang ingin menemuiku?!” namja itu menjauh dari pintu dan menggeringkan badannya dengan handuk. Hanya tersisa handuk itu yang masih kering.

Mungkin baju namja itu berada di dalam tas yang aku lempar itu.

Dengan ragu dan tak ada pilihan aku duduk di sebelah namja itu. Namja itu tampak sedikit kesal. Apakah aku kelewatan?

“maafkan aku..” ucapku pelan.

“tak ada gunanya minta maaf. Maaf tak bisa menggembalikan semuanya seperti semula.”

“setidaknya bisa membuat hati tenang.” jawabku dengan bete.

“kemarikan ponselmu.” ucapnya dan menadahkan tangannya di hadapanku.

“untuk apa?”

“untuk menghubungi seseorang. Kau mau terkunci disini semalaman?”

“kenapa kau tidak pakai ponselmu sendiri?”

“ponseluk kau masukkan kedalam kolam.”

Aku menggambil ponselku dan memberikannya pada chi hoon. Namja itu menekan angka-angka yang ada di layar ponsel itu. Lalu menempelkannya di telinga.

‘maaf sisa pulsa anda tidak menc-‘

Namja itu menggembalikan ponselku. “wae?”

“cobalah sendiri.” ucapnya sebal. Dan lalu pergi menggeluarkan isi tasnya. Lebih tepatnya menjemur beberapa buku dan seragamnya.

Aku menekan nomer milik eyoung.

‘maaf sisa pul-‘

Ini sangat memalukan. Kenapa pulsaku bisa habis disaat seperti ini.

Chi hoon kembali duduk di sampingku. Dia tampak menutupi badannya dengan handuk itu. Sepertinya namja itu mulai kedinginan.

Kruyuk

Aku melirik namja di sampingku itu. Suara apa itu? “kau lapar?”

Namja itu tak menjawabku. Aku membuka tasku dan menggambil sebuah roti. “makanlah. Tadi aku membelinya tapi belum sempat memakannya.”

“aku tak membutuhkannya.”

“kau memang tak membutuhkannya tapi perutmu membutuhkannya.” aku menaruh roti itu di pangkuan chi hoon.

Dengan ragu chi hoon menggambil roti itu dan membukanya. Aku sedikit tersenyum melihatnya.

“ahh aku belum izin libur. Sunbae, apakah ponselum benar-benar tak bisa digunakan?”

“jika bisa. Aku tak akan meminjammu.” ucap namja itu sambil menggunyah roti yang aku berikan tadi.

“aku bisa kena marah..” keluhku.

“izin apa?”

“izin libur bekerja untuk malam ini. Setidaknya jika aku terkunci disini aku harus menghubungi supaya aku digantikan.”

‘libur malam ini? Apakah kau psk?’ pikir chi hoon. “memang kau bekerja apa?”

“aku bekerja paruh waktu menjadi kasir di sebuah mini market.”

“ohh. Aku kira kau psk.”

“aish.. kau kira aku ini apa?! Aku tak mungkin bekerja sebagai psk!”

“aku tau. Kau juga tak bakat menjadi psk.”

Apakah itu semacam penghinaan? “sunbae. Apakah kau punya pacar?”

Chi hoon tersedak seketika setelah mendengar ucapanku barusan.

Sepertinya ada roti yang menyangkut di tenggorokannya. “k-kau tidak apa-apa?”

Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Akuputuskan untuk menepuk punggung namja itu. Setidaknya dapat membuat roti itu masuk ataupun keluar dari tenggorokannya.

Mata namja itu berkaca-kaca. Setelah berhasil menelan roti yang membuatnya tersedak itu. “kau tak iklas memberikannya ya?”

“aku iklas memberikannya. Sunbae saja yang memakannya terlalu tergesa-gesa.”

Namja itu terdiam. Aku hanya melihat kearahnya apakah dia akan menjawab pertanyaanku tadi?

“kenapa kau melihatku seperti itu?”

“menunggu jawabanmu..”

“tch! Memang apa urusannya aku punya pacar atau tidak.”

“akukan hanya bertanya. Kenapa kau dingin sekali.”

“memang kenapa kau bertanya seperti itu? Kau ingin menjadi pacarku?”

Bersambung…

Nb :

Mian part ini agak pendekan. Seminggu kemarin banyak kesibukan. Minggu ini juga.. Tapi tetep diusahain secepatnya ko.. Komennya jangan lupa ne .-.

About fanfictionside

just me

24 thoughts on “FF/ WHAT’S WRONG WITH A KISS?/ pt. 7

  1. Kalo aku jdi lizzy pasti sdah marah waktu dibilang jdi psk, tpi gak tau kenapa itu malah jdi lucu waktu chi hoon ngomong gitu ke lizzy xD

  2. Ehh ehh ehh eyoung tunangan ama hyunseok! Caelaah~ >v<
    thor, ini udah lumayan panjang sih chapter yg ini. Tapi kalo mau dipanjangin lagi juga gapapa, ikhlas kok *apaini* /toyor pala/

  3. yaampun
    chi hoon ga bsa berfikir positiv dlu apa ya, org lizzy jadi kasir mini market dia pikir mlah jadi PSK ckckck -_- udh gtu berantem mulu u,u

    tpi makin suka karna seru dgn tingkah mereka yg kya tom and jerry 😀

  4. aku bingung hrus gimana sama si eyoung -_- jadi seneng or prihatin(?) XD :3 #gaje

    kira² si lizzy jwb apa tuh!?
    next ^^

  5. chi hoon kenapa begitu >_<… bukannya di chapter sebelumnya ibunya lizzy meninggal? terus apa yang dilakuin chihoon pas ibunya lizzy meninggal?.
    aku bingung sama couple eyoung-hyungseok @,@

    • Kalau gak salah Waktu itukan chi hoon sakit dirumahsakit beberapa hari. Terus lizzy datang kerumahsakit liat keadaan chi hoon. Eh beberapa hari kemudian chi hoonnya malah berubah.

  6. Jun suka ceritanya!!

    Jadi… Eyoung sama Hyungseok tunangan?! Wew~
    Ditunggu kelanjutan ceritanya author nim!

  7. eh gilakkk ini kok ff chap yang ini so sweet bgt si apalagi ending chap ini huahahahahaha serius deh thor lucu bgt liat kelakuan Chi Hoon sm Lizzy wkwk daebak bgt deh pokoknya. gak sabar untuk kelanjutan ceritanya!

Leave a reply to mine Cancel reply