FF NC/ WANNA GO OUT WITH ME TONIGHT?


Title: WANNA GO OUT WITH ME TONIGHT?
Author: AlvianyHwang
Cast:
+ Oh Gwang Suk (BIGSTAR’s feeldog)
+ Jung Hwe Ji
Length: oneshoot
Genre: NC, romance, comedy

PicsArt_1377698085725

Nb:
Ada yang tau bb BIGSTAR? aku pikir pasti yg tau cuman beberapa karena bb ini termaksud rookie (gak rookie2 bgt sih) (?)
Cast namja di ff ini aku pilih oh gwangsuk ato lebih dikenal dengan nama FEELDOG. Dia itu rapper sekaligus leader dari bigstar. Story ff ini juga terinspirasi dari lagu baru mereka yg judulnya run & run. Bisa di cek lagu ato mv-nya kalo pengen bayangin muka si gwangsuk ini 😛
Oiya untuk rated NC aku gak tau mau kasih umuran berapa. Abis udah lama gak nulis ff NC yadong, biasanya lebih ke NC thriller gara-gara ff special boys -__-
Jadi bisa dinilai sendiri and happy reading! :*

**

Chika chika boom boom chika chika
boom chika chika boom boom
Let’s run on a good night like this
Chika chika boom boom chika chika
boom chika chika boom boom
Let’s just completely go, let’s run
I’m not getting a single call from my parents (oh my god)

Yes tonight, everybody out your
hands up
On this exciting night, my heart
pumps it up
Now all together keep going going
run & run

I’ll call you again after midnight,
don’t go to bed and come out later
I’ll go over right now, get ready
Are you ready to party?
Bbiri bbiri I feel good, my legs get
numb and lose strength
I keep laughing, let go of all your
worries
(run & run by. BIGSTAR)

*

Musim panas. Youngshim high school

Sesosok namja berambut sedikit ikal pendek, dengan potongan kaus V-neck hitam dilapisi jaket denim dan blue jeans panjang tampak berdiri bersandar di tembok gerbang Youngshim.
Wajahnya yang terbilang tampan tetap tak bisa ia sembunyikan meski kini ia tampak memasang wajah kesalnya. Ia terus melirik jam tangan dan mengutak-atik ponsel layar sentuhnya.
Murid-murid wanita Youngshim yang melewati tempatnya berdiri saling berbisik membicarakan kekerenan sosok namja itu.

“bocah itu. Apa dia di hukum lagi?” gumam kesal Gwangsuk -nama namja itu- sambil sesekali menendang batu kerikil di jalanan beraspal itu.
“untuk apa memintaku menjemputnya?? Toh dia bukan anak kecil lagi.” Gwangsuk menendang kerikil paling besar hingga menggelinding ke selokan di depannya. Hal ini cukup menghiburnya.
Ia mendecak. Waktu sudah berlalu setengah jam dari jadwal pulang adik perempuannya.

Tuk

Tiba-tiba dari arah belakang seperti ada yang mencolek bahu-nya. Gwangsuk menoleh.
Saat ia mendapati sosok yeoja berambut panjang dan memakai baju seragam musim panas wanita Youngshim, ia dengan cepat menjitak kasar kepala sosok yeoja itu dengan kalap.
“kau paling suka membuatku menunggu ya???” omel Gwangsuk kencang.
Sosok yeoja itu menundukan kepalanya dan meringis seraya mengelus-elus kepalanya yang pasti terasa sakit.
Gwangsuk memicingkan matanya. Sosok yeoja di depannya ini tidak seperti Oh Min Hee, adiknya.
Rambut Minhee memang panjang tapi bewarna deep brown.
Sedangkan rambut yeoja ini bewarna hitam dan tampak indah.
Tubuh Minhee tidak setinggi perempuan ini. Rasanya keseluruhan body perempuan ini seperti model di catwalk. Seksi. Sangat pas dengan rok pendek musim panasnya.
Baru Gwangsuk sadari dia telah salah orang. Dia memukul orang yang salah!
“ah gwaenchana? Aku kira kau adik perempuanku. Gwaenchana?” Gwangsuk menatap yeoja itu khawatir.
Yeoja itu perlahan mengangkat kepalanya.
Tepat.
Jantung Gwangsuk seperti berhenti berdetak saat melihat wajah cantik dan penuh aegyo yeoja itu. Padahal yeoja itu tidak sedang melakukan aegyo, tapi ia merasa yeoja di hadapannya ini memang sangat pas melakukan aegyo atau gwiyomi.

“Hweji.ah! Kau sudah bilang ke oppa ku?”
Tiba-tiba sosok Minhee datang tanpa dosa dan berdiri di samping Hweji -nama yeoja itu-
“annyeong oppa.” sapa Minhee dengan muka malas.
“ah. aku pergi dulu ya, Minhee.” ucap Hweji tiba-tiba.
“eh?” Minhee menatap bingung Hweji, tapi sebelum dia bertanya lebih banyak lagi dengan cepat Hweji berlari pergi meninggalkan Minhee dan Gwangsuk. Gwangsuk masih saja terpaku atas kebodohannya tadi.

*

“oppa.”
Minhee menatap ke arah Gwangsuk yang masih konsentrasi menyetir mobilnya. tak ada jawaban dari Gwangsuk.
“YA OPPA!!!”
“MWOYAAAA??!!” suara menggelegar Gwangsuk membungkam rengekan Minhee. minhee menatap ke arah jejalanan karena takut. oppa-nya itu jika sudah marah pasti akan sangat menyeramkan. jadi lebih baik ia diam saja dan membiarkan oppa-nya itu mendiamkannya. ya memang itu cara marahnya.

“tadi itu temanmu?”
Minhee menoleh ke arah Gwangsuk. apa ia salah dengar? biasanya Gwangsuk kalau marah bisa mendiamkannya sampai besok. tapi sekarang dia sedang bertanya?
Gwangsuk menatap ke arah Minhee dengan ekor matanya.
“apa kau tuli?”
Minhee tersadar. dia memicingkan matanya.
“apa yang kau maksud itu Hweji? temanku tadi?”
“ehm.” jawab Gwangsuk seadanya.
“ne. dia teman sekelasku. karena tadi aku sedang dihukum dan harus tinggal di kelas dulu. aku memintanya menemuimu dan bilang untuk menungguku sebentar lagi.”
Gwangsuk terhenyak mendengar penjelasan Minhee.
“ah iya. aku baru sadar!”
Gwangsuk kembali melirik ke arah Minhee dengan malas.
“padahal tadi aku berniat mengajak Hweji menginap di rumah. pantas tadi aku merasa sikap pergi begitu sajanya tampak aneh.” Minhee mengembungkan pipi-nya dan meraih ponselnya. sepertinya untuk menghubungi Hweji.
Gwangsuk menatap lurus ke depan. pikirannya melayang memikirkan wajah Hweji tadi.
yeoja itu sangat cantik. mata berbinarnya. bibir mungilnya. rona merah muda alami di pipi-nya. sulit untuk di lupakan.

Minhee melirik tajam ke arah Gwangsuk yang memang tampak seperti memikirkan sesuatu.
“ya oppa. aku masih ingat dengan benar saat mau mengenalkan teman sekelasku yang bernama Yonggi kepadamu. kau bilang tidak tertarik dengan anak kecil. ingat sekarang aku masih 2 SMA. dan kau mahasiswa semester akhir.” ucap Minhee sinis. Gwangsuk balik menatap Minhee dengan sinis.
“lalu? apa maksudmu berbicara seperti itu?” 
Minhee mendengus. seperti menertawakan oppa-nya. memangnya dia tidak tahu bagaimana perasaannya pada Hweji.
setelah di pikir-pikir. Gwangsuk memang tidak akan semarah ini jika dirinya hanya telat keluar gedung sekolah.
Minhee melirik Gwangsuk lagi dan menatap namja itu curiga.

*

GWANGSUK POV

tegukan air ber-alkohol lumayan bisa menghilangkan dahaga di tenggorokanku. suara dentuman keras musik seperti kebal di telingaku. aku memang sudah biasa berkunjung ke tempat seperti ini. lebih tepatnya klub malam yang paling digemari anak muda di Gangnam. begitu katanya.

“Gwangsuk oppa~”
tangan nakal yeoja pelengkap bumbu klub malam ini menggerayangi tubuhku. yeoja nakal ini tiba-tiba saja datang dan langsung duduk di pangkuanku.
“ayo main…” suara manja yeoja nakal itu terdengar membisik di telingaku.
main?
bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kali ‘main’ dan mencicipi tubuh yeoja di klub malam ini.
“ya. pergi.”
dari belakang tubuh yeoja penggoda ini 2 sosok namja berdiri dan menepuk bokong yeoja itu.
Baram dan Raehwan.
yeoja itu berdiri dan memeluk leher Raehwan dengan ekspresi nakal.
“jadi kau mau main dengan ku?”
“aniya. kau pergi saja.” jawab Raehwan dingin dan memasang ekspresi dinginnya.
“go go.” Baram mengibas tangannya seperti mengusir yeoja yang memang sangat menggagu ku itu.
yeoja itu mendengus dan berlalu dengan muka kesal.
Baram dan Raehwan duduk di sofa seraya menertawai yeoja bodoh itu.
“kau lihat ekspresinya? entah kenapa aku lebih suka menolak perempuan yang sedang ingin melakukan ‘itu’ ketimbang memaksanya.” ujar Raehwan tak bisa mengontrol tawa-nya.
“kau bisa lihat yeoja itu menuju toilet? pasti dia sedang melaksanakan orgasme-nya.” Baram menunjuk sosok yeoja nakal itu tadi yang tengah berjalan menuju toilet perempuan. Raehwan tertawa seraya menepuk-nepuk tangannya.

aku tidak begitu tertarik dengan pembicaraan mereka. omong kosong. padahal aku yakin terakhir kali mereka menjamah tubuh wanita ya kemarin. atau mungkin 2 jam yang lalu. entahlah. yang pasti mereka lebih liar dari ku.

“ya. Gwangsuk. apa kau tidak mau mencoba bercinta dengan wanita lagi?” sekarang tatapan Baram mengarah ke arah ku. aku menatap malas dan menimang-nimang sloki bir-ku.
“ah iya. gosipnya juga beredar sekarang. kau itu incaran setiap wanita untuk bercinta. siapa yang tidak tahu kehebatan mu di bidang itu? tapi. keabsenan-mu. itu hentakan keras untuk seluruh wanita nakal di klub malam ini.” Raehwan mendecak. menatapku menyedihkan.
aku mendengus.
“beredar juga gosip kalau kau itu sudah berubah haluan. ya seperti menyukai sesama jenis.”
aku menatap tajam ke arah dua namja bodoh di hadapan ku itu.
mereka sedikit menggeser duduk mereka karena takut.
dengan emosi aku menendang lutut Baram yang jangkauannya lebih dekat dengan kakiku. Baram meringis.
“sekali lagi berbicara seperti itu. akan ku hajar kalian.”
Baram memutuskan pindah duduk di ujung sofa agar tidak terkena amukan ku lagi.
itu konyol. suka sesama jenis? andai itu terjadi pada ku. lebih baik aku mengakhiri hidupku.

aku melirik ke arah Baram dan Raehwan yang saling menatap dan mengomentari setiap gadis seksi yang lewat di hadapan mereka.

apa setidaknya mereka pernah jatuh cinta?

*

sudah lewat jam 2 pagi.
aku memang memutuskan lebih dulu pulang dari klub malam. rasanya ingin cepat-cepat pulang kerumah. aku mempercepat stir-an mobilku.
ah sial. lampu merah masih tetap ada meski di jam pagi buta seperti ini.
aku melepaskan genggaman-ku dari stir-an mobil. menunggu lampu merah yang berganti hijau.
mataku yang sejak tadi menatap sekitar jalanan Seoul yang sepi tiba-tiba terhenti ke arah sosok yeoja yang tengah keluar dari FAMILYmart.
yeoja itu. Hweji…
dia tampak berjalan sendiri dengan balutan jaket merah dan celana pendek. rambut panjang indahnya tampak di kuncir, membuat wajah cantiknya tereskpos dengan sukses.

tanpa berpikir lagi aku membelokan mobil ku ke arah yang berlawanan. menghampiri Hweji yang dengan santainya berjalan di jalanan dengan kantung plastik belanjaan di tangannya.
aku menghentikan mobilku di pinggir jalan dan turun dari mobil.
dengan cepat aku berlari ke arahnya.
GRAB.

kebodohan apa? tanpa sadar aku menggegam tangannya hingga membuat langkahnya terhenti.
dia menatapku dengan mata indahnya.
seperti berpikir dan mencoba mengingat sosok ku.

“apa aku mengenal mu?” nada suara Hweji tampak ketakutan. dia mencoba melepaskan tangannya dari genggamanku.
aku tidak tahu harus berkata apa. tenggorokanku terasa tercekat. jantungku berdegup keras melebihi batas normal. bahkan untuk meneguk ludah ku sendiri terasa sulit.
“ma-maaf. aku tidak mengenalmu. biarkan aku pergi. aku mohon.” airmata seperti mengembang dari mata Hweji. dia sangat ketakutan sekarang.

*

HWEJI POV

“aku mohon. lepaskan aku.”
cengkraman namja di hadapanku ini sangat kencang. bahkan sulit untuk melepasnya. namja ini juga tidak mengatakan sepatah katapun selain menatapku dengan tajam.
namja ini sangat aneh. padahal wajahnya tampan. apa dia sedang putus asa dan menjadi tidak waras?
ah tidak. itu beribu kali lebih menyeramkan.
aku masih berusaha melepaskan cengkraman tangannya. melihat ke sekitarku. berharap seseorang bisa menolongku.
“n-na~ naega~ naneun….”
namja itu akhirnya berucap. suaranya terdengar serak.
dari tubuhnya juga tercium bau alkohol.
apa dia mabuk?
“lepaskan aku. atau aku akan berteriak? dengar ini ancamanku. lepaskan aku.”
namja itu sedikit mengendurkan cengkramannya. dengan segera aku melepaskan tanganku.
dengan langkah cepat juga aku berlari dari hadapan namja aneh itu. berharap dia tidak mengikutiku dari belakang.
sepertinya ini hari sialku.

*

“apa?? kau bertemu namja mesum semalam???” mata Minhee melebar ketika mendengar ceritaku soal semalam. aku mengagguk lemas.
“apa yang dia lakukan padamu? apa dia menciummu atau menggerayangi tubuhmu??” borong Minhee dengan aksen bicaranya yang cepat.
dengan segera aku menggelengkan kepalaku membuat ekspresi Minhee jadi bingung.
“dia tidak melakukan apapun padaku sih. dia hanya memegang tanganku dengan kencang. dan menatapku dengan tajam. lalu dia seperti ingin mengatakan sesuatu. saat aku membentaknya sekali lagi, dia malah mengendurkan cengkramannya dan membiarkan aku pergi.”
Minhee menatapku sambil menganga.
“ya. Jung Hweji. apa itu menurutmu pria mesum? dimana-mana pria mesum itu ya pria yang memaksamu melakukan hal yang sensual. kalau yang seperti dilakukan pria itu sih bukan mesum namanya!!” sergah Minhee kembali memposisikan duduknya dengan bersender santai.
aku meraih pergelangan tanganku. cengkraman namja itu masih terasa hingga ke kulitku. tangannya memang dingin, tapi ketika dia menyentuhku seperti semalam entah mengapa terasa hangat. apa aku bodoh?

“lalu bagaimana penampilan namja itu semalam?” Minhee kembali mencondongkan badannya ke arahku dengan ekspresi penasarannya.
aku ikut menatap Minhee. mata besar Minhee, entah mengapa terlihat sama dengan namja itu.
aku menghela nafasku.
“dia…. tampan. sebenarnya dari awal dia menatapku aku sudah yakin kalau dia bukan namja yang jahat atau mau berbuat mesum denganku. seperti ada yang ingin dia katakan. tapi sepertinya dia juga sulit untuk mengatakannya.” aku menatap ke arah langit dari jendela kelas. seakan membayangkan wajah namja itu semalam.
“apa style-nya keren?” tanya Minhee lagi seolah tertarik dengan namja itu.
“uhmmm. style-nya keren. dia seperti namja modis seoul yang baru pulang dari klub malam. dan mungkin mabuk. dia saja mengendarai mobil.”
mata Minhee melebar.
“hanya ada dua kemungkinan. kemungkinan pertama namja itu sedang mabuk dan salah mengira kau orang yang dia kenal, kemungkinan kedua dia adalah orang yang diam-diam menyukaimu. dia ingin menyatakan cintanya padamu tapi dia malu.” duga Minhee dengan raut menebak-nebaknya.
“apa itu benar?” aku menatap Minhee dengan ragu. yeoja ini sebenarnya sama seperti ku. buta soal hal-hal berbau cinta dan berpacaran.

“ya! Oh Min Hee!!!”
suara menggelegar terdengar memekikan telingaku dan Minhee.
Min Ha Young, teman sekelasku dan Minhee yang berukuran tubuh gemuk berlari ke arah Minhee.
“apa namja keren di depan gedung Youngshim dan bermobil itu adalah oppa-mu???” Hayoung melebarkan matanya seakan tidak percaya.
Minhee menatap malas Hayoung.
“aish dia sekarang cepat sekali datangnya.” keluh Minhee.
“jangan suruh aku untuk menyampaikan kau ingin di sekolah dulu kepadanya. cukup dia menjitak kepalaku kemarin. itu sangat sakit, Minhee” keluhku juga. Minhee tertawa terbahak.
“ah! biar aku saja!! apa yang ingin kau sampaikan hah??!” Hayoung menunjuk dirinya sendiri. Minhee kembali menatapnya malas.
“kalau gitu kau bilang kalau aku mau pergi main dengan Hweji. Jadi dia duluan saja.”
“SIAP!!” dengan langkah cepat Hayoung berlari ke luar kelas, sepertinya untuk menemui oppa Minhee itu.

“kenapa namja kasar itu sangat terkenal sih?” gumam Minhee mengerucutkan bibirnya.
“aku setuju. oppa-mu bahkan menjitakku. Padahal aku inikan tidak bersalah. Rasa sakit jitakannya saja masih terasa.”
Aduku seraya mengelus kepalaku sendiri. Memang masih terasa sakit sih.
“dia memang kasar. Dia juga tidak segan mencubit pipiku, menjenggut rambutku, menendang pantatku dengan kasar.”
Aku melebarkan mataku, tidak percaya.
“benarkah?”
Dengan yakin Minhee mengagguk seakan memperkuat keyakinanku. Aku menggigit bibirku sendiri.
Kasian Minhee…

*

AUTHOR POV

“apa kau oppa Minhee?”

Gwangsuk menoleh ke arah suara itu dengan cepat. “NE!” ucapnya juga dengan senyuman gugup di wajahnya.
Senyum Gwangsuk menghilang ketika melihat sosok yeoja gemuk di hadapannya yang menatap dirinya dengan tatapan genit.
“annyeong haseyou oppa. Aku teman Minhee, namaku Min Hayoung.” Hayoung menundukan badannya dengan sok anggun.
“ah ne. Dimana Minhee?”
Dengan tatapan malas sama seperti Minhee, Gwangsuk menatap ke sekitar Youngshim. Berharap sosok Minhee terlihat berjalan dengan Hweji tentunya.
“ah. Kata Minhee sekarang dia tidak bisa pulang bersamamu. Dia mau pergi dengan temannya.” jawab Hayoung dengan suara yang sengaja ia imutkan.
“ah jinja? Mmm.” jawab Gwangsuk juga seadanya.
“ya. Aku juga kebetulan pulang sendiri, oppa~”
“apa dia pergi dengan temannya yang bernama Hweji?” potong Gwangsuk.
“eh? N-ne.” jawab Hayoung dengan bingung.
Gwangsuk melirik arlojinya.
“ah sudah jam segini. Aku harus pergi. Bye.” Gwangsuk memasang senyum dinginnya dan masuk kedalam mobil dan menstarter mobilnya hingga pergi meninggalkan Hayoung yang masih terpaku bingung.

*

“aku mau nonton the Conjuring.”
Minhee menunjuk ke arah poster movie yang tengah di tayangkan hari ini. Hweji yang baru datang dan menenteng popcorn-nya memicingkan matanya menatap poster movie yang ditunjuk Minhee.
“aniyooo. Kau tau sendirikan kalau aku takut dengan movie horor??” rengek Hweji. Minhee memasang tampang manyunnya.
“sesekali refreshing dengan movie horor itu baik, Hweji.” ujar Minhee sambil mendudukan dirinya di sofa gedung tunggu teathre bioskop.
“tidak bagiku.” Hweji mengikuti Minhee duduk di bangku dan menatap temannya satu itu.
“kenapa kau tidak takut dengan movie horor?”
Pertanyaan Hweji membuat Minhee terbahak.
“bagaimana bisa aku takut dengan movie horor kalau oppa-ku saja lebih menakutkan dari itu.” ujar Minhee geli.
“apa oppa-mu seseram itu?”
Minhee mengelus dagunya seperti berpikir.
“untuk orang yang hanya melihat dari penampilannya saja sih, dia terlihat seperti pangeran berhati malaikat. Dia itu tampan, senyumnya manis. Semua pasti tertipu. Tapi… Kalau sudah tahu bagaimana sifat dalamnya. Rasanya lebih memilih untuk tidak mengenalnya sama sekali.”
Ucap Minhee acuh. Seperti malas menceritakan soal oppa-nya itu.
Hweji diam mendengar ucapan Minhee. Sejujurnya dia jadi penasaran dengan oppa Minhee itu.
Saat bertemu dengannya dia tidak terlalu melihat wajah oppa Minhee. Itu karena kesan pertama yang oppa Minhee berikan itu benar-benar tidak mengenakan. Bagaimana bisa namja itu menjitaknya dengan kencang? Itu menyebalkan.

“mau melakukan pajama party??”
Ucapan Minhee memecahkan lamunan Hweji. Hweji menatap Minhee.
“dimana? Seru juga.” balasnya dengan senyum lebar.
“dirumahku!”
Senyum Hweji lenyap ketika mendengar jawaban yakin Minhee.
“waeyoooo? Kau takut dengan oppa-ku?? Tenaaaang. Dirumah ada appa dan amma-ku! Jadi tidak mungkin si bodoh Gwangsuk itu bisa menyakitiku atau kau. Dirumah saja dia tidak berani membentakku.”
“sudaaah kau menginap dirumahku malam ini. Kajja~ movie-nya sudah mau dimulai!”
Hweji hanya terdiam dengan pikiran ragu.

**

Gwangsuk menutup pintu mobilnya dengan sedikit terhuyung. Saat ini dia memang sedang mabuk, tapi dia masih bisa untuk menyembunyikan keadaan mabuknya itu.
Ponselnya berbunyi. Dia melirik ponselnya dan mendapati nomor tidak kenal. Dia mengacuhkan panggilan itu dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku jeansnya.
Paling hanya yeoja nakal yang ingin menggodanya.

Gwangsuk membuka pintu rumahnya.
“Ya. Minhee! Kau bahkan tidak mengunci pintu. Kau bisa saja mengunci pintunya. Akukan punya kunci cadangan!!”
Omel Gwangsuk.
Minhee menoleh dari tatapan di TV dengan muka malas.
“aku sudah baik denganmu jadi kau tidak perlu membuka pintu lagi dengan kuncimu itu. Kutebak, sekarang pasti kau tidak tahu dimana menaruh kuncimu itu.”
Sindir Minhee dengan sinis. Dengan cepat Gwangsuk menjitak keras kepala Minhee membuat gadis itu meringis kesal. Tapi dia juga tidak berani melakukan hal yang sama dengan Gwangsuk lakukan.

Gwangsuk berjalan ke arah pantry dapur rumahnya. Membuka kulkasnya dan meraih air mineral dingin.
Meneguknya untuk menghilangkan efek mabuk alkohol di tubuhnya.

Kriet

Pintu kamar mandi di seberang dapur terbuka.
Gwangsuk menatap sosok yang keluar dari kamar mandi.
Embun air hangat dari kamar mandi itu menyembul menyelimuti tubuh sosok yeoja itu.
Mata Gwangsuk melebar mengetahui siapa yeoja itu. Dia.
Dia Hweji.
Tubuh yeoja itu tampak seksi dengan piyama putih polos sedikit kendur di tubuhnya, pajama pants pendek semakin memperlihatkan kaki jenjang cantiknya. Rambut hitam panjang indahnya tampak basah, semakin membuatnya terlihat seksi.
Apa ini imajinasinya saja? Tapi sosok Hweji terasa nyata. Bahkan Gwangsuk tidak bisa menelan ludahnya sendiri.
Hweji akhirnya menatap ke arah Gwangsuk juga. Matanya melebar, gerakan tangannya terhenti.

Ingatan Hweji mulai bermain. Dia teringat namja yang menahan tangannya kemarin malam.
Wajah itu. Tatapan itu.
Dia namja aneh itu.

“kenapa kalian saling pandang?”
Suara Minhee memecahkan keheningan di antara mereka.
“ah, Hweji. Kenalkan. Ini oppa-ku. Namanya Gwangsuk. Ku harap oppa-ku ini tidak bersikap kasar denganmu.”

**

“Hwejiiiii. Kenapa dari tadi kau terus diam??? Kau mendengar ceritaku kan???”
Lamunan Hweji buyar ketika mendengar rengekan Minhee. Sekarang mereka berdua tengah berada di kamar Minhee.
“ah ne~” Hweji mencoba tersenyum. menyingkirkan semua pikirannya tentang Gwangsuk.
“ah tadi kau sudah lihat oppa-ku kan? rasanya sedikit aneh. aku merasa dia sedikit pendiam. sifatnya pun tidak sedingin ketika bertemu dengan temanku yang lain. dia itu biasanya sangat ketus dengan yeoja.”
“Minhee aku ngantuk…”
Hweji memotong ucapan Minhee membuat yeoja itu terbengong bingung.
tidak biasanya Hweji seperti ini.
“ah jinja? baiklah. ayo kita tidur. aku juga lumayan ngantuk sih.”
Minhee meraih selimutnya.
“mianhae. aku juga tidak tahu kenapa bisa sengantuk ini.”
Minhee tersenyum mendengar ucapan Hweji yang terasa lesu.
“gwaenchanaaaa. kajjaaaaa!!! aku akan mematikan lampunya ya.”
Hweji mengagguk tersenyum.
“jalja~”
Lampu pun mati seiring dengan mata Hweji yang terpejam.

*

Gwangsuk kembali meneguk sloki berisi bir-nya di pantry dapurnya yang tengah gelap. Hanya ada sinar temaram dari lampu di pantry-nya itu.
Dia tidak bisa tidur karena Hweji. Yeoja itu begitu menyita pikirannya saat ini.
Dia sendiri tidak tahu apa yang di rasakannya saat ini.

-Flashback-

“ya. Apa kau sedang menyukai seseorang?” Baram menyikut pelan dirinya. Gwangsuk menatap malas Baram. Tapi dalam hatinya ia sedikit meragukan perasaannya saat ini juga.
“aku tahu bagaimana sikap seseorang yang tengah dilanda cinta.”
“biar aku beri tips. Aku yakin yeoja yang kau taksir itu bukan yeoja nakal kan?”
“jika kau bingung dengan perasaanmu sendiri. Kau bisa memastikannya dengan mengajaknya pergi ke suatu tempat hanya berdua. Maksudku berkencan.”
Gwangsuk mengerutkan keningnya.
Baram mendecak mencoba sabar dengan kebodohan Gwangsuk soal cinta.
“mau pergi denganku malam ini?”
“itulah awal yang harus yang kau katakan.”
“jangan terlihat gugup. Kau akan menghancurkan image-mu sebagai namja cool.”

-flashback end-

Gwangsuk menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.
Sial. Kenapa di saat seperti ini dia jadi teringat ucapan bodoh Baram?

“maaf..”

Gwangsuk menoleh ketika mendengar suara yeoja. Matanya kembali melebar melihat sosok Hweji dan.. Ehm, piyama seksinya itu. Bahkan di kegelapan seperti ini wajah cantik Hweji masih bisa terdeteksi.
Gwangsuk mencoba bersikap cool dan kembali fokus dengan sloki berisi bir-nya lagi.
“wae?” tanya Gwangsuk pura-pura tak acuh.
Hweji berjalan mendekat. “boleh aku duduk di sini?” Hweji menunjuk bangku pantry di samping Gwangsuk.
“ehm.” jawab Gwangsuk dingin. Meski jantungnya saat ini tengah tak karuan.
Hweji duduk di samping Gwangsuk. Paha mulusnya terlihat tepat di depan mata Gwangsuk. Tapi Gwangsuk yakin saat ini Hweji tak ada maksud untuk menggodanya.
Hweji diam. Dia sendiri bingung ingin memulai pembicaraan dari mana.
“apa kau ingin bertanya soal perihal-ku menahan tanganmu kemarin malam?”
Hweji menoleh cepat ke arah Gwangsuk. Dugaan Gwangsuk sangat tepat. Dengan cepat Hweji mengaggukan kepalanya tapi dia masih tak bisa untuk berbicara sepatah katapun. Dia masih sedikit takut dengan Gwangsuk, apalagi mengingat cerita Minhee soal betapa kasar dirinya.
“saat itu aku hanya ingin minta maaf. Aku pernah menjitakmu dengan keras, aku kira kau itu Minhee. Tapi rasanya berat sekali, karena aku tidak pernah minta maaf sebelumnya.” jelas Gwangsuk seraya meneguk birnya dan menuang kembali ke sloki kecilnya.
“ah benarkah? Kalau begitu rasa penasaranku sudah terobati. Maaf jika aku menanyakan hal ini oppa. Aku permisi. Aku hanya ingin menanyakan hal itu kok.” Hweji memasang cengiran manisnya dan beranjak dari duduknya.
Langkah Hweji kembali terhenti ketika Gwangsuk menahan tangannya.
Hweji menoleh ke arah Gwangsuk.
Gwangsuk juga menatap Hweji dengan lekat.

“wanna go out with me tonight?”

*

Suara musik klub malam terdengar menghentak dan memekikan telinga Hweji. Tapi tangan kekar Gwangsuk terus menggandeng Hweji memasuki tempat itu tanpa ragu.
Kini Hweji dalam balutan kemeja longgar putih dan celana hotpants denim yang begitu pas dengan tubuh seksinya. Seperti tak ada alasan untuk Hweji menolak ajakan Gwangsuk pergi ke klub malam. Toh umurnya sudah 18 tahun dan Minhee tengah tidur. Jadi memang tak ada alasannya untuk mencoba.

“pernah menari di dance floor?” bisik Gwangsuk begitu dekat di telinganya. Seperti ada debaran di dada Hweji. Suara Gwangsuk begitu terdengar seksi.
Gwangsuk mulai memimpin Hweji untuk menari mengikutinya. Tubuh mereka melekat dan saling bergesekan dengan sensual.
Keringat mereka saling menyatu, tanpa sadar Gwangsuk menjilat leher Hweji dan mereka benar-benar menjadi tontonan yang begitu menarik untuk Baram dan Raehwan.
“akhirnya keganasan Gwangsuk kembali muncul.” gumam Baram diikuti anggukan Raehwan.
Klub malam yang tak pernah berhenti memanas itu menjadi saksi tumbuhnya perasaan yakin di kedua insan itu.

*

Lumatan ganas gwangsuk di bibir Hweji membuat gadis itu begitu terlena. Bahkan Hweji yang tadinya menolak untuk berciuman di ruang tamu rumah mereka karena takut membangunkan Minhee akhirnya tak bisa menahan desahannya sendiri. Bibir Gwangsuk begitu lincah bermain di bibir Hweji. Lidahnya lihai mengabsen setiap gigi Hweji dan mengaitkan kedua lidah mereka.
“oppa.. Sstopp hhh. Kita bisa membangunkan Minhee.” tahan Hweji.
“ohya?” Gwangsuk mendorong Hweji ke sofa dan menciumi leher jenjang gadis itu.
“aku rasa Minhee tidak akan bangun semudah itu.” Gwangsuk menggigit leher Hweji dengan gemas.
“ba-bahkan kau belum menyatakan cinta. Aku bukan mainanmu.”
“aku mencintaimu. Dan apapun yang kau pikirkan sekarang, kau harus jadi pacarku. Aku mengancammu sekarang.”
Gwangsuk mencubit klirotis Hweji yang entah sejak kapan sudah berada di balik pantie-nya.
Gwangsuk menjilat bibirnya sendiri, menatap Hweji seakan lapar.
Gwangsuk pun mulai mencumbu Hweji.
Membuat malam mereka jadi begitu membara. Desahan seksi mereka terdengar di antara kesunyian malam.

“Hweji.ah~~ eoddi?”
Minhee membuka pintu kamarnya. Matanya yang masih mengantuk mencoba mencari saklar lampu dari kegelapan rumahnya.
Suara desahan tertangkap dari telinganya.
Hingga ia bisa merasakan saklar lampu.

Cklek

Lampu mulai menyala.

Mata Minhee terbuka lebar. Rasa ngantuknya menghilang begitu saja ketika melihat pemandangan di depannya.

Oppa-nya Gwangsuk, yang tengah bercinta dengan temannya sendiri, Hweji. Bahkan sofa-pun sampai bergetar dan melenceng dari posisinya akibat ulah mereka.

“Minhee.ah… hhhh.” ucap Hweji di antara desahannya.
Gwangsuk menatap Minhee dengan tajam. “Kembali kekamar.”

“N-NE!”
Dengan langkah cepat dan gugup Minhee berjalan ke arah kamarnya. Naik ke kasurnya dan menutup dirinya dengan selimut. Berharap melupakan setiap adegan yang dia lihat tadi. Semoga saja.
Ah sial. Desahan mereka begitu jelas terdengar.

“awas kau Hweji. Akan ku sergap dengan ribuan pertanyaan besok!”

The end

Wahahaha mian ya kalo pas bagian NC-nya gak kuceritain secara rinci 😛 bisa dibilang lah ini NC-12 (?) kkk

Apa menurut kalian cerita ini butuh sequel? 😛 kkkk
Oiya bisa di follow twitter pribadi WP ini @fanfictionside dan dapetin info terbaru FFnyaaaa :*

image

Ini jelasnya poto si gwangsuk a.k.a FEELDOG 😉 dia termaksud bias-ku di bigstar hehe

About fanfictionside

just me

42 thoughts on “FF NC/ WANNA GO OUT WITH ME TONIGHT?

  1. aku suka ceritanya ga ngandalin nc nya aja. jujur comedy romancenya bener2 lucu. kebayang gimana ke geb gt,hoaaaa eonni bener2 mempermainkan hatiku nanggung ni,kepalang becek (?) buahahaha
    jujur aku baru tau bb ini. gara2 baca ff ini. thx eonni uda ngenalin aku buat jatuh cinta sm mereka. #kecup basah gwangsuk# eonni bikin sequelnya yah,please!!!
    #bow#

  2. Entah kenapa aku ngrasa ni ff kok radak fluff ya thor, aku suka >.<

    lucu, gaya bahasanya simple..

    aku baru tau kalo ada BB yg namanya Bigstar..

    sequel ya thor

  3. Klo dr ffnya sih lebih mentingin alurnya kali ya.. ncnya cma sebagai bumbu pelengkap tp ttp bagus kok hehe. Keep writing ya thor^^

  4. Thor!!!! (AlvianyHwang) Ane nungguin kelanjutan ff BTS yang ROMANCE HIGH SCHOOL nih!! buruan deh thor kelebet banget pen liat kelanjutan HWANG TAERI dan Yonggi oppa 😥

    Ayolahhh thor, jangan buat penasaran makin dalem nihhh T^T

    Oiyahh pesen lanjutin juga siapa pasangan V oppa? nugu ne? molla, berharap ane aja ahahaXD

    Pleassee palli thor!!!!!!!!

  5. hahaha kocak bener dah ff kamu, alviany (?). lucu aja gitu ngebayangin muka oonya gwangsuk waktu nahan tangannya hweji. dan yg paling lucu itu adalah saat mereka ketauan sama si minhee hahaha. itu konyol bet apalagi si minhee yg ngeri ngeri gimanaaa gitu sama kelakuan mereka haha. keren keren, keep writing yaa^^

  6. hayo ketahuan Minhee….
    yaampun kasihan Minhee kebangun dari tidurnya malah dpet sial ngeliat hal macam tu yg buat rusak suasana untuk bisa tidur lagi 😀

Leave a reply to Valentina Cancel reply